بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid
- Penulis: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
- Pensyarah: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah
Bab 5: Tafsir Tauhid dan Syahadat La Ilaha Illallah
Firman Allah Ta’la dalam Surat At-Taubah Ayat 31
ٱتَّخَذُوٓا۟ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَـٰنَهُمْ أَرْبَابًۭا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلْمَسِيحَ ٱبْنَ مَرْيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوٓا۟ إِلَـٰهًۭا وَٰحِدًۭا ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31)
ٱتَّخَذُوٓا۟ ‘mereka telah menjadikan’: yaitu orang-orang Yahudi dan Nashara telah menjadikan
أَحْبَارَهُمْ: yakni ulama-ulama mereka.
وَرُهْبَـٰنَهُمْ: yakni ahli-ahli ibadah mereka.
أَرْبَابًۭا ‘rabb-rabb’: yakni membuat syarait untuk mereka, dengan menghalalkan dan mengharamkan (sesuatu), sebab membuat syariat adalah kekhususan Rabb. Maka, siapa saja yang menaati makhluk dalam perkara tersebut, berarti ia telah menjadikan makhluk itu sebagai rabb.
وَٱلْمَسِيحَ ٱبْنَ مَرْيَمَ ‘dan Al-Masih, putra Maryam’: yakni mereka telah menjadikan Isa sebagai rabb dengan ibadah mereka kepadanya.
سُبْحَـٰنَهُۥ عَمَّا يُشْرِكُونَ ‘ Maha Suci Dia terhadap segala sesuatu yang mereka persekutukan’: yakni Allah membersihkan dan menyucikan diri-Nya terhadap adanya sekutu dan padanan.
Makna Ayat Secara Global
Allah Subhanahu mengabarkan tentang orang-orang Yahudi dan Nashara bahwa mereka meminta nasihat kepada tokoh-tokoh mereka, dari kalangan ulama dan ahli ibadah, maka mereka pun menaati (ulama dan ahli ibadah) itu dalam penghalalan segala sesuatu yang telah Allah haramkan dan pengharaman segala sesuatu yang telah Dia halalkan. Dengan demikian, mereka telah mendudukkan ulama dan ahli ibadah sebagai rabb yang memiliki kekhususan dalam penghalalan dan pengharaman sebagaimana orang-orang Nashara menyembah Isa dengan menyatakan bahwa Isa adalah anak Allah. Mereka telah mencampakkan kitab Allah, yang memerintahkan mereka untuk taat hanya kepada-Nya dan beribadah hanya kepada-Nya semata -kabar dari Alah ini mengandung pengingkaran terhadap perbuatan mereka-. Oleh karena itu, Allah menucikan diri-Nya terhadap kesyirikan yang terkandaung dalam perbuatan mereka itu.
Hubungan antara Ayat dan Bab
Ayat ini menunjukkan bahwa, termasuk ke dalam makna tauhid dan syahadat La Ilaha Illallah: mengesakan ketaatan kepada Allah dalam menghalalkan sesuatu yang Allah halalkan dan mengharamkan sesuatu yang Dia haramkan. Bahwa, siapa saja yang menjadikan seseorang selain Allah, lalu ikut menghalalkan segala sesuatu yang orang tersebut halalkan dan mengharamkan segala sesuatu yang orang tersebut haramkan, ia telah musyrik.
Faedah Ayat
- Bahwa termasuk makna tauhid dan syahadat La Ilaha Illallah: menaati Allah dalam penghalalan dan pengharaman.
- Bahwa siapa saja yang menaati makhluk dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal berarti ia telah mengjadikan makhluk tersebut sebagai sekutu bagi Allah.
- Bantahan terhadap orang Nashara akan keyakinan mereka tentang Isa, dan keterangan bahwa beliau adalah hamba Allah.
- Menyucikan Allah terhadap kesyirikan.
Sumber:
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.
Catatan Kajian
Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.
“Mereka menjadikan ulama dan ahl ibadah mereka sebagai rab-rab selain daripada Allah”
Penjelasan Ayat:
Ayat ini terkait pada ahlul kitab yang menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai rabb. Maksud rabb disini adalah orang-orang yang mensyariatkan bagi mereka yaitu menghalalkan dan mengharamkan. Orang yang mensyariatkan dikatakan sebagai rabb karena pensyariatan adalah kekhusussan Allah. Allah yang mensyaraitkan menetapkan mana yang halal dan mana yang haram.
Sehingga Ketika orang yang Yahudi dan Nashara menjadikan ulama dan ahli ibadah sebagai orang yang menghalalkan yang diharamkan oleh Allah dan yang mengharamakan yang dihalalkan oleh Allah, maka hal ini yang menyebabkan kekafiran mereka.
“mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”
Makna Tauhid dan La Ilaha Illallah
Ayat ini tegas menjelaskan makna tauhid dan La Ilaha Illallah. Dan juga makna kesyririkan. Yaitu mengesakan Allah dalam ketaatan, berupa penghalalan yang Allah halalkan dan pengharaman apa yang Allah haramkan.
Orang yang bertauhid meyakini bahwa hanya Allah yang menghalalkan yang halal dan hanya Allah yang mengharamkan yang haram. Dan Allah bersendirian dalam mensyariatkan.
Hukum orang yang taat kepada yang mensyariatkan selain Allah
Orang yang taat selain kepada Allah dalam menghalalkan apa yang diharamkan dan mengharamkan apa yang dihalalkan. Hukumnya terbagi menjadi dua
- Apabila orang tersebut mengikuti orang yang mensyariatkan selain Allah dalam mengganti hukum Allah serta dia meyakini tentang syariat tersebut maka ini adalah syirik akbar. Hal ini dikarenakan menjadikan orang pensyariat sebagai tandingan bagi Allah.
- Apabila orang itu tetap mengimani tentang pensyariatan dari Allah akan tetapi dia taat selain kepada Allah dalam maksiat. Ketaatannya bukan meyakini bahwa sesuatu itu boleh atau dilarang tapi karena syubhat atau hawa nafsu. Maka ini termasuk dosa besar.
Wallahu Ta’ala A’lam