Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #1, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid, Penulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-FauzanHafidzahullah
Bab 1 Tauhid (Hakikat dan Kedudukannya)
PENDAHULUAN
Beribadah kepada Allah:
Ibadah adalah bentuk kebahagian dalam hidup, tapi ada yang lebih membahagiakan yaitu mengkaji ayat dan hadist Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam yang mengingatkan tentang tauhid, bagaimana memurnikan ibadah kepada allah dan menghindari kesyirikan.
Para ulama terbiasa membahas tauhid dikalangan orang2 umum.
Tauhid secara bahasa
Penjelasan kata tauhid dan ayat :
Penjelasan tentang tahuid yang Allah wajibkan atas hamba2 nya. Asal kata tauhid mencakup seluruh bentuk dari tauhid: rububiyah, uluhiyah, dan al asma wa sifat. Dalam buku ini penjelasan mengandung tiga2nya tapi pokok bahasan beliau mengenai uluhiyah. Dan penjelasan apa yang bertentangan dengan tauhid.
Pembagian Tauhid dan Syirik
Tauhid yang perlu dipelajari:
Terkait dengan dasar yg menyebabkan tauhid diterima: Apabila yg ini hilang, maka batal islamnya.
Mempelajari tentang kesempuranaan tauhid:
Kesempuranaan wajib. berdosa
Kesempuranaan mustahaf (dianjurkan). dosa kecil
Kaidah kesyrikan:
Syirik Akbar yang bisa membatalkan keislaman
Bertentangan dengan kesempurnaannya
Wajib
Mustahaf
Tauhid adalah Fiqih Nabi dan Rosul. Tauhid pokok ajaran nabi para rosul
Tauhid paling jelas dan terang, lebih terang dari sholat, zakat dan lain2.
Arti kata tauhid
Arti Kitabu Tauhid
Kitab: mengumpulkan huruf-huruf dan kata2.
Tauhid: Menjadikannya satu atau tunggal. Mengesakan allah dengan ibadah (uluhiyah)
Dalil 1: Al-Quran Surat Adh-Dhaariyat Ayat 56
Hikmah Penciptaan Jin dan Manusia
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Penjelasan Kata dalam Ayat
Setiap kata ibadah dalam Al-Quran adalah tauhid. Beribadah kepadaku artinya untuk mentauhidkan ku.
Wama kholaqtu: mencipatakan mengadakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan contohya tidak ada.
Liya’ budun: agar mereka beribadah kepadaku. Ibadah secara bahasa adalah merendahkan diri dan ketundukan. Secara syariat ibadah itu adalah kata yang universal yang mencakup segala sesuatu yang Allah cintai dan ridhoi. Ucapan dan perbuatan, baik segala amalan yang tampak dan tidak tampak. Ibadah ada yang terkait dengan hati, lisan, dan badan. Setiap maulamalah harus dilihat dari sudut ibadah.
Makna ayat secara global
Allah mengabarkan bahwa Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah keapadanya. Maka ayat ini adalah penjelasan tentang hikmah penciptaan manusia dan jin. Allah tidak menginginkan apaun dari mereka sebagaimana keinginan tuan dari budaknya.
Hubungan antara ayat dan bab ini
Ayat ini menunjukan tentang kewajiban bertauhid. Ciri ahli sunnah: mereka terangkan hukum dulu baru keutamannya. Biasanya dijelasankan keutamannya saja tanpa penjelsan hukumnya. Hukum itu untuk mengikat. Hukum adalah kewajiban, baru dijelaskan keutamaan. Ini adalah fikih dalam berdakwah.
Faedah ayat
Kewajiban menegakan ibadah bagi seluruh makhluk: jin dan manusia
Penjelasan tentang hikmah penciptaan jin dan manusia
Bahwa sang penciptalah yang berhak mendapat peribadahan bukan selainnya yang tidak menciptakan.
Penjelasan Allah tidak memerlukan makhluk-Nya dan penjelasan tentang perlunya para makhluk kepada Allah sebab Dialah yng mencipta dan mereka yang diciptakan.
Penetapan adanya hikmah pada setiap perbuatan Allah ﷻ.
Kitab Syarah Riyadhus Shalihin Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah
Bab 5 Muraqabah
Hadist 61 mengenai islam, iman dan ihsan
RUkun Islam Ketiga: Membayar Zakat
Zakat berarti memberikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya yang ditentukan oleh Allah
Orang yang membeyar zakat berarti mensucikan dirinya dari sifat kebakhilan dan mengembangkan hartanya dengan zakat.
Pelaksanaan zakat banyak mengandung maslahat, sehingga ia menjadi salah satu rukun islam
Faedah Zakat
Penghapus dosa
Bentuk berbuat kebaikan terhadap sesama makhluk
Menumbukan rasa kasih sayang terhadap sesama manusia
Mencegah perbuatan kriminal dari orang2 fakir kepada orang kaya
Menarik turunnya rezeki dari langit
Membantu para mujahid dijalan Allah.
Membebaskan perbudakan
Membebaskan seseorang dari hutangnya
Membantu orang2 musafir yang kehabisan bekal diperjalanan.
Apakah orang yang meremehkan urusan zakat dianggap kafir seperti orang yang meremehkan shalat?
Jawabannya: Orang yang meremehkan zakat tidak dianggap kafir. Sebagaimana hadist riwayat Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallah Anhu, sesungguhnya Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam bersabda:
“Setiap pemilik emas dan perak yang tidak menunaikan zakatnya, akan dipakaikan kepada mereka kepingan-kepingan api pada hari kiamat. Lalu ia dibakar pada bagian rusuk, dahi dan belakang punggungnya dengan kepingan tersebut didalam neraka jahanam. Setiap kali kepingan itu dingin, akan dipanaskan kembali. Ukuran satu hari mennyamai lima puluh ribu tahun (di dunia). Hal ini terus berlangsung hingga manusia diputuskan kemana mereka akan ditempatkan, ke surga ataukah ke neraka”.
Hadist ini menunjukan bahwa orang yang tidak membayar zakat tidak dianggap kafir. Sekirannya dianggap kafir, maka tidak ada baginya jalan ke surga.
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema Penghalang-Penghalang Hidayah, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.
Pendahuluan
Allah Ta’ala memberi hidayah. Dari Asmaul Husna: Al-Hadi, pemberi hidayah, disebutkan di dua ayat dalam Al-Qur’an:
1. Quran Surat Al Hajj Ayat 54: Sesungguhnya Allah memberikan hidayah kepada orang yang beriman pada jalan yang lurus
dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Qur`ān itulah yang hak dari Tuhan-mu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
2. Quran Surat Al-Furqan Ayat 31: Cukuplah Allah sebagai pemberi hidayah, yang memberi petunjuk dan penolong.
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhan-mu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.
Allah mencintai dan memberi hidayah dengan sifat-sifatNya dibeberapa tempat dalam Al-Quran. Bagian keimanan kepada Allah, apalagi Allah memerintah kita untuk berdoa dalam Al-Fatihah. Ya Allah pemberi hidayah berikan lah kami jalan yang lurus (QS Al Fatihah:6). Yaitu jalan yang engkau beri nikmat kepada mereka (QS Al Fatihah:7). Yaitu nabi-nabi, para ṣhiddīqīn orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh (QS An Nisa 69):
Dan barang siapa yang menaati Allah dan rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para ṣhiddīqīn orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. 1
Dan juga berdo’a untuk berlindung dari penghalang hidayah (QS Al Fatihah:7) :
Bukan jalan dimurkai atas mereka (kaum Yahudi), yaitu golongan yang punya ilmu tapi tidak beramal.
Dan bukan jalan yang disesatkan (kaum Nashrani), yaitu golongan yang beramal tapi tanpa ilmu.
Kemudian kita berdoa’ agar jangan palingkan hati-hati kami setelah engkau memberi hidayah (QS. Al-Imran:8):
(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.
Selanjutnya kita masuk surga juga karena hidayah dari Allah, dalam QS Al-A’raf, ayat 43:
Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran”. Dan diserukan kepada mereka, “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan”.
DefinisiHidayah
Hidayah adalah mengenal kebenaran dan beramal dengannya (Ibnu Qoyim).
Hidayah adalah petunjuk dengan kelembutan dengan berbagai hikmah yang menyambungnya dengan apa yang dia cari.
Hidayah adalah menempuh jalan yang mengantarnya kepada apa yang dia cari.
Pembagian Hidayah
Pembagian pertama:
Hidayah menuju kepada jalan
Hidayah diatas jalan
Ketika sudah kenal Islam, dari non muslim masuk Islam. Ini adalah hidayah menuju kepada jalan. Atau ketika diatas kesesatan, pada saat sudah mengenal jalan maka, ini adalah hidayah diatas jalan.
Bagi yg sudah muslim agar dapat hidayah diatas jalan. Permohonannya ada dua macam:
Belum ada. kemudian dia minta untuk dapat hidayah
Sudah ada, agar hidayah itu dijaga ditetapkan diatasnya.
Pembagian kedua:
Hidayah petunjuk dan pengarahan (Al-Irsyad)
Hidayah diberi taufiq dan diberi anugrah untuk beriman, mengambil dari hidayah itu.
Nabi memberi hidayah kepada kaumnya yaitu Al-Irsyad. Sedangkan hidayah taufiq, tidak ada wewenang Nabi disitu hanya kekhususan Allah.
Kesempurnaan Hidayah
Kesempurnaan hidayah ada 10 perkara (Ibnu Qoyim):
Hidayah ilmu dan penjelasan. Ilmu adalah pintu masuk untuk mendapatkan hidayah selanjutnya.
Hidayah mampu untuk melakukannya.
Hidayah ingin kepada hal tersebut. Ada yang orang tau illmu tapi tidak ada keinginan untuk melakukannya
Hidayah menjadikan dia bisa mengerjakan, sebagai pelaku.
Hiadayah agar diteguhkan diatasnya, continue.
Hidayah dipalingkan dari pengehalang-penghalang hidayah, yang bisa menghadangnya dari mendapatkan hidayah.
Hidayah diberikan diatas jalan dengan hidayah khusus dan terperinci. Mengerti dengan detail apa sunah nabi, apa syariat nya yang harus di kerjalan, apa itu iklhas, rido, sabar sukur, rindu, harapan ,tawakal, dsb.
Hidayah diperlihatkan tentang maksud dari perjalanannya. Rahasia2 keindahan syariat tidak ada tirai yg menghalangi.
Hidayah selalu merasakan dirinya fakir kepada Allah dan sangat perlu kepada Allah. Diatas segala yg dilakukan dikehidupan. Contoh dalam belajar menununtut ilmu, jika ini adalah sampingan maka bukan pada jenjang ini. Ada orang yang menganggap ini adalah ruh nya seperti makan/minuman yang diperlukan setiap saat.
Hidayah diperlihatkan dua jalan yang menyimpang. Kenal jalan yg lurus dia kenal pula jalan yang menyimpang.
Golongan Manusia dalam mendapatkan Hidayah
Golongan Rosyidun, yang dapat petunjuk, mengenal ilmu dan beramal dengannya (definisi hidayah), berindung dari dua jalan: gowun dan dolun
Golongan Gowun, orang yang menyimpang, sampai ilmu tapi diat tidak amalkan, bahkan berpaling darinya.Sudah sampai ilmu tapi berpaling darinya. kemudian di iikuti syaiton dan masuk golongan gowin.
Golongan Dolun, orang yang tersesat. Orang yang belum kenal petunjuk, belum sampai kepadanya ilmu.
Hidayah perlu ilmu, tidak ikut-ikutan, bukan banyak pujian, bukan ikut perbuatan kebanyakan manusia.
Ustadz Dzulqarnain M Sunusi (Agustus 2021)
Penghalang-penghalang Hidayah
10 Penghalang-penghalang hidayah berserta sebab untuk mendapatkan hidayah (Ibnu Qoyim):
Lemahnya Pengetahuan, lemah ilmu syariat. Kalo tidak kenal ilmu tidak akan mendatanginya, bahkan memusuhinya.
Untuk menanggulangi harus punya perhatian dengan ilmu, punya kegiatan terkait ilmu agama, akan kuat pengetuahuannya, akan banyak hidayah, tahu kedetailan diatas jalan.
Tidak layak dia mendapatkan hidayah, hatinya tidak layak mendapatkan hidayah, ilmu tidak masuk bila hatinya kotor. Allah pilih diantara hambanya untuk mendapat hidayah. Hal ini bisa diatasi dengan sebab untuk mendapatkan hidayah berikut (dalam QS Az-Zumar, 17-18):
Tahuid, Supaya layak mendapatkan hidayah,ada kewajiban2 sebab2 mendapat hidayah, hal yang paling pokok, dia bersihkan hatinya dari kesyrikan, supaya layak dapat hidayah. (QS Al-Mudatsir, 1-4). Agar dapat hidayah perbaiki tauhidnya hindarkan dari segala kesyirikan.
Sebab menjalankan perintah Allah dan Rosulnya. ini kehidupan yg sebenarnya
Selalu bertaubat, kembali pada Allah. Ada titik hitam yang menodainya. (Ar Ra’ad, 27)
Hasad dan bersombong. ini yang menyebabkan iblis jadi kafir, anak adam tidak diterima qurban karena membunuh, dikarenakan hassad.
Untuk menanggulanginya di cari sebab mendapatkan hidayah yaitu keihklasan, mencari kebenaran, segala perkara (QS Sad, 83). Apabila ikhlas setan tidak dapat menggoda. (kisah Salman RA dapat hidayah, yg disebabkan keikhlasannya dalam mencari hidayah). Ikhlas menyebabkan seseorang mudah tunduk, tidak memendam hasad dan sombong.
Cinta kepemimpinan dan kekuasaan. Yang gemar di tokohkan, kedudukan. Cinta kepemimpinan adalah akhir penyakit orang sholeh, karena sulit menghindarinya. Firaun dan tentaranya tidak menerima hidayah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan sebab mendapat hidayah:
Keikhlasan
Banyak mengingat negeri akhirat, akhirat lebih baik dari dunia dan seisinya
Syahwat dan harta. seperti qorun, qorun tadinya kaum nabi musa. Sudah tau kebeneran tapi karena syahwat dan hartanya.
Cinta kepada keluarga dan kerabat, dan sukunya. Lebih cinta pada hal demikian dari pada menerima kebenaran. Sebagaimana Abu Tholib malu dicela oleh kaumnya yang dianggap mengina kakeknya, apabila menerima ajakan Nabi Muhammad untuk mengucapkan kalimat Tauhid.
Untuk menanggulanginya dapat dicari penyebab mendapat hidayah yaitu perbaiki kecintaan kepada Allah dan mengikuti jalan Rasulullah
Cinta kepada rumah atau negeri yang dia tinggal. Ketika nabi hijrah, ada sebagian yang tidak ikut karena kecintannyan pada kampung halaman Mekah. Ketika ada yg masuk islam di negeri kafir, ada kewajiban untuk berhijrah ke negeri islam. Tapi mereka lebih cinta tempat di bermukim, lahir, kepala jatuh, maka ini menghalangi seseorang dari hidayah.
Menganggap bahwa kalo masuk islam atau ikut jalan rosul, maka itu adalah celaan bagi dia, bapak nya, kakeknya. Ini diatas bid’ah, dirinya salah dan tidak bisa bantah, tapi karena tidak mau rujuk karena banyaknya pengikut.
Mengikuti orang yang memusuhinya dari manusia yang mendahulinya masuk dalam agama. Karena bersaing, dekat dengannya tapi tidak bisa lepas lagi
Kebiasannya, adat istiadat, tempat dia dibersarkan. TIngal di sebuah negeri yang sudah bisa dengan maksiat, sehingga sulit di tinggalkan. Misalnya dinegeri yang udah terbiasa dengan musik.
Penghalang-penghalang hidayah tambahan:
Karena tidak mengikuti jalan As-Salaf. Alquran dan sunnah adalah hidayah, jalannya nabi dan para sahabat juga hidayah. QS An-Nisa ayat 115:
Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itudan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.
Banyak mengikuti hawa nafsu. Pegang Al-Quran dan Sunnah dan mengedepankan perintah Allah dan Rasul, dan mujahadah. QS Al-Ankabut Ayat 69:
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Duduk dengan orang yang rusak akhlaknya. Yg tidak boleh kita dekat kepadanya (QS Al-Furqan ayat 72). Jangan condong kepada orang yang dolim (QS Hud ayat 13)
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (Al-Furan:72)Bahkan, mereka mengatakan, ” Muhammad telah membuat-buat Al-Qur`ān itu” ; Katakanlah, “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.
Penutup
Ingatkan pentingnya diatas hidayah, mencari sebab-sebab untuk mendapatkan hidayah dan menjadi orang yang mengajak hidayah kepada petunjuk. Doa juga merupakan salah satu sebab untuk mendapatkan hidayah seperti dalam Hadist Amar bin Yasir, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa:
Hidayah kadang perlu membelinya dengan pengorbanan, doa, mujahadah, dan dengan harta.
Kitab Syarah Bulugul Maram Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat
Hadist 190, Dari Anas RA, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila makan malam sudah disediakan, maka mulailah dengan memakannya sebelum kamu shalat Magrib.” (HR. Mutafaq ‘Alaih).
Hikmahnya adalah sesungguhnya yang diharapkan didalam shalat adalah menghadirkan hati agar shalat menjadi khusyu namun kehadiran makanan dapat membuat shalat tidak khusyu.
Jumhur ulama sepakat mendahulukan makan daripada shalat , namun mereka tidak menganggap wajib.
Hadist 191, Dari Abu Dzarr, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila seseorang dari kalian melakukan shalat, maka janganlah ia mengusap debu karena rahmat sedang menghampirinya”. (HR. Lima Imam hadist).
Hukumnya makruh membersihkan debu yang berada ditempat shalat atau tempat sujud, kecuali dengan sekali gerakan.
Hikmahnya adalah bahwa rahmat Allah itu barangkali tedapat pada debu yang menempel diwajah dan tempat sujudnya.
Untuk menjaga ke khusyu an shalat.
Hadist 192, Dari Aisyah RA, ia berkata: Saya telah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menoleh di dalam shalat, beliau bersabda, “Yang demikian itu satu kelalaian yang dimanfaatkan oleh syetan dari shalat seseorang.” (HR. Bukhari)
Dilarang menoleh dalam shalat kecuali diperlukan seperti takut dari musuh.
Makruh menoleh dengan kepala dan leher saja, adapun memutar seluruh badan membatalkan shalat.
Kitab Syarah Riyadhus Shalihin Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah
Bab 5 Muraqabah
Hadist 61 mengenai islam, iman dan ihsan
Bagaimana hukum orang yang tidak menegakkan shalat?
Orang yang tidak menegakkan shalatnya dengan sempurna, dia tidak mendapatkan kesempurnaan shalat, tetapi dia tidak berdosa.
Adapun orang yang sama sekali tidak menegakan shoalat, yakni meninggalkan shalat, maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam. Pemerintah harus menyuruhnya untuk mengerjakan shalat. Jika ia mau shalat, maka ini diterima, dan jika tidak mau shalat, maka ia dibunuh karena murtad.
Hal tersebut berdasarkan Firman Allah, sabda Rasulullah, dan ucapan para sahabat beliau:
Allah berfirman: “Dan jika mereka bertaubat, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, maka (berarti mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama” (QS. At Taubah [9]:11).
Mereka saudara kita yang seagama. Jika tidak demikian, maka dia kafir. Karena setiap orang mukmin walaupun ia maksiat dengan dosa sebesar apapun, yang tidak mengeluarkan dari agama, maka ia adalah saudara kita.
Rasulullah Shallaluhu Alaihi wa Sallam bersabda, “Yang memisahkan antara orang -Islam- dengan orang musyrik dan kafir adalah meninggalkan shalat” (HR. Muslim 82). Dalam riwayat lain “Yang membedakan antara kita dengan mereka adalah shalat, barang siapa yang meninggalkannya, maka ia telah kafir” (HR. At-Tirmidzi 2621).
Pemisah berarti pembeda, bahwa orang ini tidak sama dengan orang itu.
Jadi jika ia meninggalkan shalat maka ia bukan muslim lagi, dan menjadi orang musyrik atau kafir.
Ucapan para sahabat, Abdullah bin Syaqiq (Tabi’in yang termasyur) berkata “Para sahabat Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam tidak melihat adanya suatu amal yang apabila ditinggalkan menjadi kafir, selain shalat” (HR. At-Tirmidzi 2757).
Meskipun ada yang berlainan dalam pendapat ini, namun mayoritas ulama mengatakan bahwa dia kafir.
Sebagian ulama berpendapat, bahwa meninggalkan shalat tidak menjadikan kafir dan mengeluarkannya dari agama. Mereka berdalil dengan beberapa nash. Namun nash-nash ini tidak keluar dari 5 hal:
Nash itu tidak mengandung dalil yang menunjukkan masalah seperti yang mereka katakan. Dan justru bertentangan dengan firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan dia mengampuni apa (dosa) selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki” (QS. An-Nisa [4]:48).
Antara dosa yang diampuni, menurut mereka adalah meninggalkan shalat.
Maka menurut kami, bahwa orang yang meninggalkan shalat berdasarkan hadist Jabir yang diriwayatkan oleh Muslim adalah musyrik, meskipun iat tidak sujud kepada patung.
Mereka berdalil dengan hadist-hadist yang muqayyad (dibatasi) dengan suatu sifat yang tidak mungkin bagi seseorang yang bersifat dengannya meninggalkan shalat, seperti sabda Nabi Shallallahu Alai wa Sallam “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan la ilaha illallah untuk mengharapkan wajah Allah.
Maka sabda beliau “untuk mengharapkan wajah Allah”, menunjukan bahwa seseorang yang melakukan sesuatu untuk mendapatkan keridhaan Allah, tidak mungkin meninggalkan shalat.
Dibatasi dengan keadaan -udzur- yang menghalangi seseorang untuk meninggalkan shalat. Seperti hadist Hudzaifah dalam Shahih, HR. Ubnu Majah (4096) dalam kaum yang tidak mengenal islam kecuali “la illaha illallah”.
Maka kami katakan, jika ada kaum yang berada di tempat yang terpencil, sehingga mereka tidak paham islam kecuali “la illaha illallah”, kemudian mereka meninggal dalam keadaan demikian, maka mereka bukanlah golongan orang-orang kafir.
Mereka berdalil dengan hadist-hadist yang umum. Adapun kaidah-kaidah ushul fikih, bahwa dalil yang umum dikhususkan dengan dalil khusus.
Mereka juga berdalil dengan hadist-hadist yang lemah yang tidak sepadan dengan hadis-hadist shahih yang menunjukan kafirnya orang yang meninggalkan shalat.
Ketahuilah, bahwa setiap perselisihan yang terjadi pada umat jika didorong oleh tujuan yang baik dan usaha keras serta kehat-hatian, maka pelakunya tidak dicela dan tidak disesatkan, karena ia telah berijtihad. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda “Jika seorang hakim menetapkan suatu hukum, lalu ia berijtihad dan salah maka baginya satu pahala, dan jika ia berijtihad dan benar maka baginya dua pahala” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kitab Syarah Bulugul Maram Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam Bab Motivasi Agar Khusyu’ Dalam Shalat
Pendahuluan – Khusyu’ berarti tenang dalam shalat, tunduk pada perintah serta nemerima dan melaksanakan semua ketentuan Allah tanpa perasaan berat. – Jiwa dan raganya tertuju hanya kepada Allah. – QS. Al Mukminuun ayat 1, “Sesungghunya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang Khusyu’ dalam shalatnya”. – Nabi ﷺ bersabda “Seorang hamba yang shalat hanya akan mendapatkan (pahala) sesuai dengan apa yang dia pikirkan (dalam shalat), terkadang orang yang melakukan shalat tidak mendapatkan pahala shalatnya kecuali hanya seperenamnya bahkan sepersepuluhnya”.
Tips khusus agar Khusyu’ dalam shalat: 1. Mengucapkan ta’awudz 2. Menghayati bacaan shalat 3. Mengakui keagungan Allah dan memohon pertolongan-Nya 4. Mengakui bahwa manusia itu lemah dan fakir pada saat ruku dan sujud 5. Pandangan tertuju pada tempat sujud, karena hati mengikuti pandangannya 6. Tidak boleh memikirkan hal-hal duniawi dalam shalat.
Hadist 189, Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ melarang seseorang shalat dengan bertolak pinggang (HR Muttafaq ‘Alaih). Dalam riwayat Bukhari, Bahwsannya yang demikian itu perbuatan orang-orang Yahudi di dalam sembahyang mereka.