بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid
- Penulis: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
- Pensyarah: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafizahullah
Bab 16: Syafaat
Dalil Ke-1
Firman Allah Ta’ala,
وَأَنذِرْ بِهِ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَن يُحْشَرُوٓا۟ إِلَىٰ رَبِّهِمْ ۙ لَيْسَ لَهُم مِّن دُونِهِۦ وَلِىٌّۭ وَلَا شَفِيعٌۭ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
“Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhan-nya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada “seorang pelindung dan pemberi syafaat pun selain dari Allah, agar mereka bertakwa.” (Al-An’am: 51)
Hubungan antara Bab dan Kitab Tauhid
Bahwasannya, ketika kaum musyrikin membenarkan perbuatan syirik yang mereka lakukan, seperti berdoa kepada malaikat, para nabi, dan para wali, yang mereka katakan, “Kami mengetahui bahwa mereka adalah makhluk, namun mereka memiliki kedudukan di sisi Allah, sehingga kami menginginkan dari mereka agar mereka memberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” Maka, dengan bab ini penulis ingin menegakkan hujjah-hujjah bahwa hal tersebut betul-betul merupakan kesyirikan yang nyata dan dilarang oleh Allah, juga sekaligus penulis ingin menerangkan kebatilan semua sarana yang mengantarkan kepada perbuatan syirik tersebut.
Asya fa’ah: bentuk masdar dari kata syafa’a yang berarti menggabungkan sesuatu kepada yang semisalnya. Kalau engkau mengatakaan, “Syafa’tu asy-syai’a syafa’an.” artinya aku menggabungkannya kepada yang satu itu. Memberi syafa’at padanya artinya membantunya untuk mendapatkan sesuatu yang dia cari (dia tuntut) dari seseorang yang memiliki sesuatu itu.
لَيْسَ لَهُم مِّن دُونِهِۦ وَلِيٌّۭ: ‘tidak ada bagi mereka seorang wali dan pemberi syafa’at’: artinya dalam keadaan tidak memiliki seorang wali pun yang akan menolong mereka, juga tidak memiliki pemberi syafa’at yang akan memberi mereka syafa’at.
Makna Ayat Secara Global
Allah Ta’ala berkata kepada Nabi-Nya ﷺ, “Berilah rasa takut dengan Al-Qur’an kepada orang-orang yang merasa takut kepada Rabb-nya dari kalangan orang-orang yang memiliki hati yang mengerti, yang mengingat bahwa mereka akan berdiri di hadapan Rabb mereka tanpa ditemani seorang kerabat yang akan menolongnya dan perantara yang akan memberinya syafa’at -di sisi Allah- tanpa seizin Allah, agar mereka melakukan persiapan untuk hal itu, sehingga mereka mengerjakan amalan-amalan di dunia ini, yang dengannya Allah akan menyelamatkannya dari adzab-Nya pada hari kiamat”.
Hubungan antara Ayat dan Bab
Dalam ayat ini ada bantahan terhadap kaum musyrikin yang berdoa kepada para nabi dan orang-orang saleh untuk meminta syafa’at dari mereka.
Faedah Ayat
- Bantahan terhadap kaum musyrikin yang bertaqarrub kepada para nabi dan orang-orang shalih dalam rangka meminta syafaat dari mereka.
- Disyariatkannya memberi nasihat dan peringatan tentang hari kiamat.
- Bahwa orang yang beriman adalah orang yang dapat mengambil manfaat dan nasihat.
Catatan Kajian
Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah: Bab 16 Syafa’at
Bab tentang syafaat
Syafaat secara bahasa: dari kata as-syafa yang bermakna menggabungkan atau menyatukan. Atau lawannya dari ganjil, yaitu genap. Dikatakan genap karena yang satu bergabung dengan yang kedua, dan yang kedua ini menggenapkannya.
Syafaat secara istilah adalah perantaraan untuk orang lain dalam mendatangkan manfaat atau menolak bahaya.
Misalnya di vonis 4 tahun oleh hakim, kemudian ada orang yang memberi syafaat, dia berkata kepada hakim bahwa hukuman 4 tahun ini terlalu berat, harusnya dikurangi menjadi satu tahun. Maka dia meminta keringanan hukum. Ini adalah syafaat, tapi ini dikatakan syafaat sayya. Syafaat yang jelek, karena hukum tidak boleh ada syafaat karena terkait dengan hudud, hal yang telah dipastikan.
Berilah syafaat maka kalian akan mendapat pahala. yaitu membantu orang.
Syafaat ada dua jenis:
- Yang dinafikan, syahadat yang dicari atau diminta kepada selain Allah padahal yang tidak mampu melakukannya kecuali Allah.
- Yang ditetapkan, syafaat yang diminta dari Allah untuk ahli tauhid saja.
Dua ketentuan mendapatkan syafaat:
- Allah memberi izin kepada orang yang memberi syafaat
- Allah ridha kepada orang yang disyafaati.
Tiga sudut syafaat
- Pemilik syafaat, yaitu Allah Ta’ala
- Yang dimintai syafaat
- Orang yang meminta syafaat.
Nabi dikatakan pemberi syafaat, maksudnya memohonkan kepada Allah untuk umatnya.
Bentuk-bentuk syafaat:
Syafaat khusus untuk Nabi Muhammad ﷺ, tidak berlaku untuk yang lain. Ada tiga:
- Syafaat Uzma (terbesar), ketika di padang mahsyar dengan penantian yang lama, matahari didekatkan, Allah murka yang tidak pernah sebelumnya, dan tidak akan pernah setelahnya. Manusia dalam keadaan menanti hisab. 1 hari seperti 1000 atau 50000 tahun. Maka manusia mendatangi para Nabi. Hinga mendatangi Nabi ﷺ, yang berdoa kepada Allah untuk dimulai persidangan.
- Syafaat nabi ﷺ mengetuk pintu syurga untuk membuka syurga.
- Syafaat nabi ﷺ bagi pamannya Abu Thalib yang mendapatkan keringan siksa di neraka.
Syafaat bagi ahli sunnah
Yaitu dipertengahan, artinya tidak berlebihan dan juga tidak meremehkan. Terdapat golongan yang berlebihan dan ada yang meremehkan akan syafaat..
Yahudi dan Nasrani mengingkari adanya syafaat, sebagaimana Khawarij dan Mu’tazilah yang mengingkari syafaat untuk pelaku dosa besar.
Kelompok yang berlebihan dalam menetapkannya: orang sufi, khurafat, sampai dia tetapkan syafaat bisa didapatkan dari hal-hal yang tidak disyariatkan. Minta syafaat kepada orang fajir yang dikenal dengan kefasikan. Kadang mereka katakan syafaat diberikan kepada kaum musyrikin. Ada yang mengatakan bahwa Abu Lahab diringankan siksaan karena bergembira dengan Maulid Nabi Muhammad.
Dalil 1: Surat Al-An’am ayat 51, “Berilah peringatan terhadap orang-orang yang takut. Peringatannya adalah mereka akan dikumpulkan kepada Rabb mereka. Tidak ada yang mempunya pelindung dan pemberi syafaat pun.“
Sisi pendalilan: Ayat ini diterangkan tidak ada yang bisa memberi syafaat, karena hanya milik Allah saja. Ini dalil tentang batilnya syafaat dari selain Allah. Batil meminta syafaat dari Nabi dan orang shalih.
Faedah ayat:
- Bantahan terhadap kaum musyrikin yang meminta syafaat kepada nabi dan orang salih
- Syafaat yang dinafikan, yaitu syafaat kepada selain Allah.
- Terdapat pentingnya rasa takut.
- Disyaratkan memberi nasihat tentang hari kiamat.
- Isyarat melakukan amalan yang menjadi sebab mendapatkan syafaat daripada Allah.
Wallahu Ta’ala A’lam
Sumber:
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.