Dalil 7: Hak Allah atas Hamba-Hamba-Nya adalah Mereka Menauhidkan-Nya

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #7, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Dalil 7: Hak Allah atas Hamba-Hamba-Nya adalah Mereka Menauhidkan-Nya.

Dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, beliau berkata “Saya pernah dibonceng oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam di atas seekor keledai, lalu beliau bersabda kepadaku, ‘Wahai Mu’adz, tahukah engkau apa hak Allah terhadap para hamba dan apa hak hamba atas Allah?’

Saya menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya’

Beliau pun menjawab, ‘Hak Allah terhadap para hamba ialah mereka beribadah kepada-Nya semata dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya, sedangkan hak para hamba atas Allah adalah bahwa Allah tidak akan mengadzab orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya’

Saya bertanya, ‘Wahai Rasululllah, tidakkah saya (perlu) menyampaikan kabar embira (ini) kepada manusia?

Beliau menjawab, ‘Janganlah engkau menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka (karena) mereka nanti akan besikap menyandarkan diri’

Dikeluarkan oleh keduanya (Al-Bukhari dan Muslim ) dalam Ash-Shaihain.

Biografi Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu:

Mu’adz adalah Mu’adz bin Jabal bin ‘Amr bin Aus bin Ka’b bin ‘Amr Al-Khazrajy Al-Anshary, seorang sahabat yang mulia dan terkenal dari tokoh para sahabat, sangat luas dan ahli dalam bidang ilmu dan hukum serta Al-Qur’an. Beliau mengikuti perang Badr dan beberapa peperangan sesudahnya. Beliau pernah diangka oleh Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam sebagai pemimpin bagi penduduk Makkah pada waktu penaklukan kota Makkah untuk mengajarkan agama kepada mereka, kemudian diutus ke Yaman sebagai hakim dan untuk mengajarkan agama. Beliau meninggal di Syam pada 18H dalam usia tiga puluh delapan tahun.

  • Muadz menjadi salah satu sumber bacaan Al-Qur’an termasuk riwayat hafz adalah dari beberapa orang sahabat termasuk Muadz.
  • Apabila hadir di perang Badr, maka dia telah mengikuti fase-fase ditengah umat islam. Dan tidak pernah luput satu peperangan pun bersama Nabi kecuali setelah Fathu Mekkah. Nabi menetapkan Mu’adz untuk mengajarkan agama di Mekkah.
  • Meninggal di Syam 18H, yaitu terkait dengan wabah yang ada di Syam.

Makna Hadist secara Umum

Bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ingin menjelaskan kewajiban dan keutamaan bertauhid bagi para hamba. Maka, beliau menyampaikan hal itu dengan bentuk pertanyaan supaya hal itu lebih kukuh menancap dalam jiwa dan lebih optimal untuk sampai pada pemahaman orang yang diajari. Ketika Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam menjelaskan keutamaan tauhid, Mu’adz meminta izin untuk mengambarkan hal tersebut kepada manusia agar mereka bergembira karena (kabar) tersebut, tetapi Nabi shalallahu alaihi wasallam melarang hal tersebut karena takut bila orang-orang akan bersandar kepada hal itu sehingga meremehkan amal shalih.

  • Penekanan ingin dijelaskan kewajiban dan keutamaan betauhid.
  • Dikhawatirkan meremehkan amal shallih karena kita sudah bertahauhid dan tidak akan disiksa.
  • Muadz akhirnya menyampaikan hadits ini di akhir umurnya karena khwatir digolongkan orang yang menyembunyikan ilmu.
  • Apa yang dikhawatir Nabi adalah untuk suatu maslahat (kebaikan).

Hubungan antara Hadits dengan Bab Tauhid

Hadits di atas menjelaskan makna tauhid, yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak berbuat syirik sedikitpun terhadap-Nya.

Faedah Hadits

  1. Sifat rendah hati Nabi shalallahu alaihi wasallam, bahwa beliau mengendarai keledai dan membonceng seseorang di atas (keledai) tersebut. Hal ini berbeda dengan keadaan orang-orang yang menyombongkan diri.
    • Keledai termasuk tunggangan yang sederhana tidak seperti kuda.
    • Dan juga membonceng orang lain.
    • Biasanya orang yang mewah, mengendarainya sendiri.
    • Ulama ada yang menulis risalah yang didalamnya berisi kejadian Nabi membonceng para sahabat.
    • Jangan berlebihan memaknai kerendahan hati (Tawadhu), misalkan tidak berkendaraan, pakaian compang camping, memakai sendal saja. Hal ini agar ditampakan bahwa dia tidak suka dunia. Ini adalah orang yang tidak paham ilmu.
    • Tawadhu adalah amalan hati yang tampak berpengaruh pada amalan dhohirnya.
    • Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang bisa membahayakannya di akhirat. Bukan artinya meninggalkan pakaian yang bagus atau makanan yang enak.
    • Nabi kadang pakai pakaian bagus dan dipakai ketika menerima tamu sebagai penghormat.
    • Imam Malik tidak duduk di majelis ilmu kecuali dengan pakaian yang paling bagus nya. Sehingga orang menghargai dan menghormati ilmu.
  2. Bolehnya berboncengan di atas kendaraan jika kendaraannya mampu.
    • Kondisinya kendaraannya mampu, berboncengan dibolehkan. Apabila tidak mampu maka mendholimi.
    • Tidak boleh mendholimi termasuk kepada hewan sekalipun.
    • Pernah ada Unta yang mendatangi Nabi dan menangis kemudian Nabi mencari pemilik unta dan berkata jangan mendholimi unta ini yaitu dengan beban yang terlalu berat untuknya.
  3. Pengajaran dengan metode tanya jawab.
    • Menyampaikan ilmu: guru menyampaikan langsung, guru bertanya kepada murid dan murid menjawab
    • Dengan metode ini lebih mengena.
  4. Seseorang yang ditanya, tetapi ia tidak tahu, hendaknya mengatakan, “Allah yang lebih tahu”
    • Ini adalah etika
    • Allahu ‘alam adalah seperdua dari ilmu
    • Jawaban ulama apabila tidak tahu atau tidak bisa mengkodisikan si penanya atau ragu akan jawabannya.
  5. Mengenal hak Allah yang diwajibkan kepada para hamba, yaitu agar mereka menyembah hanya kepada-Nya semata, tiada serikat bagi-Nya.
    • Hak Allah atas hamba: ini masalah besar yang harus dipertanggungjawabakan dan dijaga juga di dahulukan diatas seluruh hak.
  6. Bahwasannya siapa saja yang tidak menjauhi kesyirikan berarti pada hakikatnya dia belum menyembah Allah, meskipun yang tampak adalah ia menyembah Allah.
    • Jangan mengira bahwa keimanan kepada Allah itu hanya menggambar bentuk saja.
    • Misalkan dia sujud dan ruku, tapi apabila tidak berlepas diri dari apa yang diibadahi selain dari Allah, maka belum dianggap beribadah.
    • Syarat Ibadah ada 2: beribadah kepada allah dan tidak berbuat kesyirikan
  7. Keutamaan tauhid dan keutamaan orang yang berpegang teguh dengan (tauhid).
    • Yaitu apabila berpegang pada Tauhid maka Allah tidak akan menyiksa.
  8. Tafsir tauhid, yaitu beribadah hanya kepada Allah dan meninggalkan kesyirikan terhadap-NYa.
  9. Disukainya memberi kabar gembira kepada setiap muslim dengan hal-hal yang menggembirakannya.
    • Kemurahan hati seorang mukmin senang saudaranya bergembira.
    • Tapi ada fikihnya juga yaitu: “Tidak pantas seorang mukmin terjatuh duat kali ke dalam lubang yang sama”
    • “Hai orang-orang yang beriman, ambil kehat-hatian kalian” (An-Nissa : 71)
    • Sehingga nabi melarangnya untuk kehati-hatian
  10. Bolehnya menyembunyikan ilmu untuk kebaikan,
    • Untuk maslahat artinya tidak menyembunyikan ilmu untuk selama-lamanya.
    • Imam Malik melarang menyampaikan hadist-hadist di depan orang awam dikarenkaan akal mereka belum sampai untuk memahaminya
    • Abu Hurairah ada satu kantong hadist yang tidak beliau sampaikan
    • Biasanya yang tidak disampaikan tidak terkait dengan syarait halal dan haram. Akan tetapi terkait dengan pembahasan seputar keutamaan, atau yang kalau disampaikan bisa terjadi fitnah, pada pembahasan kejadian-kejadian yang akan datang.
  11. Sikap beradab seorang murid kepada gurunya.

Wallahu A’lam

Dalil 6: Rasul berwasiat dengan segala sesuatu yang Allah wasiatkan

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #7, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Dalil 6: Hadist dari Ibnu Mas’ud mengenai wasiat Rasulullah.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad shallalhu alaihi wasallam yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah subhanahu wata’alla : “Katakanlah ( Muhammad ) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalantersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. ”

Hal-hal yang diharamkan dimaksud adalah 10 wasiat Allah dalam surat Al-An’am ayat 151-153. Wasiat yang pertama adalah larangan berbuat kesyrikan.

Biografi Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu:

Nama lengkapnya: Abdullah bin Mas’ud Al Hudali. Termasuk sahabat yang paling awal memeluk Islam. Awal keislamannya yaitu waktu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu, melewati kambing-kambing yang digembalai Ibnu Mas’ud. Nabi berkata datang kan seekor kambing. Ibnu Mas’ud berkata kambing ini bukan miliknya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata perlihatkanlah kambing yang memang tidak bisa menghasilkan susu lagi. Sehingga tidak menjadi masalah karena memang kambingnya tidak bisa menghasilkan apa-apa lagi. Ketika dibawakan kambing itu, oleh Nabi diperah susunya. Tiba-tiba susunya membesar dan keluar air susunya. Maka Nabi dan Abu Bakar meminumnya. Kemudian Ibnu Mas’ud minta diajari bagaimana cara seperti itu. Nabi berkata bahwa kamu ini adalah anak muda yang terpelajar. Ibnu Mas’ud memahami apa yang terjadi dan ingin belajar.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu adalah sahabat yang paling berilmu tentang Al-Qur’an dan sunnah rasulullah. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, Ibnu Mas’ud di utus kewilayah Kuffah. Banyak sahabat di Kuffah, tetapi kalau ada permasalahan selalu menunggu fatwa dari Ibnu Mas’ud.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu senantiasa bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari awal Islam. Melalui berbagai kejadian besar sampai Nabi meninggal. Beliau berkata saya mengambil Al-QUr’an langsung melalui Nabi Muhammad, yaitu 80 surat Al-Qur’an langsung dari mulut Nabi. Beliau juga berkata apabila ada dimuka bumi ini yang mempunyai tentang Al-Qur’an melebihi beliau, maka beliau akan mendatanginya.

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu wafat pada tahun 32 Hijrah.


Wasiat dalam hadist tersebut artinya suatu perkara yang ditekankan. Cincin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai sesuatu ditempel diatas cincin yang merupakan stempel Muhammad Rosullullah. Stempel pada wasiat tersebut yang menandakan resmi dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Maknanya apabila ingin melihat wasiat yang di stempel resmi oleh Rosulullah maka bacalah firman Allah ini (Surat Al’An’am 151-153).

Makna Hadist secara Umum

Ibnu Mas’ud mengingatkan bahwa apabila hendak berwasiat, maka Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lah berwasiat kecuali dengan hal-hal yang Allah telah wasiatkan. Yaitu 10 wasiat dalam Surat Al’An’am 151-153. Dimana setiap ayat dari 3 ayat tersebut diakhiri dengan “Demikianlah Allah wasiatkan, supaya kalian memahami, mengingat, dan bertakwa”.

Ibnu Mas’ud mengatakan hal tersebut ketika Ibnu Abbas radhiallahu anhuma mengatakan sesungguhnya kerugian yang sangat jelek adalah apabila kita terhalangi dari penulisan wasiat rasulullah shallallahi alaihi wasallam untuk kita.

Hubungan Atsar dengan Bab Tauhid

Atsar ini menerangkan bahwa penyebutan dalam ayat-ayat itu merupakan wasiat Allah, juga merupakan wasiat Rasul. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berwasiat kecuali dengan segala hal yang Allah wasiatkan.

Faidah

  • Pentingnya 10 wasiat tersbut
  • Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat dengan segala sesuatu yang Allah wasiatkan. Maka setiap wasiat Allah juga merupakan wasiat rasul-Nya.
  • Kedalam ilmu dan kedetailan pemahaman para sahabat terhadap kitab Allah.

Wallahu A’lam

Dalil 5: 10 Wasiat dari Allah

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #5 dan #6, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini dan disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab 1 Tauhid (Hakikat dan Kedudukannya)

Dalil 5: Al-Quran Surat Al-An’am 151-153

Katakanlah, “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhan-mu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, “Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.

Katakanlah wahai Muhammad, kemarilah kalian, aku akan membacakan hal-hal yang diharamkan oleh Rab mu yaitu jangan kalian berbuat keyirikan sedikitpun terhadapnya.

Penjelasan Kata dalam Ayat

Ta’alau, artinya kemari dan datanglah kalian

Atlu, artinya saya membaca.

Harama, artinya apa yang Allah larang pada kalian. Makna haram: apabila dilakukan mendapat hukum dan apabila ditinggalkan dapat pahala.

Dan sampai 3 ayat setelahnya (151-153), demikianlah kami wasiatkan kepada kalian supaya kalian bertaqwa.

Makna Ayat secara Umum

Allah memerintah nabinya untuk mengatakan kepada kaum musyrikin, yang menyembah selain Allah, mengharamkan yang Allah rizki kan pada mereka, dan membunuh anak-anak mereka untuk mendekatkan dirinya kepada berhala-berhala mereka. Mereka mengerjakan hal itu berdasarkan pemikiran akal mereka dan karena tipu daya syaiton. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada kaum musyrikin, kemarilah kalian. Aku akan mengabarkan kepada kalian apa-apa yang pencipta kalian, dan yang menguasai kalian, haramkan atas kalian, dengan pengharaman yang sebenarnya bukan rekaan, melainkan berdasarkan wahyu dan perintah dari sisi Allah subhanahu wata’ala.

Kaum musyrikin menyembah selain Allah, mengharamkan apa yang Allah halalkan. Seperti rezeki dari Allah sebagiannya mereka haramkan. Mereka membunuh anak mereka agar mendekatkan diri pada berhala mereka. Ada sebagian yang dilakukan karena pikiran mereka, sebagian lagi dari penyesetan syaiton terhadap mereka. Kemarilah kalian, aku akan kabarkan apa yang Allah haramkan dalam 10 wasiat sebagai berikut:

Wasiat 1: Jangan kalian berbuat kesyirikan terhadap Allah dengan sesuatu apapun. Ini adalah larangan kesyrikan secara umum meliputi segala jenis ibadah. Syirik adalah menyetarakan Allah dengan selain Allah pada hal kekhususan Allah.

Wasiat 2: Berbakti kepada kedua orang tua. Dengan cara menjaga, memelihara, dan menaati keduanya selama bukan bermaksiat kepada Allah serta bukan dengan bentuk meninggikan diri terhadap kedua orang tua.

Wasiat 3: Tidak membunuh anak-anak kalian karena takut miskin. Jangan kalian mengubur hidup-hidup anak perempuan kalian (perbuatan musyrikin dahulu). Dan jangan membunuh anak-anak laki-laki kalian karena takut miskin. Sebab Allah yang memberikan rizeki kepada mereka bukan kalian yang memberi rezeki kepada mereka. Bahkan bukan kalian yang memberi rezeki kepada diri-diri kalian sendiri.

Wasiat 4: Tidak mendekati perbuatan keji. Maksudnya perbuatan maksiat yang tampak maupun yang tersembunyi.

Wasiat 5: Jangan membunuh jiwa-jiwa yang Allah haramakan untuk dibunuh. Yaitu jiwa orang yang beriman dan jiwa yang memiliki perjanjian atas keselamatan dirinya. Kecuali dengan hak, seperti qisas, karena melakukan pelanggaran (melakukan zinah setelah menikah), atau orang murtad.

Wasiat 1-5 terdapat dalam Al-Quran Surat Al-An’am 151. Allah memerintahkan untuk menunaikan wasiat ini agar kalian memahaminya.

Wasiat 6: Janganlah mendekati harta anak-anak yatim kecuali dengan hal yang baik, sampai mereka tiba diwaktu dewasa. Anak yatim adalah anak kecil yang belum baligh dan ditinggal mati oleh ayah nya. Dibolehkan mengurus harta anak yatim apabila di beri wewenang dan diurus dengan baik. Dengan usaha menjaga hartanya atau mengembangkan harta tersebut. Harta tersebut diserahkan apabila anak yatim tersebut mencapai masa kematangan, yaitu kelurusan dalam berpikir dan sudah hilang sifat dan perilaku dungu bersamaan dengan sampainya masa baligh.

Wasiat 7: Sempurnakanlah takaran dan timbangan. Takaran: liter, karung. Timbangan: kilo, volume. Takaran dan timbangan ini harus disempurnakan dengan cara yang adil, baik dalam membeli maupun menjual. Ini merupakan perlakuan adi dalam perbuatan seperti memberi dan mengambil.

Wasiat 8: Berlaku adil dalam berucap. Apabila berucap hendaknya berlaku adil, walaupun kepada kerabat sendiri dan orang lain. Termasuk berlaku adil pada orang yang dibawah kita. Diperbolehkan membalas celaan orang lain kepada kita dengan kadar yang sama. Akan tetapi memaafkan adalah lebih baik.

Wasiat 9: Tunaikanlah penjanjian kepada Allah. Patuhi wasiat tersebut dengan cara mentaati perintah dan larangannya. Serta mengamalkan kitab Allah dan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam. Hal ini termasuk perjanjian antar sesama manusia yang mengatasnamakan Allah. Maka ini wajib untuk ditunaikan.

Ketika sakit boleh memilih obat-obatan yang dianggap baik. Bukan bergantung kepada obat tapi karena Allah dan Rasul-Nya memerintahkan untuk berikhtiar. Hatinya tetap terikat dengan Allah. Apabila sudah sembuh, tidak boleh mengatakan bahwa sembuh karena minum obat tersebut. Karena kesembuhan itu datangnya dari Allah subhanahu wata’ala.

Wasiat 6-9 terdapat dalam Surat Al-An’am ayat 152. Allah memerintahkan untuk menunaikan wasiat ini agar kalian mengingatnya.

Wasiat 10: Mengikuti jalan yang lurus yaitu mengikuti perintah dan menjauhi larangan. Jalan yang lurus itu ada pada wasiat 1-9, yaitu berupa perintah untuk melaksanakannya dan larangan yang wajib ditinggalkan. Perintah yang paling besar adalah memurnikan tauhid kepada Allah. Larangan yang paling besar adalah meninggalkan segala jenis kesyirikan. Dan jangan mengikuti jalan-jalan lain yaitu bid’ah-bid’ah dan syubhat-syubhat.

Wasiat 10 terdapat dalam surat Al-An’am ayat 153. Allah memerintahkan untuk menunaikan wasiat ini agar kalian bertaqwa.

Hubungan Ayat dengan Bab Tauhid

Hubungan pembahasan 3 ayat ini dengan bab kewajiban bertauhid adalah Allah menyebut beberapa larangan. Ternyata larangan pertama yaitu larangan berbuat kesyirikan. Larangan ini konsekusinya adalah perintah untuk bertauhid. Sehingga tauhid merupakan yang paling wajib dan bebuat syirik adalah larangan yang paling besar.

Faedah Ayat

  1. Syirik adalah keharaman yang paling besar dan tauhid adalah kewajiban yang paling wajib.
  2. Besarnya hak kedua orang tua.
  3. Keharaman membunuh jiwa tanpa alasan yang dibenarkan terlebih yang dibunuh adalah kerabat sendiri.
  4. Keharaman memakan harta anak yatim. Disyariatkan untuk berbuat kebaikan (menjaga harta) untuk anak yatim.
  5. Kewajiban berlaku adil dalam perkataan dan perbuatan kepada orang yang dekat maupun jauh.
  6. Kewajiban memenuhi janji
  7. Kewajiban mengikuti agama islam dan meninggalkan selain dari islam
  8. Penghalalan dan pengharaman adalah hak Allah subhanahu wata’ala.

Wallahu A’lam

Dalil 4: Perintah Bertauhid dan Larangan Berbuat Kesyirikan

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #4, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab I Tauhid

Dalil 1: Pendahuluan dan Dalil 1 QS. Adh-Dhaariyat Ayat 56

Dalil 2: Al-Qura’n Surat An-Naml Ayt 36

Dalil 3: Al-Qura’n Surat AL-Isra’ Ayat 23-24

DALIL 4: AL-QURAN SURAT AN-NISA AYAT 36

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnus sabīl1, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

Firman Allah: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya”

PENJELASAN KATA DALAM AYAT

La tusyriku: jangan kalian berbuat kesyirikan, artinya tinggalkan kesyrikan itu.

Definisi Syirik

Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah, menyatarakan selain Allah dengan Allah pada hal hal-hal yang menjadi kekhususan Allah. Syirik itu dasarnya pokonya berserikat pada makna menyamakan Allah dengan selain Allah baik ucapan, amalan hati, maupun perbuatan.

Penyesalan penduduk neraka, mereka berkata kami menyamakan kalian (yaitu sembahan mereka pada saat di dunia) dengan Allah rabbul ‘alamain, salam surat as syura.

Jenis Syirik

Ada dua Jenis Syirik: akbar (besar) dan asghar (kecil). Keduanya berserikat dalam makna menyetarakan Allah dengan selain Allah.

Contoh syirik akbar: berdoa kepada selain Allah. Doa itu adalah ibadah khusus untuk Allah. Apabila diberikan kepada selain Allah, maka artinya disetarakan antara Allah dan selain Allah. Hal ini membatalkan keislaman.

Contoh syirik asghar: bersumpah dengan selain nama Allah, seperti demi ka’bah. Tidak boleh bersumpah demi ka’bah karena selain Allah. Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam tidak menyuruh mengulangi syahadatnya kepada yang berkata demikian, ini menunjukan bahwa islamnya tidak batal.

Syai’an: sesuatu apapun. Jangan kamu berbuat kesyirikan dengan sesuatu apapun. Ini adalah perintah umum dalam konteks larangan. Ini berlaku umum mencakup segala macam kesyirikan: kecil dan besar.

Makna ayat secara global

Allah memerintah hambanya untuk beribadah kepadaNya semata dan melarang kesyirikan. Allah tidak mengkhususkan dalam perintah kepadanya pada salah satu jenis ibadah baik shalat, doa atau dan lainnya. Hal ini supaya mencakup semua jenis ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah. Sebagaimana Allah juga tidak mengkhususkan larangnaya pada satu jenis kesyirikan supaya mencakup semua jenis kesyirikan.

Hubungan antara ayat dan bab

Ayat ini dimulai dengan perintah untuk bertahuid dan larangan kesyrikian. Maka ini erat kain dengan makna tafsir tauhid yaitu untuk beribadah hanya kepada Allah dan larangan berbuat kesryikan.

FAEDAH AYAT

Pertama: Kewajiaban meng-esa-kan Allah dalam beribadah.

Allah telah perintahkan kewajiban ini dari awal. Sehingga ini menjadi kewajiban yang paling ditekankan dari seluruh kewajiban.

Kedua: Pengharaman kesyirikan

Allah telah melarang kesyirikan dan ini merupakan hal yang paling diharamkan. Dosa itu bertingkat-tingkat, harus tahu dosa yang paling besar dan harus dihindari. Dosa berbuat syirik (walaupun syirik kecil) adalah yang paling besar dibandingkan perbuatan maksiat.

Ketiga: Menjahui kesyriikan merupakan syarat sah ibadah.

Kesyirikan ini bisa membatalkan ibadah kita sebagaimana hadast yang membatalkan wudhu yang merupakan syaratnya suatu ibadah (shalat). Sehingga kita tidak bisa beribadah saja tanpa mengingkari kesyirikan.

Keempat: Syirik itu adalah haram baik banyak atau sedikit, baik besar atau kecil.

Perintah dalam bentuk larangan untuk tidak berbuat kesyrikan dalam ayat diatas adalah bersifat umum yang meliputi seluruh jenis kesyrikan.

Kelima: Tidak boleh menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam ibadah.

Tidak boleh mmepersekutuakan Allah walaupun dengan para maalaikat dan para nabi, apalagi dengan para wali, berbahala, dan lainnya.

Wallahu ‘Alam

Dalil 3: Perintah untuk Bertauhid dan Berbuat Baik kepada Orang Tua

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #3, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab 1 Tauhid (Hakikat dan Kedudukannya)

Dalil 1: Pendahuluan dan Dalil 1 QS. Adh-Dhaariyat Ayat 56

Dalil 2: Al-Quran Surat An-Naml Ayt 36

DALIL 3: AL-QURAN SURAT AL-ISRA’ AYAT 23-24

Dan Tuhan-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhan-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Firman Allah: Dan Rab mu telah memerintahkan agar kalian tidak beribadah hanya kepada Nya, dan hendaknya kalian berbuat baik kepada orang tua kalian dengan sebaik-baiknya.

PENJELASAN KATA DALAM AYAT

Wa qodho: memerintahkan dan mewasiatkan. Yang dinginkan adalah perintah yang bersifat perintah agama bukan qodho ketentuan yang bersifat penakdiran dan pengadaan.

Dalam kata2 bahasa arab dipakai di ayat dan hadist, kadang satu kalimat multi maknanya. Ini bisa diketahui makna sesungghunya dalam ayatnya. Misalnya Al-idzin, dalam bahasa indonesia artinya mengizinkan. Akan tetapi dalam bahasa arab ada dua makna: kauni dan syar’i. Makna kauni adalah yang allah takdirkan, suatu hal yang Allah ijinkan diputuskan sebagai penakdiran. Akan tetapi dalam makna syar’i artinya adalah sesuatu yang Allah syariatkan.

Penyimpangan dalam pembahasan takdir

Sama halnya dengan qodho pada ayat diatas, terdapat dua arti: makna kauni dan syar’i. Terdapat kelompok orang yang salah memahami makna kata tersebut yang menyebabkan kesalahan dalam pembahasan takdir. Mereke tidak bisa membedakan arti qodho tersebut. Dalam kalimat irodah, ada irodah kauniyah qodariyah dan irodah diniyah syariyah. Hal ini menyebabkan orang yang menyimpang berpendapat bahwa semua yang Allah takdirkan dicintai Allah. Apakah Allah ketika mentakdirkan kekafiran, diartikan bahwa Allah mencintai kekafiran?. Tentu saja tidak. Artinya apabila Allah mentakdirkan sesuatu belum tentua Allah mencintai sesuatu tersebut.

Kemudian timbul pertanyaan kenapa Allah mentakdirkan sesuatu yang tidak Allah cintai?

Seharusnya kita jangan menanyakan perbuatan Allah. Sesungguhnya semua perbuatan Allah itu ada hikmahnya disisi Allah. Terkadang kita tahu apa hikmahnya dan terkadang kita tidak tahu apa hikmahnya. Terkadang juga Allah memberitahu hikmahnya dan terkadang Allah memang tidak memberitahu hikmahnya

Orang yang menyimpang di pembahasan takdir, kalo ditakdirkan sesuatu maka Allah cinta sesuatu itu. Ini tidak benar. Jadi bagaiamnana membedakan? disitulah letak permasalahannya, mereka tidak bisa membedakan iradah kauniyah qodariyah dan irodah diniyah syariyah. Kalo iradah kauniyah qodariyah itu bersifat penakdiran, Allah takdirkan adanya sesuatu tapi belum tentu Allah cintai sesuatu itu. Sedangkan irodah diniyah syariyah maknanya Allah perintah sesuatu yang syar’i. Contohnya Allah perintahkan untuk beriman, itu pasti dicintai oleh allah.

Robbuka: Ar-Rob yang maha memiliki dan maha mengatur, maha memelihara, dengan nikmat2nya. Dari kata tarbiyah yang artinya alam ini dipelihara, dilengkapi, dicukupi dengan nikmat2 dari Allah. Ada yang dihidupkan ada yang matikan, Dia lah Allah yang mengatur segala rizki, ditangannya segala sesuatu.

Ala ta budu ila iyyah: Sebelumnya telah dijelaskan bahwa qodho disini bersifat syariyah diniyah sehingga maknanya suatu perintah yang dicintai Allah. Sehingga maknanya jangan kalian beribadah kecuali kepada Nya. Maknanya hendaklah beribadah kepadaNya dan tidak menyembah kepada selainNya. Ada dua rukun didalamnya sama dengan rukun la ilaha illallah yaitu an-nafiyu: lailaha dan alisbat: illallah.

Apakah dengan Pancasila menjadikan semua agama sama?

Apabilah ada yang berkata semua agama sama, maka tidak benar keislamannya. belum masuk kedalam islam. Muncul pemahaman keliru belakangan ini, dianggap bahwa pancasila itu mengadopsi seluruh agama. Sehingga dengan pancasila semua agama itu sama, pemahaman keliru. Dasar kekeliruannya sederhana, yaitu dari pertanyaan apakah pancasila itu agama atau idiologi? kalo Pancasila di bilang agama maka akan kacau negeri ini. Karena saya agamanya islam tidak mau menjadi agama pancasila dan tidak ada satu agamapun yang mau memeluk agama Pancasila. Sehingga jangan anggap semua agama sama.

Pancasila adalah idiologi, bukan agama. Kalo idiologi itu benar maka islam membenarkan. Pancasila tidak ada masalah dari dulu. Kalo ada yang mengatakan semua agama sama karena Pancasila, itu keliru. Pancasila adalah idiologi karena berisi 5 perjanjian antara warganya.

Ketika Nabi datang ke Madinah ada kesepakatan antara rosul dan orang2 yahudi, dinataranya kesepakantannya: Islam menganut agama, Yahudi juga menganut agama mereka. Tidak ada kesepatakan bahwa agama itu sama.

Wabil walidaini ihsana: dan berbuat baiklah kepada orang tua. Maknanya Allah memerintah agar kalian berbuat baik pada orang tua, sebagaimana Allah memerintah kalian untuk tidak beribadah selain kepada Nya. Ini penjelasan keagungan berbakti pada orang tua, sebab perintah ini datang setelah perintah mentahuidkan Allah.

MAKNA AYAT SECARA GLOBAL

Allah telah memerintahkan melalui lisan para rosulnya agar hanya dia semata yang disembah dan tidak ada yang disembah selainNya. Dan agar seorang anak berbakti kepaada orang tuanya, melalui ucapan dan perbuatan. Serta tidak berbuat jelek kepada orang tuanya karena orangtuanya lah yang telah memelihara dan mendidiknya ketika masih kecil dan lemah sampai dia menjadi dewasa.

Dua penekanan ayat:

  1. beribadah kepada Allah dan kafir kepada yg beribadah selain kepada Allah
  2. berbakti kepada orang tua dalam ucapan dan perbuatan

Berbakti kepada orang tua adalah suatu hal yang lumrah. Fitrah manusia membalas kebaikan dari seseorang yang berbuat baik kepada kita. Apalagi orang tua itu mendidik kita waktu kecil sampai kita dewasa.

HUBUNGAN AYAT DENGAN BAB

Tauhid adalah hak yang paling ditekankan dan kewajiban paling besar. Karena dalam ayat ini diawali dengan perkataan tauhid yang paling penting, baru yang lainnya termasuk berbakti kepada orang tua. Banyak kewajiban disebut tapi yang awalnya adalah tauhid. Pokok harta seorang muslim adalah tauhidnya, yang tidak punya tauhid orang miskin. Orang kafir adalah orang yang paling miskin, Orang yang paling terpenjara di akhirat. Ada hal2 yang diharamkan di dunia, karena muslim akan di kasih di akhirat. Oleh kaena itu seorang muslim sebagaimana kayanya tidak boleh makan dengan piring emas sebab itu piringnya penduduk surga. Untuk bagian yang beriman adalah akhirat. Kebalikan dengan non muslim, mereka tidak dikasih apa2 diakhirat. Jiwa harus ditahan, harus diberi berdasarkan posisinya.

FAEDAH AYAT

Pertama: Tauhid kewajiban yang pertama kali diperintahkan, juga hak2 wajib yang pertama bagi umatnya. Diantara hak2 ini adalah hak yang pertama, diantara kewajian2 ini adalah kewajian yang pertama.

Pembahasan tauhid meluruskan jalan orang, membuat maindset istiqomah dan benar. Apabila sudah mengerti tauhid akan memberikan pemahaan yang besar dan bagus. Dia akan tahu harta yang paling besar adalah tauhid, ilmu yang dibahas dari sudut tauhid, sudut ibadah kepada Allah yaitu sudut tauhid.

Kedua: Dalam la ilaha illallah yaitu Peniadaan dan penetapan, terdapat dalil yang menunjukan tauhid tidak akan tegak diatas an-nafi dan al-isbat. Meniadakan peribadatan selain kepada Allah dan menetapkan hanya kepada Allah beribadah. Ini terkait dengan 2 rukun asasi la ilaha illallah.

Ketiga: besarnya hak orang tua mengikuti setelah tauhid. Bahwa Allah mengikutkan hak kedua orang tersebut kepada hak kepada Allah. Dan hak tersebut datang pada yang kedua. Posisi orang tua luar biasa, banyak ayat dan hadist tentang berbakti pada orang tua.

Keempat: kewajiban berbuat baik kepada orang tua dengan segala kebaikan. Diantaranya: bentuk ucapan dan bentuk perbuatan, semasa mereka hidup setelah mereka mati. Jenis berbakti pada orang tua sangat banyak tidak ada batasanya.

Kelima: keharaman durhakan kepada orang tua. Orang berupca “Ah” tidak dibolehkan apalagi lebih dari itu. Usluk dari bahaya yang diingatkan yang kecil saja. apabila yang besar lebih berbahaya lagi. Ini dimaklumi dalam kehidupan kita. Karena itu ketika diingatkan hal yang sepele saja kepada orangtua apalagi hal yang lebih besar dari pada itu.

Wallahu ‘Alam

Dalil 2: Dakwah para Rasul adalah Dakwah Tauhid

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #2, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab 1 Tauhid (Hakikat dan Kedudukannya)

Dalil 1: Pendahuluan dan Dalil 1 QS. Adh-Dhaariyat Ayat 56

DALIL 2: AL-QURAN SURAT An-Nahl AYAT 36

Dakwah para Rasul adalah Dakwah Tauhid

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah ṭāgūt itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya 1. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

PENJELASAN KATA DALAM AYAT

Firman Allah, sesungguhnya kami telah mengutus rosul untuk beribadah kepada Allah dan jauhi thogut.

Ba’astna: kami mengutus. Para ahli tafsir mengatakan bahwa kata ini berarti dari mati kemudian hidup. Hari kebangkitan disebut yaumul ba’ats. Keberadaan rosul adalah kehidupan bagi manusia. Menghidupkan ruh dan jiwa mereka. Ini adalah inti kehidupan. Ini adalah nikmat yang paling besar.

Kuli umah: setiap umat, setiap kelompok, atau kurun waktu, generasi dari manusia. Maknanya satu generasi kurun waktu dari manusia.

Rosulan: Rosul adalah seorang yang syariat diwahyukan kepadanya. dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada umat. Yang membedakan antara nabi dari rosul adalah rosul diutus dengan kitab sedangkan nabi melanjutkannya. Rosul diutus kepada kaum yang menyelesihi mereka sedangkan nabi diutus kepada kaum yang sepakat dengan mereka.

Diutusnya para rosul adalah nikmat yang paling besar, lebih besar dari nikmat dunia, sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Ma’idah ayat 20:

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain.

Pokok Kebaikan umat: Sepanjang umat masih berpegang pada sunnah nabi, masih mengambil dari para ulama, yang mengajarkan dari sumber yang asli yang bermuara kepada Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka umat itu akan berada di atas kebaikan.

Ustadz Dzulqarnain M Sanusi (September 2021)

Ani ‘budullah: Apakah misinya setiap rosul? Yaitu mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah dan esakan Allah dalam ibadah kalian.

Waj tanibu: tinggalkan dan jauhi.

At thogut: dari Kata tugyan yang berarti melampui batas. Oleh karena itu setiap selain Allah yg diibadahi, dan dia ridho dengan ibadah itu, maka termasuk thogut.

Makna Ayat secara global

Dia telah mengutus seorang rosul pada setiap kelompok dan kurun waktu. Yang mengajak kepada manusia untuk beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya. Allah terus mengutus rosulnya kepada manusia sejak terjadi kesyirikan pada bani Adam, yaitu pada zaman Nabi Nuh ‘alaihi salam hingga Allah menutup dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hubungan ayat dengan bab

Sesungguhnya dakwah kepada tauhid dan dakwah melarang kesyirikan itu adalah tujuan dakwah seluruh nabi dan para pengikut nabi.

Faedah Ayat

  1. Sesungguhnya hikmah pengutusan para rosul adalah untuk berdakwah menyeru kepada tauhid dan melarang kesyirikan.
    • Ini adalah pokok yang harus dijaga
    • Sering kali Nabi Muhammad shallallhu ‘alaihi wa sallam dibahasakan sebagai kepala negara, pebisnis, ahli strategi, doker paling mumupuni. Hal ini sebenarnye keluar dari tugas pokok beliau yaitu menyerukan tauhuid dan mejauhi kesyirikan.
    • Adapun Nabi Muhammad sebagai misalnya dokter itu adalah bukti kenabian bahwa segala yang diucapkan adalah benar.
  2. Sesungguhnya agama para nabi adalah satu agama yaitu memurnikan ibadah kepada Allah dan meninggalkan kesyirikan.
    • Oleh karena itu disetiap kisah Nabi dalam Al-Quran ada kandungan tauhidnya. Seperti kisah Nabi Yusuf ‘alahi salam. Sebelum ditanya mengenai mimpinya beliau mengatakan saya ikut agama ayah ku dan kakeku yaitu tidak pantas kami berbuat kesyirikan.
    • Tujuan para nabi sama meskupun syarait berbeda:
      • Taubat syariat Bani Isyrail: berkumpul disuatu tempat, Allah membuat tempat it gelap, kemudian mereka disuruh saling membunuh.
      • Taubat syariat umat islam harus memenuhi 5 syarat:
        1. Lepaskan diri dari dosa
        2. Sesali dosa itu
        3. Berniat dengan sunguh2 tidak akan mengulangi dosa itu lagi
        4. Ikhlas dalam taubatnya
        5. Bertobat sepanjang nyawa belum sampai pada tenggorakan dan matahari belum terbit dari arah barat.
  3. Risalah tauhid berlaku untuk setiap umat dan hujjah telah tegak bagi seluruh umat
    • Setiap ummat telah diutus rosul, tidak ada ummat yang tidak ada rosulnya.
    • Umat islam umat yang ke-70, umat paling terakhir.
  4. Ayat tersebut menunjukan akan keagungan tauhid, bahwa tauhid wajib atas seluruh umat.
  5. Terdapat kandungan makna laa illaha illallah.
    • Terdapat dua hal rukun laa illaha illallah: penetapan dan peniadaaan.
    • Yaitu beribadahlah kepada Allah (penetapan) dan jauhi thogut (peniadaaan).
    • Hal ini menunjukan bahwa tauhid tidak dapat diluruskan kecuali dengan keduanya penetapan dan peniadaaan.
    • Lakum diinukum waliyadin: bukan untuk disuruh memilih agama akan tetapi penyataan berlepas diri dari agama lain.

Wallahu ‘Alam

Pendahuluan dan Dalil 1: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #1, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid, Penulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab 1 Tauhid (Hakikat dan Kedudukannya)

PENDAHULUAN

Beribadah kepada Allah:

Ibadah adalah bentuk kebahagian dalam hidup, tapi ada yang lebih membahagiakan yaitu mengkaji ayat dan hadist Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam yang mengingatkan tentang tauhid, bagaimana memurnikan ibadah kepada allah dan menghindari kesyirikan.

Para ulama terbiasa membahas tauhid dikalangan orang2 umum.

Tauhid secara bahasa

Penjelasan kata tauhid dan ayat :

Penjelasan tentang tahuid yang Allah wajibkan atas hamba2 nya. Asal kata tauhid mencakup seluruh bentuk dari tauhid: rububiyah, uluhiyah, dan al asma wa sifat. Dalam buku ini penjelasan mengandung tiga2nya tapi pokok bahasan beliau mengenai uluhiyah. Dan penjelasan apa yang bertentangan dengan tauhid.

Pembagian Tauhid dan Syirik

Tauhid yang perlu dipelajari:

  1. Terkait dengan dasar yg menyebabkan tauhid diterima: Apabila yg ini hilang, maka batal islamnya.
  2. Mempelajari tentang kesempuranaan tauhid:
    1. Kesempuranaan wajib. berdosa
    2. Kesempuranaan mustahaf (dianjurkan). dosa kecil

Kaidah kesyrikan:

  1. Syirik Akbar yang bisa membatalkan keislaman
  2. Bertentangan dengan kesempurnaannya
    1. Wajib
    2. Mustahaf

Tauhid adalah Fiqih Nabi dan Rosul. Tauhid pokok ajaran nabi para rosul

Tauhid paling jelas dan terang, lebih terang dari sholat, zakat dan lain2.

Arti kata tauhid

Arti Kitabu Tauhid

  • Kitab: mengumpulkan huruf-huruf dan kata2.
  • Tauhid: Menjadikannya satu atau tunggal. Mengesakan allah dengan ibadah (uluhiyah)

Dalil 1: Al-Quran Surat Adh-Dhaariyat Ayat 56

Hikmah Penciptaan Jin dan Manusia

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Penjelasan Kata dalam Ayat

Setiap kata ibadah dalam Al-Quran adalah tauhid. Beribadah kepadaku artinya untuk mentauhidkan ku.

Wama kholaqtu: mencipatakan mengadakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan contohya tidak ada.

Liya’ budun: agar mereka beribadah kepadaku. Ibadah secara bahasa adalah merendahkan diri dan ketundukan. Secara syariat ibadah itu adalah kata yang universal yang mencakup segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhoi. Ucapan dan perbuatan, baik segala amalan yang tampak dan tidak tampak. Ibadah ada yang terkait dengan hati, lisan, dan badan. Setiap maulamalah harus dilihat dari sudut ibadah.

Makna ayat secara global

Allah mengabarkan bahwa Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah keapadanya. Maka ayat ini adalah penjelasan tentang hikmah penciptaan manusia dan jin. Allah tidak menginginkan apaun dari mereka sebagaimana keinginan tuan dari budaknya.

Hubungan antara ayat dan bab ini

Ayat ini menunjukan tentang kewajiban bertauhid. Ciri ahli sunnah: mereka terangkan hukum dulu baru keutamannya. Biasanya dijelasankan keutamannya saja tanpa penjelsan hukumnya. Hukum itu untuk mengikat. Hukum adalah kewajiban, baru dijelaskan keutamaan. Ini adalah fikih dalam berdakwah.

Faedah ayat

  1. Kewajiban menegakan ibadah bagi seluruh makhluk: jin dan manusia
  2. Penjelasan tentang hikmah penciptaan jin dan manusia
  3. Bahwa sang penciptalah yang berhak mendapat peribadahan bukan selainnya yang tidak menciptakan.
  4. Penjelasan Allah tidak memerlukan makhluk-Nya dan penjelasan tentang perlunya para makhluk kepada Allah sebab Dialah yng mencipta dan mereka yang diciptakan.
  5. Penetapan adanya hikmah pada setiap perbuatan Allah .

Wallahu A’lam