01. Sunah-Sunah Ketika Bangun Tidur

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini catatan kajian mengenai Sunah-Sunah dalam Sehari dan Semalam, Oleh Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Sumber tulisan: Whatsapp Group DzulqarnainMS

Sunnah-Sunnah dalam Sehari dan Semalam 1

Ini adalah jenis-jenis ibadah yang perlu dipelajari karena berlalu pada keseharian kita. Suatu hal yang disayangkan apabila umur kita telah berlalu, tidak ada kesempatan, sementara kita melewatkan banyak kebaikan-kebaikan yang harusnya kita pelajari bisa kita amalkan. Seringkali kebaikan-kebaikan ini adalah sesuatu hal yang mudah untuk dikerjakan.

Sunah-sunah Nabi shallalluhu ‘allaihi wa sallam apabila terkumpul lebih dari seribu sunnah.

Sunnah-Sunnah ketika Bangun Tidur

  • Pertama, membaca doa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, jika bangun dari tidur, membaca doa,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan hanya kepada-Nya tempat kebangkitan.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dari shahabat Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhuma dan Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, serta oleh Muslim dari shahabat Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhuma.]

Dalam doa ini terdapat makna-makna yang luar biasa, sebagai berikut:

  • Alhamdulillah: pertama kali bangun, langsung memuji dan menyambung Allah Ta’alla karena ini adalah nikmat yang sangat besar, karena pujian kepada Allah adalah suatu ibadah yang sangat besar.
  • Kita mulai bangun/hidup kita dengan memuji Allah Ta’alla dengan ucapan Alhamdulillah. Sebagaimana Al-Qur’an dimualai dengan Alhamdulillahi rabbil ‘almain dan berbagai surah dimulai dengan Alhamdu.
  • Kita besyukur karena telah dihidupkan setelah diwafatkan. Keadaan tidur bisa dibahasakan pula dengan wafat kecil, sedangkan apabila ruh telah keluar dari jasadnya maka itu disebut wafat besar.

Juga Nabi shalllahu ‘alaihi wasallam membaca,

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي، وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي، وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ

“Segala puji bagi Allah yang memberikan afiat untukku pada jasadku dan mengembalikan ruhku serta mengizinkanku untuk berdzikir kepada-Nya.”

[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.]

Dalam hadits lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan,

مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ فَقَالَ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ، وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ، فَإِنْ تَوَضَّأَ قُبِلَتْ صَلَاتُهُ

“Siapa saja yang bangun dari malam hari kemudian berkata,
‘Tiada yang berhak diibadahi, kecuali Allah semata, tiada serikat bagi-Nya. Bagi-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah. Tiada sembahan yang hak kecuali Allah, dan tiada daya dan upaya kecuali hanya pada Allah,’
kemudian dia berkata, ‘Ya Alllah, ampunilah saya,’
atau dia berdoa, akan dikabulkan untuknya. Kalau dia berwudhu (untuk shalat), akan diterima shalatnya.”

[Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dari hadits Ubadah bin Ash-Shamid radhiyallahu ‘anhu.]

  • Kedua dan Ketiga, mengusap muka dengan tangan guna menghilangkan rasa kantuk dan membaca sepuluh ayat terakhir surah Ali ‘Imran.

Abdullah bin Al-‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah bermalam di rumah bibinya, Maimunah Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnu ‘Abbas bercerita,

اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَعَلَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ، ثُمَّ قَرَأَ الْعَشْرَ الْآيَاتِ الْخَوَاتِمَ مِنْ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terjaga, kemudian beliau mengusap tidur dari wajahnya dengan tangannya, lalu beliau membaca sepuluh ayat penutup dari surah Ali ‘Imran (ayat 190-200).”

[Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim]

  • Keempat, bersiwak.

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ.

“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika terbangun dari malam hari, beliau menggosok mulutnya dengan akar siwak.”

[Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim]