Rasulullah menahan tawanan kafir di masjid

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam

Bab Masjid – Pendahuluan

Hadist 199. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam mengutus tentara berkuda, mereka pun membawa seorang tawanan, lalu mereka ikat dia disatu tiang masjid. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

Hal-hal Penting dari Hadist:

  • Membolehkan mengikat tawanan di masjid walaupun ia kafir
  • Orang musyrik dan ahli kitab boleh masuk ke dalam masjid bila ada keperluan seperti renovasi masjid.
  • Syaikh Shadiq Hasan menafsirkan firman Allah “Maka janganlah mereka mendekati Masjidil Haram” (QS. At-Taubah:28), Orang musyrik tidak boleh mendekati Masjidil Haram bukan karena mereka tidak suci tetapi karena mereka memang tidak boleh memasuki tanah suci terleh memasuki Masjidil Haram.
  • Imam Syafi’i membolehkan orang musryk memasuki masjid selain Masjidil Haram.
  • Imam Ahmad tidak melarang orang kafir masuki tanah suci tetapi melarang memasuki masjid kecuali untuk merenovasinya.

Wallahu A’lam

Allah melaknat kaum Yahudi

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam

Bab Masjid – Pendahuluan

Hadist 198. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah melaknat kaum Yahudi yang menjadikan kubur para Nabi mereka sebagai masjid-masjid. ” (HR. Muttafaq ‘Alaih), Muslim menambahkan, “Dan Nashrani. ” Juga dari Bukhari dan Muslim dari hadits Aisyah, “Kala itu apabila di antara mereka ada seorang yang shalih meningal dunia, maka dirikan diatas kuburnya satu masjid“. Dalam hadist ini ada redaksi, “Mereka itu sejahat-jahat makhluk“.

Hal-Hal Penting dari Hadist:

  • Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasharni yang menjadikan kubur para Nabi mereka sebagai masjid.
  • Riwayat lain dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “sesungguhnnya Ummu Habibah dan Ummu Salamah bercerita kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa ketika mereka di Habasyah mereka melihat gereja yang penuh dengan gambar. Lalu Rasulullah berkomentar “Sesungguhnya apabila ada seorang laki-laki yang shalih diantara mereka meninggal dunia maka mereka didirikan masjid diatas kuburnya, lalu didalmya mereka pasang gambar-gambar. Mereka itulah sejahat-jahatnya makhluk“.
  • Hadist ini mengharamkan memasang photo di dalam masjid apalagi meletakan patung.
  • Hadist ini mengharamkan mendirikan masjid diatas kubur dan memakamkan mayit di dalam masjid.
  • Hadist ini menjelaskan bahwa tidak sah shalat di dalam masjid yang didalamnya ada kuburan dan patung, karena mirip dengan menyembah patung. Sama halnya dengan larangan tidak boleh shalat di tempat pemakaman.
  • Hadits ini menerangkan barangsiapa yang mendirikan masjid di atas kubur, memakamkan mayit di dalam masjid, meletakkan gambar-gambar dan patung-patung di dalam masjid termasuk makhluk yang paling jahat. Karena hal ini akan menjerumuskan pada menyekutukan Allah yang merupakan dosa yang paling besar.
  • Barangsiapa melakukannya berarti ia sama dengan mereka (Yahudi dan Nashrani) dan mendapat siksa yang sama.
  • Ibnu Taimiyah menjelaskan illat (alasan) larangan mendirikan masjid di atas kubur, diantaranya; banyak kejadian orang menjadi syirik dengan meminta tolong kepada orang yang telah meninggal. Biasanya mereka tidak pemah datang ke masjid namun karena ingin mendapat berkah, mereka lalu shalat di dekat kubur yang terletak di masjid. Karena kekhawatiran ini maka tidak boleh shalat di sekitar makam Nabi shallallahu alaihi wasallam dengan alasan apa pun.
  • Menurut lbnul Qayyim larangan shalat di dekat kuburan bukan karena tanahnya tapi karena dikhawatirkan membuat orang menjadi syirik
  • Syaikh Abdul Aziz melarang meletakkan bunga di atas kubur tak di kenal. Menurutnya hal ini bid’ah karena dapat dijadikan media minta berkah kepada kubur.

Wallahu A’lam

Perintah membangun Masjid dan membersihkannya

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam

Bab Masjid

Hadist 197. Dari Aisyah radhiallahu anha, Rasulullah shallalhu alaihi wasallam memerintahkan mendirikan masjid-masjid diperkampungan (perkumpulan kabilah) serta membersihkan dan memberinya wewangian. (HR. Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmizi).

Hal-hal penting dari Hadist:

  • Ada dua pengertian: anjuran mendirikan masjid dilingkungan tempat tinggal (perkampungan) dan rumah.
  • Perintah membersihkan masjid dan memberikan wangi-wangian
  • Menghormati syi’ar-syi’ar Allah dan tempat ibadahNya
  • Disunahkan menjaga mesjid dari bau tidak enak
  • Dianjurkan untuk shalat sunnah dirumah. Sesuai hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Zaid bin Tsabit, Nabi shallallhu alaihi wasallam bersabda “Shalat seseorang yang afdhal adalah shalat (sunnah) yang dilakukan dirumahnya kecuali shalat wajib”

Wallahu A’lam

Bab Masjid – Pendahuluan

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam

Bab Masjid

Pendahuluan

  • Masjid secara etimologi berarti tempat sujud. Secara terminologi yaitu semua tempat yang ada dibumi.
  • Nabi Shallallhu alaihi wasallam bersabda “Dijadikan bumi ini sebagai masjid untukku”
  • Masjid tempat berkumpulnya murid dan alim ulama mengkaji ilmu agama
  • Masjid tempat berkumpul untuk musyawarah, diskusi dan pertemuan lainnya.

Fungsi dan eksistensi masjid:

  • Tempat ibadah dan syi’ar agama
  • Tempat belajar mengajar
  • Benteng pertahanan kaum muslimin dalam peperangan
  • Berperan penting dalam kehidupan umat islam

Wallahu A’lam

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 5

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Tambahan hadist mengenai shalat khusyu:

Hadist mengenai Niat dalam beribadah

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim Dari Umar bin Khattab radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan (ganjaran) sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena mengharapkan kesenangan dunia atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijarahnya itu hanya mendapatkan apa yang ditujunya.”

Hal-hal penting dari hadist:

  • Segala amal itu tergantung pada niatnya
  • Niat menjadi syarat utama dalam beramal
  • Tidak boleh mengucapkan niat, cukup dihati saja
  • Hindarkan riya’ dalam beramal dan beribadah, karena riya’ dapat merusak pahala keduanya
  • Jagalah hati jangan sampai lalai
  • Hijrah dari negeri yang lebih banyak orang musyriknya menuju negeri yang islami merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya bila diniatkan karena Allah Ta’alla.

Dua bentuk riya’:

Pertama: Riya’ mahdhah (murni riya’) yaitu beramal semata-mata ingin mendapatkan keuntungan duniawi, pujian dan sanjungan. Yang seperti ini layak mendapat hukuman dari Allah

Kedua: Beramal karena Allah lalu di iringi riya’, Dalil-dalil yang shahih menjelaskan bahwa beramal seperti ini akan menghapuskan pahala amal yang telah dilakukannya.

Hadist mengenai berwudhu sebelum shalat

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menerima shalat seseorang diantara kalian jika ia berhadast sampai ia berwudhu”.

Hal-hal penting dari hadist:

  • Shalat orang yang berhadast tidak diterima kecuali setelah ia suci dari hadast kecil dan besar.
  • Maksud dari kata “Allah tidak menerima …” yaitu tidak sah sholatnya dan tidak ada pahalanya.
  • Hadast itu membatalkan wudhu dan membatalkan shalat jika terdapat di dalam shalat.
  • Hadist ini menunjukan bahwa syarat shanya shalat adalah dengan bersuci.

Wallahu A’lam

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 4

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Hadist 195. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya orang-orang berhenti dari mengangkat padangan mereka ke langit dalam shalat atau (bila tidak) maka pandangan mereka tidak akan kembali” (HR. Muslim). Juga riwayat Muslim dari Aisyah radhiallahu anha, ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan shalat saat makanan telah dihidangkan, dan jangan shalt saat sedang menahan buang air besar dan kecil.”

Hal-hal penting dari hadist:

  • Orang yang shalat dengan mengangkat pandangan kelangit pertanda hatinya tidak khusyu’
  • Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mendongkakan kepala di dalam shalat,
  • Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan ancaman Allah terhadap orang-orang yang mengangkat pandangannya ke langit, Allah akan mencabut penglihatannya. Maksudnya pertama Allah maha mulia dan kedua tidak mengembalikan pandangannya (buta). Buta bukan secara nyata tetapi mata hatinya yang buta.

Hadist 196. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menguap itu dari (gangguan) syetan, apabila seseorang dari kamu menguap, hendaklah menahan (menutupnya) semampunya.” (HR. Muslim dan At-Tarmidzi) dan At-Tarmidzi menambahkan, “Didalam Shalat”).

Hal-hal penting dari hadist:

  • Menguap karena malas dan kekenyangan adalah berasal dari syetan.
  • Hadist riwayat Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda “Apabila seseorang dari kalian menguap, tutuplah mulutnya dengan tangannya, sesungguhnya syetan akan masuk (ke mulutnya)”.
  • Menutup mulut saat menguap membuat syetan tidak dapat menganggu orang untuk beribadah dan beraktivitas.

Wallahu ‘Alam.

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 3

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Hadist 193, Dari Anas radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang dari kalian sedang dalam shalat sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, maka janganlah ia berludah di depannya dan janganlah ke kanannya, tetapi ke kirinya di bawah telapak kakinya.” (HR. Mutafaq ‘Alaih) dan pada satu riwayat, “Atau ke bawah kakinya.”

Hal-hal penting dari hadist

  1. Shalat merupakan media komuniksai antara seorang hamba dengan Tuhannya.
  2. Jangan berludah kekanan karena malaikat pencatat kebaikan berada disebelah kanan.
  3. Disebelah kanan juga ada malaikat pencatat keburukan
  4. Diperbolehkan berludah ke sebelah kiri dikarenakan: darurat, sebelah kanan lebih utama dari sebelah kiri, Malaikat yg disebelah kanan lebih mulia dari malaikat yang sebelah kiri.

Hadist 194. Dari Anas radhiallahu anhu, ia berkata: Aisyah mempunyai satu tirai yang digunakan untuk meutup bagian samping rumahnya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Singkirkanlah tiraimu ini dari kita, karena gambar-gambarnya (ornamennya) selalu menganggu dalam shalatku.” (HR Bukhari). Diredaksi yang lain “Karena sesungguhnya ia melalaikanku dalam shalat”.

Hal-hal penting dari hadist:

  1. Diharuskan menjauhkan semua yang dapat menganggu shalat.
  2. Melakukan shalat di tempat yang jauh dari hal-hal yang dapat melalaikan hati.
  3. Yang terpenting dalam shalat adalah khusu dan menghadrikan hati, maka hal-hal yang dapat merusak kesempurnaan shalat harus di hindari.
  4. Di makruhkan mendekorasi masjid secara berlebihan karena dapat menganggu kekhusyu’an shalat.

Wallahu ‘Alam

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 2

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Hadist 190, Dari Anas RA, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila makan malam sudah disediakan, maka mulailah dengan memakannya sebelum kamu shalat Magrib.” (HR. Mutafaq ‘Alaih).

  • Hikmahnya adalah sesungguhnya yang diharapkan didalam shalat adalah menghadirkan hati agar shalat menjadi khusyu namun kehadiran makanan dapat membuat shalat tidak khusyu.
  • Jumhur ulama sepakat mendahulukan makan daripada shalat , namun mereka tidak menganggap wajib.

Hadist 191, Dari Abu Dzarr, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila seseorang dari kalian melakukan shalat, maka janganlah ia mengusap debu karena rahmat sedang menghampirinya”. (HR. Lima Imam hadist).

  • Hukumnya makruh membersihkan debu yang berada ditempat shalat atau tempat sujud, kecuali dengan sekali gerakan.
  • Hikmahnya adalah bahwa rahmat Allah itu barangkali tedapat pada debu yang menempel diwajah dan tempat sujudnya.
  • Untuk menjaga ke khusyu an shalat.

Hadist 192, Dari Aisyah RA, ia berkata: Saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menoleh di dalam shalat, beliau bersabda, “Yang demikian itu satu kelalaian yang dimanfaatkan oleh syetan dari shalat seseorang.” (HR. Bukhari)

  • Dilarang menoleh dalam shalat kecuali diperlukan seperti takut dari musuh.
  • Makruh menoleh dengan kepala dan leher saja, adapun memutar seluruh badan membatalkan shalat.

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 1

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Pendahuluan
– Khusyu’ berarti tenang dalam shalat, tunduk pada perintah serta nemerima dan melaksanakan semua ketentuan Allah tanpa perasaan berat.
– Jiwa dan raganya tertuju hanya kepada Allah.
– QS. Al Mukminuun ayat 1, “Sesungghunya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang Khusyu’ dalam shalatnya”.
– Nabi ﷺ bersabda “Seorang hamba yang shalat hanya akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang dia pikirkan (dalam shalat), terkadang orang yang melakukan shalat tidak mendapatkan pahala shalatnya kecuali hanya seperenamnya bahkan sepersepuluhnya”.

Tips khusus agar Khusyu’ dalam shalat:
1. Mengucapkan ta’awudz
2. Menghayati bacaan shalat
3. Mengakui keagungan Allah dan memohon pertolongan-Nya
4. Mengakui bahwa manusia itu lemah dan fakir pada saat ruku dan sujud
5. Pandangan tertuju pada tempat sujud, karena hati mengikuti pandangannya
6. Tidak boleh memikirkan hal-hal duniawi dalam shalat.

Hadist 189, Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ melarang seseorang shalat dengan bertolak pinggang (HR Muttafaq ‘Alaih).
Dalam riwayat Bukhari, Bahwsannya yang demikian itu perbuatan orang-orang Yahudi di dalam sembahyang mereka.