بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid
- Penulis: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
- Pensyarah: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafizahullah
Bab 8: Orang yang Mengharap Berkah kepada Pohon, Batu, dan Sejenisnya
Dalil Ke-1: Firman Allah Ta’ala,
أَفَرَءَيْتُمُ ٱللَّـٰتَ وَٱلْعُزَّىٰ ١٩ وَمَنَوٰةَ ٱلثَّالِثَةَ ٱلْأُخْرَىٰٓ ٢٠ أَلَكُمُ ٱلذَّكَرُ وَلَهُ ٱلْأُنثَىٰ ٢١ تِلْكَ إِذًۭا قِسْمَةٌۭ ضِيزَىٰٓ ٢٢ إِنْ هِىَ إِلَّآ أَسْمَآءٌۭ سَمَّيْتُمُوهَآ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلْطَـٰنٍ ۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَمَا تَهْوَى ٱلْأَنفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَآءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ ٱلْهُدَىٰٓ ٢٣
“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lāta dan Al-ʻUzzā, dan Manāh yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (An-Najm: 19-23)
Hubungan antara Bab dan Kitab Tauhid
Bab ini merupakan kelanjutan penyebutan tentang kesyirikan-kesyirikan yang bisa menghilangkan tauhid atau kesempurnaan tauhid.
‘at-tabarruk‘: meminta/mencari, mengharapkan dan meyakini berkah tersebut.
‘wanahwi hima‘: dan apa saja yang menyerupai keduanya, berupa sebidang tanah, sebuah gua, kuburan, monumen, atau petilasan (jejak peninggalan sejarah).
‘al-laata‘: Dapat dibaca dengan memperingan (tanpa tasydid) huruf ta-nya, juga dapat dibaca dengan tasydid. Menurut bacaan yang pertama, itu adalah nama sebuah batu besar berwarna putih yang di atasnya dipahat sebuah rumah, dan terletak di Thaif. Adapun menurut bacaan kedua, itu adalah isim fa’il dari kata Latta yang merupakan sebutan bagi seorang laki-laki yang dahulu biasa membuat adonan roti bagi jamaah haji, kemudian dia meninggal, lalu orang-orang beri’tikaf di atas kuburannya.
‘al-‘uzza‘: nama suatu berhala yang berupa pohon Samur yang di sekelilingnya dibuat bangunan dan diberi kelambu, terletak di daerah antara Mekkah dan Thaif.
‘al-manat‘: nama suatu behala beraap patung yang berbentuk manusia, berada di daerah Al-Musyallal, antara Makkah dan Hudaibiyyah,
Makna Ayat-Ayat Secara Global
Allah meminta hujjah kepada kaum musyrikin tentang peribadahan mereka kepada benda yang tidak berakal, berupa ketiga berhala tersebut, apa yang kalian dapatkan dari (berhala-berhala) tersebut?!. Allah juga mencela mereka atas kecurangan yang mereka lakukan dalam pembagian, bahwa mereka menyucikan diri mereka terhadap kepemilikan anak perempuan dan menjadikan anak perempuan itu untuk Allah.
Kemudian, Allah meminta keterangan kepada mereka tentang kebenaran peribadahan kepada berhala-berhala tersebut, dan menjelaskan bahwa persangkaan dan keinginan jiwa tidak bisa dijadikan hujjah dalam permasalahan ini. Sesungguhnya hujjah dalam masalah itu hanyalah pada (risalah) yang para rasul bawa berupa keterangan-keterangan yang jelas dan hujjah-hujjah yang pasti tentang kewajiban kepada Allah semata dan meninggalkan peribadahan kepada patung.
Hubungan antara Ayat-Ayat dan Bab
Pada ayat ini, terdapat pengharaman mencari berkah kepada pepohonan dan batu-batuan serta penggolongan perbuatan tersebut sebagai kesyirikan. Sebab, sesungguhnya para penyembah patung-patung tersebut melakukan hal itu karena menyakini akan mendapatkan berkah dari patung-patung tersebut dengan cara mengagungkan dan berdoa kepada (patung-patung) itu. Maka, mencari berkah kepada kuburan sama seperti mencari berkah kepada Laata, sedangkan mencari berkah kepada pepohonan dan bebatuan sama seperti mencari berkah kepada Uzza dan Manah.
Faedah Ayat-Ayat
- Bahwasannya mencari berkah kepada pohon dan batu tergolong sebagai kesyirikan.
- Pensyariatan untuk membantah orang-orang musyrikin dalam membatalkan kesyirikan dan menetapkan tauhid.
- Bahwa hukum tidaklah ditetapkan, kecuali berdasarkan dalil dari (syariat) yang Allah turunkan, bukan semata-mata berdasarkan prasangka dan hawa nafsu.
- Bahwa Allah telah menegakkan hujjah dengan mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab.
Sumber:
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.
Catatan Kajian
Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah: Bab 8 Orang yang Mengharap Berkah kepada Pohon, Batu dan Sejenisnya
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang hukum tabarruk (mengharap berkah) kepada pohon, bebatuan dan semisalnya. Bahwa hal ini termasuk dalam syirik akbar.
At-Tabarruk berasal dari kata Al-barakah yang berasal dari kata birka yang artinya tempat air berkumpul.
Pengertian Barakah
Secara bahasa al-barakah kembali pada dua makna:
- Yang tetap dan terus menerus.
- Berkembang dan bertambah.
Apabila Allah Ta’ala menjadikan sesuatu menjadi berkah, maka hal itu akan menjadi lebih baik, luas, dan berkembang. Sebagai contoh, kambing adalah hewan yang diberkahi karena dijadikan sebagai hewan qurban, pembayaran kafarah (sumpah, hadyu, fidyah).
Keberkahan ada yang terkait dengan agama dan ada yang terkait dengan dunia. Keberkahan yang paling besar adalah Al-Qur’an Al-Karim, yang merupakan rahmat untuk semesta alam dan berlaku untuk seluruh manusia yang sekarang dan yang akan datang, penyembuh segala penyakit, petunjuk pada setiap perkara.
Rasulullah dijadikan oleh Allah berkah. Dengan diutusnya beliau, ajaran yang beliau bawa. Juga beliau berkah pada dzatnya, perbuatannya, ucapannya, dan peninggalannya.
Demikian juga para Nabi yang lain juga diberkahi. Nabi Ibrahim Alaihi Salam, disebutkan keberkahan Nabi Isya Alaihi Salam dalam Al-Qur’an:

Demikian juga para Malaikat. Allah menjadikannya keberkahan terhadap kaum mukminin. Orang Shaleh juga ada keberkahan.
Keberkahan di Beberapa Masjid Terkemuka
Beberapa masjid memiliki keberkahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan masjid lainnya. Misalnya, shalat di Masjid Al-Haram sama dengan 100 ribu kali shalat di masjid lain. Di Masjid Nabawi, shalat di sana nilainya seperti seribu kali shalat di masjid lainnya, kecuali Masjid Al-Haram. Sementara di Masjid Al-Aqsa, nilainya seperti 500 kali shalat di masjid lainnya, kecuali Masjid Al-Haram dan Nabawi. Meskipun begitu, semua masjid mengandung keberkahan di atas masjid lainnya, seperti halnya Masjid Quba.
Bulan Ramadhan penuh berkah karena berisi berbagai keberkahan. Lailatul Qadr juga penuh berkah. 10 hari pertama bulan Dzulhijah adalah hari-hari terbaik dalam kehidupan dunia dan penuh dengan keberkahan. Juga, hari-hari tasyrik, bulan-bulan haram, hari Jumat, senin/kamis, dan sepertiga malam terakhir.
Juga di tempat lain seperti Mekah, Madinah, dan Syam ada keberkahan. Keberkahan juga bisa dilihat dari turunnya hujan, pohon zaitun, susu, kuda, pohon kurma, dan madu.
Pengertian Tabarruk
Tabarruk berarti mencari berkah. Ini bisa dilakukan melalui ucapan, perbuatan, atau keyakinan.
Tabarruk dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Ada yang diperbolehkan dalam syariat, ada pula yang merupakan bentuk kesyirikan. Selain itu, ada juga tabarruk yang bersifat bid’ah dan khurafat.
Tabarruk yang disyariatkan:
- Tabarruk pada sesuatu yang Allah berkahi sebagaimana penjelasan diatas
- Tabarruk pada perkara yang dilarang.
Bagaimana cara membedakan kedua tabarruk tersebut? Jika ada aturan dari Allah Ta’ala, itu adalah tabaruk yang diperbolehkan. Selain itu, tabarruk itu tidak boleh dilakukan. Tabarruk yang tidak diperbolehkan dapat termasuk dalam perbuatan menyekutukan Allah atau tidak.
Tabarruk menjadi kesyirikan pada dua keadaan:
- Menjadi syirik akbar apabila meyakini pada perkara yang dia pakai bertabarruk dengan sendirinya memberi kebaikan. Seperti meyakini suatu pohon akan memberikan kebaikan atau meyakini batu yang menurunkan hujan. Juga termasuk menyembelih di suatu pohon untuk mencari keberkahan. Kaidahnya, menyekutukan selain Allah dengan Allah pada sesuatu yang merupakan kekhususan Allah Ta’ala.
- Menjadi syirik kecil pada dua bentuk:
- Menjadikan apa yang bukan sebab keberkahan sebagai hal yang dia pakai untuk bertabarruk. Sebab keberkahan ada ketentuannya dalam syariat.
- Menjadikan sebab keberkahan melebihi kadar yang diizinkan secara syar’i. Sebagai contoh diizinkan meminta doa kepada orang yang shalih ketika masih hidup. Namun apabila kita minta doa dan bersandar kepadanya, merasa tenang dengannya, maka ini masuk syirik asghar karena melebihi dari kadar yang diizinkan. Tapi apabila minta didoakan dan bersandar hanya kepada Allah, maka ini tidak ada masalah.
Dalil 1: Firman Allah Ta’ala dalam surat An-Nazm ayat 19-23
Apakah Laata, Uzza, dan Manah bisa memberi manfaat dan memberi bahaya?. Kalian mengetahui bahwa ketiga ini bukan sesembahan kenapa kalian jadikan sekutu.
Disebutkan ketiga berhala ini karena ketiganya yang paling besar dan paling agung pada masa itu.
Al-Laata tanpa tasydid ada makna tersendiri dan apabila bertasydid, Laatta, ada makna lainnya. Dan in merupakan dua Qiraah bacaan Al-Qur’an. Laata adalah batu putih yang berukir, diatasnya ada rumah. Berata di kota Thaif. Ini adalah beribadah kepada batu.
Al-Laatta maka ibnu Abbas mengatakan bahwa itu adalah orang shalih dahulu yang membuat adonan terigu dengan air dibagikan untuk orang yang berhaji untuk makanan mereka. Maka dia adalah orang shalih dan baik yang membagikan makanan untuk jamaah haji. Maka setelah orang shalih ini meninggal, maka mereka menyembah kuburannya. Ini adalah beribadah kepada kuburan.
Al-Uzza, adalah sebuah pohon yang ada tirai-tirainya yang mengelilingi pohon. Al-Uzza berada di sebuah tempat yang bernama Al-Mudhoyyir, terletak antara Mekkah dan Thaif. Para kaum musyrikin mengaggungkan pohon ini. Pada saat perang Uhud, Abu Sofyan berkata kepada Nabi dan para sahabat, “Kami punya Uzza, dan tidak ada Uzza bagi kalian”. Maka Nabi memerintahkan para sahabat untuk membalasnya dengan mengatakan, “Bahwa Allah adalah maula (pelindung) kami sedangkan tidak ada maula bagi kalian”.
Ketika Nabi menaklukan Mekkah, beliau mengirim Khalid bin Walid untuk memotong pohon Al-Uzza dan menghancurkan bangunan yang ada disekitarnya. Maka Khalid melakukan perintah tersebut dan kembali kepada Nabi. Nabi memerintahkan Khalid untuk balik lagi karena sesungguhnya kamu belum buat apa-apa. Ketika Khalid kembali lagi ke tempat pohon Al-Uzza ditebang, ada seorang perempuan telanjang yang rambutnya telah terurai dan penuh tanah diwajahnya. Maka Khlaid membunuhnya. Kemudian Nabi bersabda, “Itulah Al-Uzza”. Terkadang ada Jin dipohon yang berbicara untuk menipu orang. Terkadang apa yang dibicarakan jin itu terjadi, hal ini membuat mereka tersesat. Yang hakikatnya adalah jin-jin yang menipu manusia.
Al-Maanah, berada di Al-Musyallal di antara Mekkah dan Madinah. Berhala ini dihormati oleh orang-orang Madinah. Ada yang mengatakan bahwa kabilah Ghafattan yang mengagungkannya karena letaknya di tempat tinggal mereka.
Apa yang kaum musyrikin sembah dari pepohonan dan bebatuan, maka tidak ada hujjah pada nya.
Kesesuian Ayat dengan Bab
- Bentuk ibadah kaum musryikin adalah hati-hati mereka menginginkan dan mengharapkan keberkahan dari apa yang mereka ibadahi: Laata, Uzza, Maanah.
- Memutus bahwa itu adalah ibadah yang bathil dan kesyirikan yang dilarang.
Wallahu Ta’ala A’lam