Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 5

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Tambahan hadist mengenai shalat khusyu:

Hadist mengenai Niat dalam beribadah

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim Dari Umar bin Khattab radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan (ganjaran) sesuai niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena mengharapkan kesenangan dunia atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijarahnya itu hanya mendapatkan apa yang ditujunya.”

Hal-hal penting dari hadist:

  • Segala amal itu tergantung pada niatnya
  • Niat menjadi syarat utama dalam beramal
  • Tidak boleh mengucapkan niat, cukup dihati saja
  • Hindarkan riya’ dalam beramal dan beribadah, karena riya’ dapat merusak pahala keduanya
  • Jagalah hati jangan sampai lalai
  • Hijrah dari negeri yang lebih banyak orang musyriknya menuju negeri yang islami merupakan ibadah yang sangat besar pahalanya bila diniatkan karena Allah Ta’alla.

Dua bentuk riya’:

Pertama: Riya’ mahdhah (murni riya’) yaitu beramal semata-mata ingin mendapatkan keuntungan duniawi, pujian dan sanjungan. Yang seperti ini layak mendapat hukuman dari Allah

Kedua: Beramal karena Allah lalu di iringi riya’, Dalil-dalil yang shahih menjelaskan bahwa beramal seperti ini akan menghapuskan pahala amal yang telah dilakukannya.

Hadist mengenai berwudhu sebelum shalat

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak menerima shalat seseorang diantara kalian jika ia berhadast sampai ia berwudhu”.

Hal-hal penting dari hadist:

  • Shalat orang yang berhadast tidak diterima kecuali setelah ia suci dari hadast kecil dan besar.
  • Maksud dari kata “Allah tidak menerima …” yaitu tidak sah sholatnya dan tidak ada pahalanya.
  • Hadast itu membatalkan wudhu dan membatalkan shalat jika terdapat di dalam shalat.
  • Hadist ini menunjukan bahwa syarat shanya shalat adalah dengan bersuci.

Wallahu A’lam

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 4

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Hadist 195. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya orang-orang berhenti dari mengangkat padangan mereka ke langit dalam shalat atau (bila tidak) maka pandangan mereka tidak akan kembali” (HR. Muslim). Juga riwayat Muslim dari Aisyah radhiallahu anha, ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan shalat saat makanan telah dihidangkan, dan jangan shalt saat sedang menahan buang air besar dan kecil.”

Hal-hal penting dari hadist:

  • Orang yang shalat dengan mengangkat pandangan kelangit pertanda hatinya tidak khusyu’
  • Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mendongkakan kepala di dalam shalat,
  • Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan ancaman Allah terhadap orang-orang yang mengangkat pandangannya ke langit, Allah akan mencabut penglihatannya. Maksudnya pertama Allah maha mulia dan kedua tidak mengembalikan pandangannya (buta). Buta bukan secara nyata tetapi mata hatinya yang buta.

Hadist 196. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menguap itu dari (gangguan) syetan, apabila seseorang dari kamu menguap, hendaklah menahan (menutupnya) semampunya.” (HR. Muslim dan At-Tarmidzi) dan At-Tarmidzi menambahkan, “Didalam Shalat”).

Hal-hal penting dari hadist:

  • Menguap karena malas dan kekenyangan adalah berasal dari syetan.
  • Hadist riwayat Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda “Apabila seseorang dari kalian menguap, tutuplah mulutnya dengan tangannya, sesungguhnya syetan akan masuk (ke mulutnya)”.
  • Menutup mulut saat menguap membuat syetan tidak dapat menganggu orang untuk beribadah dan beraktivitas.

Wallahu ‘Alam.

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 3

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Hadist 193, Dari Anas radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang dari kalian sedang dalam shalat sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, maka janganlah ia berludah di depannya dan janganlah ke kanannya, tetapi ke kirinya di bawah telapak kakinya.” (HR. Mutafaq ‘Alaih) dan pada satu riwayat, “Atau ke bawah kakinya.”

Hal-hal penting dari hadist

  1. Shalat merupakan media komuniksai antara seorang hamba dengan Tuhannya.
  2. Jangan berludah kekanan karena malaikat pencatat kebaikan berada disebelah kanan.
  3. Disebelah kanan juga ada malaikat pencatat keburukan
  4. Diperbolehkan berludah ke sebelah kiri dikarenakan: darurat, sebelah kanan lebih utama dari sebelah kiri, Malaikat yg disebelah kanan lebih mulia dari malaikat yang sebelah kiri.

Hadist 194. Dari Anas radhiallahu anhu, ia berkata: Aisyah mempunyai satu tirai yang digunakan untuk meutup bagian samping rumahnya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Singkirkanlah tiraimu ini dari kita, karena gambar-gambarnya (ornamennya) selalu menganggu dalam shalatku.” (HR Bukhari). Diredaksi yang lain “Karena sesungguhnya ia melalaikanku dalam shalat”.

Hal-hal penting dari hadist:

  1. Diharuskan menjauhkan semua yang dapat menganggu shalat.
  2. Melakukan shalat di tempat yang jauh dari hal-hal yang dapat melalaikan hati.
  3. Yang terpenting dalam shalat adalah khusu dan menghadrikan hati, maka hal-hal yang dapat merusak kesempurnaan shalat harus di hindari.
  4. Di makruhkan mendekorasi masjid secara berlebihan karena dapat menganggu kekhusyu’an shalat.

Wallahu ‘Alam

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 2

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Hadist 190, Dari Anas RA, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila makan malam sudah disediakan, maka mulailah dengan memakannya sebelum kamu shalat Magrib.” (HR. Mutafaq ‘Alaih).

  • Hikmahnya adalah sesungguhnya yang diharapkan didalam shalat adalah menghadirkan hati agar shalat menjadi khusyu namun kehadiran makanan dapat membuat shalat tidak khusyu.
  • Jumhur ulama sepakat mendahulukan makan daripada shalat , namun mereka tidak menganggap wajib.

Hadist 191, Dari Abu Dzarr, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila seseorang dari kalian melakukan shalat, maka janganlah ia mengusap debu karena rahmat sedang menghampirinya”. (HR. Lima Imam hadist).

  • Hukumnya makruh membersihkan debu yang berada ditempat shalat atau tempat sujud, kecuali dengan sekali gerakan.
  • Hikmahnya adalah bahwa rahmat Allah itu barangkali tedapat pada debu yang menempel diwajah dan tempat sujudnya.
  • Untuk menjaga ke khusyu an shalat.

Hadist 192, Dari Aisyah RA, ia berkata: Saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menoleh di dalam shalat, beliau bersabda, “Yang demikian itu satu kelalaian yang dimanfaatkan oleh syetan dari shalat seseorang.” (HR. Bukhari)

  • Dilarang menoleh dalam shalat kecuali diperlukan seperti takut dari musuh.
  • Makruh menoleh dengan kepala dan leher saja, adapun memutar seluruh badan membatalkan shalat.

Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat – Bagian 1

Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat

Pendahuluan
– Khusyu’ berarti tenang dalam shalat, tunduk pada perintah serta nemerima dan melaksanakan semua ketentuan Allah tanpa perasaan berat.
– Jiwa dan raganya tertuju hanya kepada Allah.
– QS. Al Mukminuun ayat 1, “Sesungghunya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang Khusyu’ dalam shalatnya”.
– Nabi ﷺ bersabda “Seorang hamba yang shalat hanya akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang dia pikirkan (dalam shalat), terkadang orang yang melakukan shalat tidak mendapatkan pahala shalatnya kecuali hanya seperenamnya bahkan sepersepuluhnya”.

Tips khusus agar Khusyu’ dalam shalat:
1. Mengucapkan ta’awudz
2. Menghayati bacaan shalat
3. Mengakui keagungan Allah dan memohon pertolongan-Nya
4. Mengakui bahwa manusia itu lemah dan fakir pada saat ruku dan sujud
5. Pandangan tertuju pada tempat sujud, karena hati mengikuti pandangannya
6. Tidak boleh memikirkan hal-hal duniawi dalam shalat.

Hadist 189, Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ melarang seseorang shalat dengan bertolak pinggang (HR Muttafaq ‘Alaih).
Dalam riwayat Bukhari, Bahwsannya yang demikian itu perbuatan orang-orang Yahudi di dalam sembahyang mereka.