Penjelasan Makna Thagut

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Penjelasan Makna Thagut

Karya Syaikh Muhammad At-Tamimy Rahimahullah

Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, bahwa sesungguhnya perkara paling pertama yang Allah wajibkan kepada anak Adam adalah kekafiran terhadap thaghut dan keimanan kepada Allah. Dalilnya adalah firman (Allah) ﷻ,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍۢ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ ۖ

“Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (semata), dan jauhilah Thaghut.’.” [An-Nahl: 36]

Adapun sifat kekafiran kepada thaghut adalah engkau meyakini kebatilan peribadahan kepada selain Allah, meninggalkan, membenci, dan mengafirkan pelaku (peribadahan) tersebut, serta memusuhi mereka (para pelakunya).

Adapun makna keimanan kepada Allah adalah engkau meyakini bahwa Allah­lah satu­-satunya Ilâh yang diibadahi tanpa selain­ Nya, mengikhlaskan seluruh ibadah hanya untuk Allah dan menafikan ibadah kepada setiap sesembahan selain Allah, mencintai orang-orang yang mengikhlaskan (seluruh ibadahnya hanya untuk Allah) dan memberi loyalitas kepada mereka, serta membenci dan memusuhi para pelaku kesyirikan.

Inilah agama (Nabi) Ibrahim, yang barangsiapa membenci agama beliau tergolong orang yang telah berbuat amat bodoh pada dirinya. Itulah beliau, suri teladan yang Allah kabarkan dalam firman-Nya,

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ إِذْ قَالُوا۟ لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءَٰٓؤُا۟ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةُ وَٱلْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَحْدَهُۥٓ

“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagi kalian pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian, terhadap segala sesuatu yang kalian sembah selain Allah. Kami mengingkari (kekafiran) kalian, dan telah nyata permusuhan dan kebencian antara kami dan kalian untuk selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah semata.’.” [Al-Mumtahanah: 4]

Thaghut bersifat umum, meliputi segala sesuatu yang diibadahi selain Allah dan ridha terhadap peribadahan tersebut, baik berupa sembahan yang diibadahi, atau sesuatu yang diikuti atau ditaati dalam ketaatan kepada selain Allah dan Rasul­Nya. Itulah Thaghut. Thaghut berjumlah sangat banyak, tetapi pokok mereka ada lima:

Pertama, syaithan yang menyeru kepada ibadah selain Allah.

Dalilnya adalah firman Allah ﷻ,

۞ أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ ٦٠

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian, wahai Bani Adam, supaya kalian tidak menyembah syaithan? Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.” [Yâsîn: 60]

Kedua, hakim yang sewenang-wenang yang mengubah hukum-­hukum Allah ﷻ.

Dalilnya adalah firman (Allah) Ta’âlâ,

أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا۟ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَن يَتَحَاكَمُوٓا۟ إِلَى ٱلطَّـٰغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوٓا۟ أَن يَكْفُرُوا۟ بِهِۦ وَيُرِيدُ ٱلشَّيْطَـٰنُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلَـٰلًۢا بَعِيدًۭا ٦٠

“Apakah engkau tidak memerhatikan orang-orang yang mengaku bahwa dirinya telah beriman kepada (risalah) yang diturunkan kepadamu dan (risalah) yang diturunkan sebelummu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu, dan syaitahn bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” [An-Nisâ`: 60]

Ketiga, orang yang berhukum dengan selain hukum Allah.

Dalilnya adalah firman (Allah) ﷻ,

وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ

“Barangsiapa yang tidak berhukum berdasarkan (hukum) yang Allah turunkan, niscaya mereka adalah orang-orang kafir.” [Al-Mâ`idah: 44]

Keempat, orang yang mengaku tahu ilmu ghaib dari selain Allah.

Dalilnya adalah firman (Allah) ﷻ,

عَـٰلِمُ ٱلْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِۦٓ أَحَدًا ٢٦إِلَّا مَنِ ٱرْتَضَىٰ مِن رَّسُولٍۢ فَإِنَّهُۥ يَسْلُكُ مِنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ رَصَدًۭا ٢٧

“(Dia adalah Rabb) Yang Maha mengetahui hal ghaib maka Dia tidak memperlihatkan hal ghaib kepada seorang pun. Kecuali, kepada (rasul) yang Dia ridhai, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.” [Al-Jinn: 26-27]

Juga firman (Allah) ﷻ,

۞ وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍۢ فِى ظُلُمَـٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍۢ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍۢ مُّبِينٍۢ ٥٩

“Di sisi-Nyalah kunci-kunci semua hal ghaib. Tiada yang mengetahui hal (ghaib) itu, kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui segala sesuatu yang ada di daratan dan di lautan. Tiada sehelai daun pun yang gugur, kecuali bahwa Dia mengetahuinya (pula). Tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, serta tiada sesuatu yang basah, tiada pula yang kering, kecuali bahwa (hal itu telah tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Al-Mahfuzh).” [Al-An’âm: 59]

Kelima, orang yang diibadahi selain Allah, sedang dia ridha dengan ibadah tersebut.

Dalilnya adalah firman (Allah) ﷻ,

۞ وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّىٓ إِلَـٰهٌۭ مِّن دُونِهِۦ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلظَّـٰلِمِينَ ٢٩

“Dan barangsiapa di antara mereka yang mengatakan, ‘Sesungguhnya aku adalah sembahan selain Allah’, maka dia Kami beri balasan dengan Jahannam. Demikianlah Kami membalas orang-orang zhalim.” [Al-Anbiyâ`: 29]

Ketahuilah bahwa manusia tidaklah menjadi beriman kepada Allah, kecuali dengan kekafiran terhadap thaghut. Dalilnya adalah firman (Allah) ﷻ,

لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ٢٥٦

“[Tiada paksaan untuk (memeluk) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan kebenaran dari jalan kesesatan.] Oleh karena itu, barangsiapa yang ingkar terhadap thaghut dan beriman kepada Allah, sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Baqarah: 256]

Ar-Rusyd ‘petunjuk’ adalah agama Muhammad. Al-Ghayy ‘kesesatan’ adalah agama Abu Jahl. Al-‘Urwah Al-Wutsqâ ‘tali yang kokoh’ adalah syahadat Lâ Ilâha Illallâh yang mengandung (makna) penafian dan penetapan: Menafikan segala ibadah dari selain Allah b dan menetapkan bahwa seluruh ibadah hanya milik Allah semata, tiada serikat bagi­Nya.

Pilar-pilar pembahasan:

1. Penjelasan tentang awal kewajiban anak Adam.

2. Sifat kekufuran kepada thaghut.

3. Makna keimanan kepada Allah.

4. Hakikat agama Nabi Ibrahim Alaihi Salam.

5. Makna dan cakupan thaghut.

6. Macam­macam thaghut.

7. Lima pokok thaghut beserta dalil­ dalilnya.

8. Penegasan syarat keimanan kepada Allah.

Sumber:

Website Resmi Dzulqarnain Muhammad Sunusi, http://www.dzulqarnain.net/, tanggal akses November 2021.

Satu komentar pada “Penjelasan Makna Thagut”

Tinggalkan komentar