بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga dan sahabatnya.
Kitab Tsalastatul Ushul
- Penulis: Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah Ta’alla
- Penjelasan: Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi Hafizahullah.
- Rekaman video kajian: Tiga Landasan Utama – Tsalatsatul Ushul
Pendahuluan
Ini adalah inti pembahasan mengenai tiga landasan utama.
Penulis membawakan bab ini dengan metode tanya-jawab. Apabila ditanyakan, maka jawabannya begini. Hal ini dikarenakan tiga hal:
- Kitab ini berkaitan dengan pembahasan menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur.
- Terdapat dua metode dalam mempelajari ilmu, yaitu dengan penyampain dan tanya-jawab.
- Terkait dengan hadits Jibril yang datang kepada Nabi dengan beberapa pertanyaan. Jibril bertanya mengenai apa itu Islam, Iman, Ihsan, kapan hari kiamat dan apa tanda-tanda kiamat. Kemudian diakhir tanya-jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

Terjemahan Kitab
Tiga Landasan Agama
Kemudian apabila engkau ditanya, “Apa tiga landasan utama yang wajib manusia ketahui?”
Jawablah, “Seorang hamba mengenal Rabbnya, agamanya, dan (mengenal) Nabinya, Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam”
Pembahasan:
Pertama: Asal pembahasan tiga landasan utama
Dari mana asal dari pembahasan tsalatsatu ushul ini? Jawabannya, apabila ingin beribadah maka ibadah hanya tegak dengan tiga perkara, yaitu:
Pertama, apabila ingin beribadah harus tahu siapa yang dia ibadahi. Ini terkait dengan pembahasan ma’rifatullah, mengenal Allah.
Kedua, setelah tahu siapa yang diibadahi, maka mencari jalan bagaimana cara beribadah itu. Ini terkait dengan Agama Allah.
Ketiga, untuk mengetahui cara beribadah, maka harus mengetahui siapa yang menyampaikan atau mengajarkan tentang ibadah itu. Ini terkait dengan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Ketiga perkara tersebut adalah merupakan pembahasan tsalatsatu ushul.
Kedua: Kewajiban mengenal tiga landasan
Urgensi mengenal tiga landasan utama adalah berkaitan dengan pertanyaan malaikat di alam kubur. Terdapat banyak hadits yang meriwayatkan tentang pertanyaan di alam kubur, yang paling lengkap terdapat di riwayat Imam Ahmad rahimullah ta’la dari Al-Baro bin Ajib Radhiyallu Anhuma berkata:

Diatas kepala ada burung, maksudnya kondisinya sangat tenang karena tidak mungkin burung datang apabila dalam keadaan ramai.
“Dan ditangan beliau Shallallahu Alaihi Wasallam ada kayu yang ditusukan ketanah”. Membawa tongkat adalah kebiasan orang Arab, tidak dikatakan Sunnah. Kecuali ketika khatib naik mimbar, maka sunnah membawa tongkat.

Hal ini menunjukan bolehnya dikuburan memberikan nasihat.
Nabi mengulangi dua atau tiga kali, sabdanya “Mintalah kalian perlidungan kepada Allah dari siksa kubur”, untuk menunjukan penekanan kalimat.
“Sampai yang dikubur ditanya, wahai kamu, siapa Rabbmu?, apa agamamu? dan siapa Nabimu”.
Pertanyaan ini bukan untuk umat Islam saja, melainkan termasuk umat sebelumnya. Akan tetapi pertanyaan siapa Nabi-mu, maka terkait nabinya masing-masing.
“Maka datang dua malaikat, dan mendudukan orang ini”


Pertanyaan “Bagaimana engkau tahu?” hal ini menunjukan pentingya mempelajari dan memahami jawaban kita.

Kemudian untuk orang yang kafir:

Dalam riwayat Asma binti Abu Bakr:

Hal ini menunjukan “ikut-ikutan” tidak ada manfaatnya, tapi harus dipelajari dan diamalkan serta dijaga sepanjang hidup. Dengan itulah kita dibangkitkan.
Kelanjutan hadits Al-Baro:


Pentingnya mempelajari Tsalatsatu Ushul
- Hal ini menunjukan kewajiban mempelajari tsalatstu ushul, karena setiap orang akan mengalaminya di alam kubur.
- Pada sakaratul maut, seorang yang selamat, apabila dia bersyahadat diakhir umurnya, yaitu berkata La Ilaha Illallah, dibangun pada siapa yang dia ibadahi dan pengetahuan terhadap agamanya.
- Pada hari kiamat, Allah berfirman:

Sebagian as-salaf menafsirkan tentang apa yang dikerjakan yaitu ditanya mengenai La Ilaha Illallah.
- Abu Al-Aliya (terdapat dalam Ibnu Katsir dan disebutkan Ibnu Mas’ud) mengatakan Allah akan bertanya mengenai dua perkata pada hari kiamat, yaitu: apa yang mereka ibadahi dahulu dan bagaimana mereka menjawab para rasul.
Allah Ta’ala berfirman:

- Ketika dikumpulkan pada hari kiamat, (konteks penduduk neraka).

Pentingnya mengenal Allah dan mengetahui apa itu kesyirikan.
- Keitka hari kiamat, juga ditanyakan bagaimana menjawab para rasul:

Bagaimana taat kepada rasul dan mengikuti syariat agama yang dibawa para rasul.
Sehingga tsalatatu ushul penting dipelajari bukan karena terkait pertanyaan malaikat dialam kubur saja, tapi dibutuhkan juga pada saat sakaratul maut, lebih dashyat lagi yaitu pertanyaan Allah di akhirat.
Wallahu Ta’ala ‘Alam
Sumber:
- Diktat, Silsilah yang menyelamatkan dari Api Neraka 2, Menjawab Tiga Pertanyaan Malaikat di Alam Kubur, Dzulqarnain M. Sunusi, Pustaka As-Sunnah, 2017
- Seri Buku-Buku Aqidah, Agar Mudah Menjawab Tiga Pertanyaan Malaikat, Terjemah Kitab Tsalatsatul Ushul, Bambang Abu Ubaidillah, Madrosah Sunnah










