Bab Firman Allah dalam Surat Ar-Rum Ayat 30 – Bagian 2

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga dan sahabatnya.

Kitab Fadhlul Islam

  • Penulis: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
  • Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Catatan: Tulisan dengan gaya tebal-miring adalah matan dari kitab Fahdlul Islam karya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah

Bab: Firman Allah Ta’la: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Rum: 30)

Hadits 6:

Bagi (al-Bukhary dan Muslim) Riwayat dari hadits Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu (disebutkan), “Maka aku mengatakan seperti yang dikatakan oleh hamba yang shalih, ‘Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau mewafatkanku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau (Maha Menyaksikan) atas segala sesuatu.’ (Al-Ma’idah:117)”

Hamba yang shalih disini adalah Nabi Isya Alaihi Salam.

Pembahasan 1: Nabi berlepas diri dari orang-orang yang mengadakan perkara baru atau yang mengganti agamanya.

Pembahasan 2: Tunduk dan menerima hukum Allah

Tunduk dan menerima terhadap takdir Allah.

Hadits 7:

Bagi (Al-Bukhary dan Muslim) Riwayat dari (Nabi ﷺ) secara marfu’, (disebutkan), “Tidak ada yang dilahirkan, kecuali dilahirkan atas fithrah, maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani dan Majusi. Sebagaimana binatang ternak melahirkan binatang ternak dalam keadaan sempurna (fisiknya), apakah engkau melihatnya memiliki cacat (pada telinga/tanduk)? Hingga engkaulah yang membuatnya cacat.” Kemudian Abu Hurairah membaca (Firman Allah Ta’la) “(Tetaplah diatas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (Ar_Rum : 30) Muttafaqun ‘alaihi.

Pembahasan 1: Manusia diciptakan diatas fitrahnya

Asalnya semua bayi lahir adalah Islam.

Pembahasan 2: Mengada-ngadakan dan mengganti adalah mengeluarkan dari fitrah.

Pembahasan 3: Islam mencocoki fitrah.

Hadits 8:

Dari Hudzaifah Radhiallahu ‘Anhu, beliau berkata “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang kejelekan karena khawatir bila kejelekan tersebut menimpaku. Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu kami berada di dalam kejahilan dan kejelekan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini untuk kami. Apakah setelah kebaikan ini, akan ada kejelekan?’ Beliau menjawab, ‘Ya.’ Saya bertanya, ‘Apakah setelah kejelekan itu, akan ada kebaikan?’ Beliau menjawab ‘Ya, tetapi ada asap padanya.” Saya bertanya, ‘Apa asapnya?’ Beliau menjawab, ‘Kaum yang mengambil sunnah bukan dengan sunnahku dan mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku. Ada yang engkau anggap ma’ruf, ada pula yang engkau anggap mungkar.’ Saya bertanya, ‘Apakah setelah kebaikan tersebut, akan ada kejelekan?’ Beliau menjawab, ‘Ya, fitnah yang membutakan, dan para dai yang menyeru kepada pintu-pintu jahanam. Barangsiapa yang menyambut mereka, mereka akan melemparkannya kedalam (neraka).’ Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami.’ Beliau menjawab, ‘ Mereka (sama) dengan kulit kita, berbicara dengan Bahasa kita.’ Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku kalau saya menjumpai hal tersebut?’ Beliau menjawab, ‘Berpeganglah terhadap jamaah dan imam kaum muslimin.’ Saya bertanya, ‘(bagaimana) kalau mereka tidak memilik jamaah tidak pula memiliki imam?’ Beliau menjawab, ‘Tinggalkanlah semua kelompok, meskipun engkau harus menggigit akar pohon sampai kematian mendatangimu, sementara engkau tetap dalam keadaan seperti itu.’” Dikeluarkan oleh (Al-Bukhary dan Muslim)

Imam Muslim menambahkan (dalam riwayatnya): (Hudzaifah Radhiallahu ‘Anhu bertanya), “Kemudian apa setelah itu?” (Rasulullah ﷺ) menjawab, “Kemudian Dajjal akan keluar dengan membawa air dan api. Barangsiapa yang masuk ke dalam apinya, dia wajib mendapatkan pahala dan digugurkan dosa-dosanya, dan barangsiapa yang masuk kedalam airnya, dia wajib mendapatkan dosa dan digugurkan pahalanya”. Saya bertanya, “Kemudian apa setelah itu?” Beliau menjawab, “Kiamat terjadi”.

Pembahasan 1: Nabi menceritakan tentang akan terjadinya pergantian dan perubahan

Sehingga diingatakan agar istiqomah yaitu tidak mengganti dan merubah.

Pembahasan 2: Cara istiqomah dan teguh adalah komitmen terhadap jamaah kaum muslimin dan imamnya.

Dimanapun muslim berada tetap Bersama kaum muslimin dan imamnya.

Pembahasan 3: Hati-hati dari bahaya fitnah

Pembahasan 4: Harus pandai membedakan antara hak dan bathil.

Hal ini bisa dilakukan apabila mengenal Islam benar.

Pembahasan 5: Hati-hati dari da’I da’I yang mengajak kepada pintu neraka jahanam

Apabila kita sudah mengenal islam dengar benar, maka kita bisa mengetahui dai-dai yang benar.

Pembahasan 6: Teguh diatas Islam dan Sunnah sampai kematian.

Pembahasan 7: Berhati-hati dari fitnah Dajjal

Hadits 9:

Abul ‘Aliyah Rahimahullah berkata, “Pelajarilah Islam. Apabila kalian mempelajarinya, janganlah kalian berpaling darinya. Kalian juga wajib berpegang dengan shirathal mustaqim ‘jalan yang lurus’ karena sesungguhnya itu adalah Islam. Janganlah kalian menyimpang kepada jalan yang ke kiri atau ke kanan. Kalian wajib berpegang teguh dengan sunnah nabi kalian ﷺ, dan berhati-hatilah kalian terhadap hawa nafsu (bid’ah-bid’ah) ini.” Selesai (penukilan ucapanya).

Perhatikanlah ucapan Abu’Aliyah Rahimahullah tersebut! Betapa agung ucapan tersebut. Ketahuilah zaman beliau, (masa tatkala) beliau memperingatkan terhadap hawa nafsu, bahwa barangsiapa yang mengikuti hawa nafsu, berarti ia telah berpaling dari Islam. (Perhatikan pulalah) tafsiran Islam dengan sunnah, serta kekhwatiran beliau terhadap tokoh-tokoh dan ulama dari kalangan tabi’on perihal keluar dari sunnah dan kitab. (Kalau engkau memperhatikan itu semua), akan menjadi jelas bagimu makna firman-Nya Ta’ala.

“Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya, ‘Tunduk patuhlah! Ibrahim menajwab, “Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam’.” (Al-Baqarah: 131)

Dan firman-Nya,

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata), ‘Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian maka janganlah kaian mati kecuali dalam keadaan memeluk Islam.’.” (Al-Baqarah: 132)

Dan Firman-Nya Ta’ala,

“Dan tidak ada yang membenci agama Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri.” (Al-Baqarah: 130)

Serta yang semisalnya dari pokok agung yang merupakan prinsip yang paling pokok, tetapi manusia lalai terhadapnya. Dengan mengetahui (ucapan Abul “Aliyah) tersebut, menjadi jelas makna hadits-hadits yang disebutkan dalam bab ini dan (hadits-hadits lain) yang semisal dengannya.

Adapun orang yang membaca (nash-nash teresebut) dan yang semisalnya, kemudian merasa aman, tenang, dan yakin bahwa dirinya tidak terkena (makna) nash tersebut, serta menyangka bahwa nash-nash tersebut ditujukan kepada orang lain, dia akan binasa. Maka, apakah mereka merasa aman terhadap adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? “Tiada yang merasa terhadap adzab Allah, kecuali orang-orang yang merugi.”

Pembahasan 1: Maksud dari dalil yang dibawahkan penulis ini adalah apa yang ditafsirkan oleh Abul Aliyah.

Bahwa Islam apabila sudah dipelajari, maka istiqomah jangan keluar dan ke kiri. Yaitu dengan mengikuti sunnah, selalu dijaga hingga kematian.

Pembahasan 2: Memperhatikan dalil-dalil dalam bab ini adalah penting.

Pembahasan 3: Tidak merasa aman terhadap makar Allah.

Jangan merasa aman, muslim selama masih hidup tidak pernah aman dari fitnah. Nabi Ibrahim dan Nabi Yaqub berwasiat untuk anaknya agar jangan meninggal kecuali dalam keadaan muslim.

Hadits 10:

Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, beliau berkata, “Rasulullah ﷺ membuat suatu garis untuk kami, kemudian bersabda, ‘ini adalah jalan Allah.’ Selanjutnya, beliau membuat garis-garis di samping kanan dan disamping kiri garis tersebut, lalu berliau bersabda, ‘Ini adalah jalan-jalan. Pada setiap jalan, ada setan yang mengajak kepadanya.’ Dan membaca (firman Allah Ta’ala),

‘Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah (jalan) itu. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (lain) karena (jalan-jalan itu) mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh-Nya agar kalian bertakwa.’ (Al-An’am: 153).” Diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa’iy.

Pembahasan 1: Jalan Allah adalah Islam

Pembahasan 2: Anjuran untuk teguh dan istiqomah

Pembahasan 3: Berhati-hati dari jalan-jalan kesesatan

Pembahasan 4: Semangat syaithon untuk menyesatkan manusia.

Syaithon adalah musuh yang tidak pernah tidur, berada dalam aliran darah manusia, sangat berpengalaman.

Pembahasan 5: Merealisasikan apa yang dibawa oleh Nabi dan tidak menentangnya

Wallahu Ta’ala ‘Alam

Tinggalkan komentar