بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid
- Penulis: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
- Pensyarah: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafizahullah
Bab 18 Faktor yang Mengakibatkan Anak Adam Menjadi Kafir dan Meninggalkan Agama Mereka, yaitu Sikap Melampaui Batas kepada Orang-Orang Shalih.
Firman Allah Ta’ala:
يَـٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَـٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kalian melampaui batas (yang telah ditentukan Allah) dalam agama kalian.” (An-Nisa: 171)
Hubungan antara Bab dan Kitab Tauhid
Setelah penulis rahimahullah menjelaskan sebagian perbuatan para penyembah kubur terhadap orang yang sudah meninggal dunia, berupa berbagai kesyirikan yang bertentangan dengan tauhid, dalam bab ini, beliau ingin menjelaskan sebab-sebab terjadinya hal tersebut agar seseorang berhati-hati dan menjauhkan diri darinya, yaitu sikap berlebihan kepada orang-orang shalih.
Al-Ghuluw ‘melampaui batas’: yakni melampaui batas dan berlebih-lebihan dalam mengagungkan, baik dengan ucapan maupun dengan keyakinan, serta melewati batas dari hal-hal yang telah Allah Ta’ala perintahkan.
Fi Sholihin ‘terhadap orang-orang shalih’: yaitu dari kalangan Nabi, para wali dan selainnya.
Ahli Kitab: yakni orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.
La taghulu fi dinikum ‘janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian’: artinya jangan kalian melampaui batas dari apa-apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kalian. Maka orang-orang Nasrani telah berlebihan terhadap Isa, sedangkan orang-orang Yahudi telah berlebihan terhadap ‘Uzair’.
Makna Ayat Secara Global
Allah melarang orang-orang Yahudi dan orang-orang Nashara untuk melampaui batas terhadap (ketentuan) yang telah Allah tetapkan untuk mereka. Yaitu, agar mereka tidak mengangkat makhluk pada kedudukan yang melebihi kedudukan (makhluk) yang telah Allah tetapkan, dan (agar mereka tidak) mendudukkan (makhluk) pada kedudukan yang tidak pantas ditempati oleh siapapun, kecuali Allah.
Hubungan antara Ayat dan Bab
Bahwa pada ayat ini, terdapat larangan terhadap sikap ghuluw ‘berlebih-lebihan’ secara mutlak, sehingga mencakup sikap ghuluw terhadap orang-orang shalih. Meskipun ditujukan kepada ahlul kitab, ucapan dalam ayat tersebut sesungguhnya berlaku secara umum, yang menjangkau seluruh umat manusia, sebagai peringatan bagi mereka supaya mereka tidak memperlakukan Nabi mereka dan orang-orang shalih dari kalangan mereka sebagaimana perlakuan orang-orang Nashara kepada Isa dan orang-orang Yahudi kepada Uzair.
Faedah Ayat
- Diharamkan sikap ghuluw ‘berlebih-lebihan’ terhadap individu-individu dalam amalan-amalan dan pada yang selainnya.
- Bantahan terhadap orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan yang menyerupai mereka dalam sikap ghuluw mereka terhadap seseorang pada amalan-amalan dan yang selainnya.
- Anjuran untuk senantiasa bersikap pertengahan dalam beragama dan dalam segala urusan, yaitu antara dua sikap: sikap berlebihan dan sikap meremehkan.
- Peringatan terhadap perbuatan syirik, sebab-sebab (kesyirikan) dan perkara-perkara yang mengantar kepada (kesyirikan)
Wallahu Ta’ala A’lam
Sumber:
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.