Pendahuluan – Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan Mujahadah

Kitab Syarah Riyadhus Shalihin Karya Abu Zakaria An-Nawawi Rahimahullah

Bab 11 Mujahadah (Bersungguh-sungguh Menunaikan Amal Shalih)

Allah Ta’ala berfirman,

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلْمُحْسِنِينَ ٦٩

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)

وَٱعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ ٱلْيَقِينُ ٩٩

dan sembahlah Tuhan-mu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr: 99)

وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًۭا ٨

Sebutlah nama Tuhan-mu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (QS. Al-Muzammil: 8)

Maksudnya menyendiri untuk beribadah kepada-Nya, Allah Ta’ala berfirman,

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًۭا يَرَهُۥ ٧

Sebutlah nama Tuhan-mu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (QS. Al-Zalzalah: 7)

وَمَا تُقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍۢ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيْرًۭا وَأَعْظَمَ أَجْرًۭا ۚ

Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya.” (QS. Al-Muzammil: 20)

وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍۢ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ

Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui.” (QS. Al-Baqarah: 273)

Dan ayat-ayat lain dalam bab ini sudah banyak di ketahui.

Penjelasan

Mujahadah, bersungguh-sungguh menunaikan amal shalih, maksudnya berusaha sekuat tenaga mengekang hawa nafsu diri dan orang lain.

Mengekang hawa nafsu ini dalam dua hal: dalam menunaikan ketaatan dan menjauhi maksiat.

Yang terpenting dalam hal ini adalah mengekang hawa nafsu untuk senantiasa ikhlas karena Allah Ta’ala dalam beribadah. Untuk ikhlas ini sangatlah berat karena sifat dasar manusia adalah ingin tinggi dan dihormati, senang dipuji dan dikatakan “seorang ahli ibadah, gemar menunaikan kebajikan, dan sebagainya.”

Dalam menunaikan ketaatan, memerlukan kesungguhan dalam melawan hawa nafsu seperti puasa dan menunaikan shalat berjamaah.

Begitu juga bersungguh-sungguh untuk meninggalkan perbuatan haram. Kebanyakan perbuatan yang diharamkan Allah sangat berat untuk ditinggalkan bagi sebagian orang.

Adapun berjihad melawan orang lain itu terbagi menjadi dua bagian: sebagian dengan ilmu dan bayaan (penjelasan) dan sebagian dengan senjata dan fisik.

Pertama, berjihad menghadapi orang-orang yang mengaku Muslim tetapi bukan orang Muslim, seperti orang-orang munafik. Kita tidak mungkin melawan mereka dengan senjata, karena mereka menampakkan keislaman bersama-sama kita, tetapi kita melawan mereka dengan menggunakan ilmu dan penjelasan.

Firman Allah Ta’ala: “Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahanam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS. At-Taubah: 73)

Kedua, berjihad melawan orang-orang kafir itu dengan memanggul senjata untuk melawan musuh yang terang-terangan menampakkan permusuhan terhadap Islam, seperti Yahudi dan Nasrani.

Kita memohon kepada-Nya untuk memuliakan kita dengan agama ini, dan memuliakan agama ini dengan kita, menjadikan kita semua termasuk para penyeru dan penolong kebenaran, menyiapkan pemimpin yang shalih untuk umat Islam ini menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Wallahu Ta’ala A’lam