بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid
- Penulis: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
- Pensyarah: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafizahullah
Bab 14: Firman Allah Ta’ala, “Patutkan mereka berbuat syirik (dengan menyembah selain Allah) yang tidak dapat menciptakan apa-apa, bahkan mereka itu diciptakan? Padahal, (sembahan-sembahan selain Allah) itu tidak mampu menolong (orang-orang musyrik) juga tidak sanggup menolong diri sendiri” (Al-A’raf: 191-192)
Firman Allah Ta’ala:
أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْـًۭٔا وَهُمْ يُخْلَقُونَ ١٩١ وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًۭا وَلَآ أَنفُسَهُمْ يَنصُرُونَ ١٩٢
“Patutkan mereka berbuat syirik (dengan menyembah selain Allah) yang tidak dapat menciptakan apa-apa, bahkan mereka itu diciptakan? Padahal, (sembahan-sembahan selain Allah) itu tidak mampu menolong (orang-orang musyrik) juga tidak sanggup menolong diri sendiri” (Al-A’raf: 191-192)
Hubungan antara Bab dan Kitab Tauhid
Di dalam bab ini, Penulis menjelaskan dalil-dalil tentang kebatilan kesyirikan dan menjelaskan keadaan mereka yang diseru selain Allah. Dalam hal ini, ada penetapan tauhid dengan keterangan-keterangan yang kuat dan kukuh.
Makna Ayat Secara Global
Allah mencela kaum musyrikin karena mereka menyembah bersama Allah sembahan-sembahan yang tidak bisa menciptakan sesuatu dan tidak memiliki hak untuk disembah, serta tidak mampu melindungi orang-orang yang menyembahnya dari bahaya, bahkan tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari bahaya. Kalau keadaannya seperti ini maka batillah penyeruan/penyembahan kepada mereka. Karena makhluk tidak mungkin bisa menjadi sekutu bagi khaliq/pencipta, sedang yang lemah tidak akan menjadi sekutu bagi Yang Maha Kuat yang tidak ada sesuatu yang bisa melemahkan-Nya.
Faedah Ayat
- Menunjukkan batilnya kesyirikan dari dasarnya, karena bergantung kepada makhluk yang lemah.
- Bahwa sang penciptalah yang berhak untuk diibadahi.
- Pendalilan dengan tauhid rububiyyah untuk menetapkan tauhid uluhiyyah.
- Disyariatkan untuk membantah kaum musyrikin dalam rangka membela al-haq dan menghancurkan kebatilan.
Catatan Kajian
Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah: Bab 14 Firman Allah Ta’ala – Al-A’raf: 191-192
Bab ini dibawahkan sebagai bantahan terhadap kaum musyrikin, siapapun dia, dan penjelasan bagaimana keadaan orang-orang yang dimintai doa. Bahwa mereka yang didoai tidak bisa memberi manfaat dan tidak bisa menolak bahaya.
Bab ini menegaskan tauhid dengan hujjah dan argumen. Bantahan kaum musyrikin sekaligus menjelaskan keadaan orang-orang yang didoakan.
Bagaimana mungkin bisa menjadi tandaingan bagi Allah yang menciptakannya.
Ini adalah celaan terhadap kaum musyrikin. Mereka beribadah kepada selain Allah yang tidak berhak diibadahi karena empat hal, sebagai berikut
- Tidak menciptakan sesuatu apapun
- Yang diibadahi adalah makhluk ciptaan Allah
- Mereka tidak mempu menolong kaum musyrikin yang menyembah mereka
- Mereka sendiri tidak mampu menolong diri-diri mereka.
Syirik adalah bergantung kepada makhluk yang tidak mampu.
Faedah Ayat
- Kebatilan kesyirikan dari dasarnya karena adalah ketergantungan kepada makhluk yang lemah
- Yang mencipta dialah satu-satunya yang berhak diibadahi
- Terdapat pernyataan dengan tauhid rubuiyyah akan penetapan tauhid uluhiyyah. Sebab kaum musyrikin mengakui bahwa yang mencipta hanyalah Allah. Kaum musyrikin mengakui bahwa Allah satu-satunya yang mencipta, seharusnya mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya yang diibadahi.
- Syariat untuk mematahkan hujjah kaum musyrikin
Wallahu Ta’ala A’lam
Referensi:
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.