Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid, Penulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah
Bab 2: Siapa saja yang Menahqiq Tauhid Pasti Masuk Surga Tanpa Hisab
Golongan yang masuk Surga tanpa Hisab dan Adzab
Ada tiga tahqiq:
- Tahqiq dasar pokok tauhid: menghindari syirik akbar
- Tahqiq kesempurnaan yang wajib: menghindari syirik kecil, bid’ah dan maksiat
- Tahqiq Al Mustahab kesempurnaan yang disunnahkan.
Hadits:
عَنْ حُصَيْن بْنِ عَبْدِ الرَّ حْـمَنٍ قَالَ كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ أَيُّكُمْ رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انْقَضَّ الْبَارِحَةَ قُلْتُ أَنَا ثُـمَّ قُلتُ أَمَا إِنِّـي لَـمْ أَكُنْ فِـي صَلاَةٍ وَلَكِنِّـي لُدِغْتُ قَالَ فَمَاذَا صَنَعْتَ قُلْتُ اسْـتَرْقَيْـتُ قَالَ فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ قُلْتُ حَدِيثٌ حَدَّثَنَاهُ الشَّعْبِـيُّ فَقَالَ وَمَا حَدَّثَكُمُ الشَّعْبِـيُّ قُلْتُ حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ حُصَيْبٍ اْلأَسْلَمِـيِّ أَنَّهُ قَالَ لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْـنٍ أَوْ حُـمَةٍ فَقَالَ قَدْ أَحْسَـنَ مَنِ انْتَهَى إِلَـى مَا سَـمِـعَ وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِـيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ عُرِضَتْ عَلَـيَّ اْلأُمَـمُ فَرَأَيْتُ النَّبِـيَّ وَ مَعَهُ الرَّهَيْطُ وَ النَّبِـيَّ وَ مَعَهُ الرَّجُلُ وَ الرَّجُلاَنِ وَ النَّبِـيَّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ إِذْ رُفِعَ لِـي سَوَادٌ عَظِيمٌ فَظَنَنْتُ أَنَّهُمْ أُمَّتِـي فَقِيلَ لِـي هَذَا مُوسَـى عَلَيْهِ السَّلاَمَ وَ قَوْمُهُ وَ لَكِنِ انْظُرْ إِلَـى اْلأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِـي انْظُرْ إِلَـى اْلأُفُقِ اْلآخَرِ فإِذَا سَـوَادٌ عَظِيمٌ فَقِيلَ لِـي هَذِهِ أُمَّتُكَ وَ مَعَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْـجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ ثُـمَّ نَهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ فَخَاضَ النَّاسُ فِـي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْـجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلاَ عَذَابٍ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبُوا رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ وُلِدُوا فِـي اْلإِسْلاَمِ وَ لَـمْ يُشْرِكُوا بِاللهِ وَ ذَكَرُوا أَشْيَاءَ فَـخَرَخَ عَلَيْهِمْ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ مَا الَّذِي تَـخُوضُونَ فِـيهِ فَأَخْبَرُوهُ فَقَالَ هُمُ الَّذِينَ لاَ يَرْقُونَ وَلاَ يَسْتَرْقُونَ وَ لاَ يَتَطَيَّرُونَ وَ عَلَى رَبِّـهِمْ يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِـحْصَنٍ فَقَالَ ادْعُ اللهَ أَنْ يَـجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ أَنْتَ مِنْهُمْ ثُـمَّ قَامَ رَجُلٌ آجَرُ فَقَالَ ادْعُ اللهَ أَنْ يَـجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ سَبَقَكَ بِـهَا عُكَّاشَةُ
Dari Hushain bin Abdurrahman berkata: “Ketika saya berada di dekat Sa’id bin Jubair, dia berkata: “Siapakah diantara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?” Saya menjawab: “Saya.” Kemudian saya berkata: “Adapun saya ketika itu tidak dalam keadaan sholat, tetapi terkena sengatan kalajengking.” Lalu ia bertanya: “Lalu apa yang anda kerjakan?” Saya menjawab: “Saya minta diruqyah[1]” Ia bertanya lagi: “Apa yang mendorong anda melakukan hal tersebut?”Jawabku: “Sebuah hadits yang dituturkan Asy-Sya’bi kepada kami.” Ia bertanya lagi: “Apakah hadits yang dituturkan oleh Asy-Sya’bi kepada anda?” Saya katakan: “Dia menuturkan hadits dari Buraidah bin Hushaib: ‘Tidak ada ruqyah kecuali karena ‘ain[2] atau terkena sengatan.’”
“Sa’id pun berkata: “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan nash yang telah didengarnya, akan tetapi Ibnu Abbas radhiyallâhu’anhu menuturkan kepada kami hadits dari Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda: ‘Saya telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allâh, lalu saya melihat seorang Nabi bersama beberapa orang, seorang Nabi bersama seorang dan dua orang dan seorang Nabi sendiri, tidak seorangpun menyertainya. Tiba-tiba ditampakkan kepada saya sekelompok orang yang sangat banyak. Lalu saya mengira mereka itu umatku, tetapi disampaikan kepada saya: “Itu adalah Musa dan kaumnya”. Lalu tiba-tiba saya melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepada saya: “Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang, mereka akan masuk surga tanpa hisab dan adzab.”.’Kemudian Beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun saling berbicara satu dengan yang lainnya, ‘Siapakah gerangan mereka itu?’ Ada diantara mereka yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka itu sahabat Rasulullâh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan: ‘Mungkin saja mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah berbuat syirik terhadap Allâh.’ dan menyebutkan yang lainnya. Ketika Rasulullâh Shallallâhu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Beliau bersabda: ‘Mereka itu adalah orang yang tidak pernah minta diruqyah, tidak meminta di kay[3] dan tidak pernah melakukan tathayyur[4] serta mereka bertawakkal kepada Rabb mereka.’Lalu Ukasyah bin Mihshon berdiri dan berkata: “Mohonkanlah kepada Allâh, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka!’ Beliau menjawab: ‘Engkau termasuk mereka’, Kemudian berdirilah seorang yang lain dan berkata:’Mohonlah kepada Allâh, mudah-mudahan saya termasuk golongan mereka!’ Beliau menjawab:’Kamu sudah didahului Ukasyah.’.”
Penjelasan Hadits:
Ini adalah kondisi zaman dulu yang berkawan dengan orang shaleh dan ahli ilm. Husein berkata jangan sampai dikira bangun malam-malam sedang shalat malam tapi beliau bangun karena disengat kalajengking. Hal ini dikarenakan Husein tidak mau memuji dirinya. Kalau tidak ada pada dirinya, maka dibilang tidak ada. Sehingga tidak mau dipuji.
Sebagaimana firman Allah Ta’alla mengenai orang yang suka dipuji:

Kedalaman ilmu para as-salaf yaitu selalu dibangun diatas dalil. Hal tersebut terlihat ketika ditanyakan dalil mengenai ruqiyah.
Etika para as-salaf dalam ilmu, yaitu ketika terdapat kesalahan dikatakan telah bagus seorang yang mengamalkan ilmu tapi saya mendengar dari Ibnu Abbas.
Umat Islam adalah umat yang ke-70 yaitu umat terakhir berdasarkan hadits

Nabi ada yang tidak ada pengikutnya. Apakah gagal dalam berdakwah?. Nabi tidak ada yang gagal sebab tugasnya menyampaikan risalah pada umatnya. Apabila umatnya tidak menerima, ini bukan tanggung jawab nabi. Nabi hanya menyampaikan dan hidayah ditangan Allah.
Diukur kebaikan dengan banyaknya orang (pengikut) adalah keliru. Kebenaran harus disampaikan bahwa itu benar. Tidak diukur siapa yang menerimanya. Hal ini tidak diatas jalan Nabi.
Diatas jalan nabi menyampaikan kebenaran sebagaimana mestinya, seutuhnya dan berusaha menyampaikan dengan cara yang terbaik, paling mudah diterima manusia.
Umat islam adalah yang terbanyak dan ada keutamaan khusus.
Cara berpikir sahabat ketika mendengar masuk surga tanpa hisab, mereka berpikir pasti ada amalannya. Maka yang mereka cari amalan apa mereka lakukan?. Tidak seperti sekarang sebagian orang cuci tangan guru, minum darah dan lainnya.
Yaitu orang yang tidak minta diruqyah, Ruqiyah disyariatkan apabila ada yang sakit dibacakan Al-Qur’an, doa, dzikir. Yang menjadi masalah adalah meminta untuk diruqiyah. Ini adalah salah satu bentuk ketawaqalan.
Tidak melakukan Kay, jenis pengobatan yang besi dipanaskan (dibakar api) lalu ditempelkan pada bagian tertentu di tubuh. Tapi ini adalah makruh kecuali kalau sudah terdesak tidak ada jalan keluar lagi, maka tidak mengapa. Istilah orang arab, obat terakhir adalah Kay.
Tidak melakukan tatoyur yaitu menganggap sial sesuatu karena sebuah sebab yang tidak hubungan sebab akibatnya dan tidak ada ketentuan syariat. Ada burung hantu, menjadi tanda orang meninggal. Hal ini tidak ada bentuk sebab akibat. Angkat 13 menjadikan sial.
Dan kepada Rab mereka selalu bertawaqal. Menyandarkan segala perkara hanya kepada Allah.
Ukkasyah, berdoa kepada Allah di bolehkan akan tetapi berdoa kepada rasul maka tidak dibolehkan (syirik akbar). Berdoa kepada Allah agar nabi memberikan syafaat dibolehkan.
Nabi tidak mengatakan kamu tidak termasuk, tapi mengatakan kamu telah didahului oleh Ukkasyah. Sebab apabila diteruskan maka banyak akan yang minta. Makanya responnya harus cepat.
Biografi Orang-Orang yang Tersebut di dalam Hadits
Hushain adalah Hushain bin Abdirrahman As-Sulamy AL-Haritsy, berasal dari kalangan tabiut tabi’in. Beliau meninggal pada 136 H dalam usia sembilan puluh tiga tahun.
Tidak ada sahabat setelah 100 tahun meninggalnya Rasulullah ﷺ. Akhir sahabat yang meninggal adalah Abu Tuffail radhiallahu anhu wafat pada tahun 102 H atau 101H. Artinya 99 tahun setelah Nabi wafat. Nabi ﷺ bersabda “Setelah 100 tahun dari sekarang tidak ada lagi jiwa yang benafas diatas muka bumi saat ini yang hidup 100 tahun yang akan datang”. Termasuk kekeliruan mengenai Nabi Khidir karena andaikata masih hidup dimasa nabi, maka Nabi Khidir akan termasuk orang yang meninggal.
Allah berfirman:

Sa’id bin Jubair adalah Al-Imam Al-Faqih, salah seorang murid Ibnu ‘Abbas yang menonjol. Beliau dibunuh oleh Al-Hajjaj bin Yusuf pada 95 H. Usia beliau tidak mencapai lima puluh tahun.
Asy-Sya’by adalah ‘Amir bin Syarahil Al-Hamdany. Beliau lahir pada masa khilafah Umar, meninggal pada 103 H. Beliau termasuk seorang tabi’in yang dipercaya. Keunikaan beliau berkata “Saya tidak pernah menulis hitam diatas putih”, maksudnya selama menuntut ilmu tidak pernah menulis, tapi semuanya dihafalkan.
Metoda ulama dalam menunut ilmu ada tiga:
- Menghafal seluruh ilmunya
- Menulis saja tanpa menghafal. Tapi tulisannya dijamin dan terpelihara
- Menghafal dan menulis. Metode ini dipakai kebanyakan ulama. Seperti Imam Ahmad menulis ujung-ujung saja. Sehingga apabila dia membaca ujungnya, maka dia akan ingat awalnya.
Buraidah, dengan mendhammah huruf pertamanya dan memfathah huruf keduanya, adalah Ibnul Hushaib bib Al-Harits Al-Aslamy, seorang sahabat yang terkenal. Beliau meninggal pada 63H.
Ibnu ‘Abbas adalah seorang sahabat yang mulia, Abdullah bin ‘Abbas bin Abdul Muthalib, anak paman Rasulullah ﷺ. Nabi pernah mendo’akan beliau dengan: “Ya Allah pahamkanlah ia tentang agamanya dan ajarkanlah ia tafsir“. Maka jadilah beliau sebagaimana doa Rasulullah. Beliau meninggal di Thaif pada 68 H.
‘Ukkasyah adalah Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsan Al-Asady, termasuk orang yang awal kali masuk Islam. Beliau ikut berhijrah dan perang Badr. Beliau mati syahid dalam peperangan menumpas orang-orang murtad bersama Khalid bin Walid pada 12H (pada masa Abu Bakr Asy-Syidiq).
Makna Hadits Secara Global
Husahain bin Abdurrahman menceritakan pembicaraan yang terjadi di majelis Sa’id bin Jubair berkenaan dengan bintang jatuh semalam. Hushain mengabarkan kepada mereka bahwa ia melihat jatuhnya bintang tersebut karena dalam keadaan tidak tidur pada waktu itu. Karena khawatir bila disangka oleh orang-orang yang hadir bahwa ia melihat bintang itu karena sedang mengerjakan shalat, ia berusaha menghilangkan sangkaan tersebut (beribadah dengan sesuatu yang tidak dia lakukan) seperti kebiasaan salaf yang sangat bersemangat untuk ikhlas. Maka Hushain menyebutkan sebab sebenarnya yang membuat ia tidak tidur ada malam itu, yaitu karena ia terkena (sengatan kalajengking). Kemudian pembicaraan berpindah kepada usaha yang ia lakukan untuk mengobati sengatan tersebut maka Hushain mengabarkan bahwa dirinya mengobati hal itu dengan ruqyah. Sa’id pun bertanya tentang dalil syar’i yang mendasari perbuata itu maka disebutkan kepada nya satu hadits dari Rasulullah ﷺ tentang pembolehan ruqyah, dan dia membenarkan Hushain yang telah beramal dengan dalil.
Kemudian, Sa’id menyebutkan keadaan yang lebih baik daripada perbuatan Hushain. Yaitu, keadaan yang meningkat ke arah kesempurnaan pelaksnaan tauhid dengan meninggalkan perkara-perkara makruh, meski (perkara) tersebut diperlukan oleh seseorang, sebagai sikap tawakkal kepada Allah sebagaimana keadaan tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, yang Rasulullah ﷺ menyifati mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang meninggalkan ruqiyah dan pengobatan dengan kay sebagai realisasi tauhid, dengan mengambil sebab yang lebih kuat, yaitu bertawakkal kepada Allah dan tidak memintah untuk di-ruqyah atau lebih dari itu kepada seorang pun.
Hubungan antara Hadits dan Bab
Di dalam hadits tersebut terdapat penjelasan tentang makna pelaksanaan tauhid, dan balasan terhadap (pelaksanaan) tersebut di sisi Allah Ta’alla.
Faedah Hadits
- Keutamaan salaf, dan bahwa tanda-tanda (kejadian) langit yang mereka lihat tidak mereka anggap sebagaui suatu kebiasaan, tetapi mereka pahami sebagai salah satu di antara ayat-ayat Allah.
- Manusia masa sekarang apabila terjadi gerhana hanya melihat sebab-sebab kauniyah yaitu pertemuan dua matahari. Gempa karena pergesearan lempengan bumi, dan selainnya.
- Memang ada sebab akibat tapi itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah dimana Allah menghendakinya.
- Semangat salaf untuk ikhlas dan begit kuat penjauhan diri mereka dari riya
- Apabila menyebut sesuatu disebutkan hakikat kejadiannya dan bukan untuk riya, diterangkan apa yang sebenarnya terjadi dan tidak mau dipuji dengan hal yang tidak dimiliki.
- Meminta hujjah atas kebenaran suatu pendapat, dan perhatikan salaf terhadap dalil.
- Masa As-Salaf apabila ada sesuatu ditanyakan dalilnya.
- Agama ditrima perantara seorang Rasul, maka ditanyakan dalilnya.
- Disyariatkan untuk berdiri di atas dalil dan beramal dengan ilmu, dan bahwasannya orang yang beramal dengan dalil yang sampai kepadanya sungguh telah berlaku baik.
- Orang yang beramal dengan dalil sudah baik.
- Para As-Salaf menghargai pendapat orang yang berdasarkan dengan dalil.
- Menyampaikan ilmu dengan lemah-lembut dan bijaksana.
- Apabila melihat seseorang beramal dengan ilmu diatas pendalilan, maka apabila ingin diarahkan kearah yang lebih baik, maka diajari dengan cara yang baik.
- Pembolehan ruqyah.
- Ruqiyah dibolehkan, ada haditsnya.
- Kita boleh meruqiyah orang yang sakit, yang dilarang adalah meminta ruqiyah.
- Atau apabila ada yang sakit, kemudian meminta orang lain untuk meruqiyahnya, maka tidak masalah.
- Yang tidak dibolehkan adalah apabila yang bersangkutan meminta karena akan mengurangi tawaqal.
- Membimbing seseorang yang telah beramal dengan sesuatu yang disyariatkan kepada sesuatu yang lebih utama daripada amalan tersebut
- Keutamaan Nabi kita, Muhammad ﷺ, bahwa seluruh umat ditampakan kepada beliau.
- Umat bersama nabinya diperlihatkan kepada nabi Muhammad ﷺ
- Bahwa jumlah pengikut nabi berbeda-beda.
- Ada nabi pengikutnya 3-9 orang, 2 orang, 1 orang dan tidak ada pengikutnya
- Bantahan terhadap orang-orang yang berhujah berdasarkan jumlah mayoritas dan menyatakan bahwa kebenaran selalu terbatas pada pihak mereka.
- Kebenaran tidak terbatas pada mayoritas. Terkadang kebenaran adalah minoritas.
- Dalam surat Al An’am ayat 116: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah“.
- Surat Saba Ayat 13: “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaku yang bersyukur“.
- Surat Shaad ayat 24: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, dan amat sedikitlah mereka ini“.
- Surat Yusuf ayat 103: “Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya“.
- Bahwa yang wajib adalah mengikuti kebenaran, meskipun jumlah pengikut (kebenaran) sedikit.
- Keutamaan Musa dan kaumnya
- Nabi Musa dan kaumnya banyak.
- Keutamaan umat ini bahwa mereka adalah umat terbanyak yang mengikuti Nabinya ﷺ
- Menjelaskan keutamaan pelaksanaan tauhid secara murni dan balasan terhadap (pelaksanaan) tersebut.
- Ciri-ciri orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
- Pembolehan Munazarah dalam hal ilmu dan saling membahas nash-nash syarait untuk mengambil faedah dan menampakkan kebenaran.
- Munazarah adalah diskusi saling menyampaikan argumen dan hujjah dalam ilmu.
- Yang tercela adalah diskusi untuk saling mengalahkan, berdebat.
- Kedalaman ilmu salaf, karena mereka mengetahui bahwa orang-orang yang tersebut dalam hadits itu tidak akan mendapatkan kedudukan tersebut, kecuali dengan suatu amalan.
- Semangat para salaf kepada kebaikan dan sikap berlomba-lomba dalam amal salih.
- Bahwa meninggalkan ruqyah dan kay tergolongan sebagai realisasi tauhid
- Pembolehan meminta doa dari orang yang memiliki keutamaan semasa hidupnya,
- Ukkasyah meminta kepada Nabi
- Meminta didoakan kepada orang shaleh dibolehkan apabila masih hidup.
- Salah satu di antara tanda-tanda kenabian ﷺ adalah bahwa beliau mengabarkan bahwa Ukkasyah termasuk ke dalam tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, hingga kemudian Ukkasyah radhiallahu ‘anhu mati syahid dalam memerangi orang-orang murtad.
- Keutamaan Ukkasyah bin Mihshan radhiallahu ‘anhu
- Kaum muhajirin yang awal masuk Islam, Hijrah, hadir di perang Badr, mati syahid, dan masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
- Penggunaan sindirian serta kebagusan akhlak beliau ﷺ, bahwa beliau tidak mengatakan, “Engkau tidaklah termasuk ke dalam kelompok mereka” kepada orang lain.
- Nabi hanya mengatakan Ukkasayah telah mendahului kamu.
- Menutup peluang, supaya orang yang tidak berhak (mendapatkan sesuatu) tidak bangkit (untuk meminta) lalu akhirnya ditolak.
- Apabila tidak ditutup peluang, maka akan banyak orang yang memintanya.
Wallahu ‘Alam
Sumber:
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.









