Dakwah kepada Syahadat La Ilaha Illallah – Hadits Mengenai Rasulullah memberikan komando perang kepada Ali bin Abi Thalib pada Perang Khaibar

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid

  • Penulis: Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
  • Pensyarah: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab 4: Dakwah kepada Syahadat La Ilaha Illallah

Hadits Mengenai Rasulullah memberikan komando perang kepada Ali bin Abi Thalib pada Perang Khaibar

(Diriwayatkan) pula oleh keduanya (Al-Bukhary dan Muslim) dari Sahl bin Sa’d Radhiallahu ‘Anhu (bahwa Sahl berkata), “Rasulullah telah bersabda pada hari peperangan Khaibar,

Niscaya aku akan memberikan bendera (komando perang) ini besok kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta Allah dan Rasul-Nya mencintai dia. Semoga Allah menganugerahkan kemenangan melalui tangannya”

Oleh karena itu, semalaman suntuk orang-orang pun larut memperbincangkan seputar orang di antara mereka yang akan diserahi (bendera) itu, maka pada pagi hari, mereka bergegas mendatangi Rasulullah , yang setiap orang berharap agar diserahi (bendera) tersebut. Lalu beliau pun bertanya, ‘Di mana Ali bin Abi Thalib?’. Dijawab, ‘Kedua matanya sakit.’ Mereka pun mengutus seseorang kepada dia dan didatangkanlah dia. Lantas (Rasulullah) meludahi kedua belah matanya dan mendoakannya maka seketika itu pula dia sembuh, seakan-akan tidak pernah terkena penyakit. Kemudian (Rasulullah) menyerahkan bendera kepadanya seraya bersabda,

Melangkahlah ke depan dengan tenang sampai engkau tiba di tempat mereka, kemudian ajaklah kepada Islam dan sampaikanlah kepada mereka tentang hak Allah Ta’ala dalam Islam yang wajib mereka tunaikan. Demi Allah, jikalau Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab dirimu, hal itu benar-benar lebih baik bagimu daripada unta-unta merah.”

Biografi

Sahl bin Sa’ad adalah Sahl bin Sa’ad bin Malik bin Khalid Al-Anshary Al-Khazrajy As-Sa’idy, seorang sahabat yang masyur. Beliau meninggal pada 88H dalam usia lebih dari seratus tahun.

Makna Hadits Secara Global

Bahwa Nabi memberi kabar gembira, kepada para shahabat, tentang kemenangan kaum muslimin terhadap Yahudi pada keesokan hari melalui kepemimpinan seseorang, yang memiliki keutamaan besar dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka para shahabat berusaha meraih kemuliaan tersebut. Semua berharap menjadi orang tersebut karena bersemangat kepada perkara kebaikan. Ketika semua shahabat berkumpul pada waktu yang telah dijanjikan, Nabi mencari Ali, yang kebetulan tidak bisa hadir pada waktu itu karena kedua matanya sedang sakit. Kemudian Ali didatangkan, lalu Nabi meludahi kedua mata (Ali) dengan ludahnya yang berberkah sehingga hilaglah rasa sakit yang dirasakan dengan sempurna, dan diserahkanlah kepemimpinan pasukan kepada (Ali). Selanjutnya, Ali diperintahkan untuk berangkat dengan tenang sampai mendekati benteng musuh, lalu (Ali) mengajak mereka untuk memeluk Islam. Kalau mau memenuhi ajakan tersebut, mereka diberitahukan tentang kewajiban-kewajiban seorang muslim. Kemudian Nabi menjelaskan kepada Ali tentang keutamaan dakwah kepada Allah, bahwa seorang da’i, apabila berhasil dengan usahanya yang menjadi sebab sehingga Allah memberi hidayah kepada satu orang, hal itu lebih baik baginya daripada harta duia yang paling berharga. Maka, bagaimana jika usaha seorang da’i menjadi sebab sehingga sekian banyak orang mendapatkan hidayah dari Allah?!

Hubungan antara Hadits dan Bab

Hadits ini menunjukan disyariatkan bedakwah untuk mengajak manusia kepada Islam, yang juga merupakamn makna syahadat La Ilaha Illallah, dang menjelaskan keutamaan berdakwah kepada perkara tersebut.

Faedah Hadits

  1. Keutamaan yang jelas bagi Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, dan persaksian dari Rasulullah kepada Ali tentang kecintaan (Ali) kepada Allah dan Rasul-Nya serta keimanan (Ali) secara lahir dan batin.
  2. Menetapkan bahwa Allah mencintai para wali-Nya dengan kecintaan yang sesuai dengan keagungan-Nya seperti semua sifat-sifat-Nya yang suci dan mulia.
  3. Semangat para shahabat akan perkara kebaikan dan saling berlomba dalam mengerjakan amal shalih -semoga Allah meridhai mereka-.
  4. Pensyariatan adab-adab dalam berperang serta meninggalkan kegaduhan dan suara-suara menganggu yang tidak diperlukan
  5. Perintah Imam kepada bawahannya dengan cara yang halus dan lembut, tetapi tidak lemah dan tanpa tekad.
  6. Kewajiban untuk berdakwah mengajak kepada Islam, lebih-lebih sebelum memerangi orang-orang kafir.
  7. Bahwa orang dari kalangan kaum kafir, yang menolak ajakan untuk memeluk Islam wajib diperangi.
  8. Bahwa dakwah itu berdasarkan tahapan. Oleh karena itu yang mula-mula diminta dari orang kafir (agar mereka) memeluk Islam dengan mengucapkan syahdatain, kemudian setelah itu mereka diperintah dengan kewajiban-kewajiban Islam.
  9. Keutamaan berdakwah mengajak manusia kepada Islam dan kebaikan yang terdapat di dalam (bedakwah) tersebut, baik bagi yang diajak maupun bagi yang mengajak. Yang diajak mungkin mendapat hidayah, sedangkan yang mengajak mendapat pahala besar. Wallahu A’lam.
  10. Salah satu bukti kenabian Rasulullah : kabar gembira dari beliau tentang kemenangan yang belum terjadi, serta lenyapnya rasa sakit oleh sebab ludah beliau ()
  11. Keimanan kepada qadha dan qdar, yaitu bahwa bendera didapatkan oleh orang yang tidak berupaya untuk mendapatkan, sedangkan orang-orang yang sudah berusaha untuk mendapatkan (justru) terhalangi.
  12. Bahwasannya seseorang tidaklah cukup mengaku sebagai muslim, tetapi dia diharuskan untuk mengetahui kewajiban-kewajiban tersebut.

Wallahu Ta’ala A’lam

Sumber:

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.


Catatan Kajian

Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Biografi:

Sahal bin Sa’ad radhialahu ‘anhuma adalah sahabat yang paling terakhir meninggal di kota Madinah pada tahun 88 H. Adapun diantara seluruh sahabat yang paling terakhir meninggal adalah Abu Tufail Radhiallahu ‘Anhu. Ayahnya Sa’ad bin Malik

Ada tiga nama sahabat Sa’ad bin Malik

  1. Ayah nya Sahal bin Sa’ad
  2. Sa’ad bin Malik bin Sinan dikenal dengan kunyahnya Abu Said Al-Khudri
  3. Sa’ad bin Abi Waqas.

Tujuh orang sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits:

  1. Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu
  2. Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma
  3. Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu
  4. Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu
  5. Abu Said Al-Khudri Radhiallahu ‘Anhu
  6. Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘Anhu
  7. Aisha Radhiallahu ‘Anha

10 Orang shahbat dijamin masuk surga (dalam satu hadits)

  1. Abu Bakr As-Syidiq
  2. Umar bin Khatab
  3. Ustman bin Affan
  4. Ali bin Abi Thalib
  5. Talha bin Ubaidillah
  6. Abdurahman bin Auf
  7. Zubair bin Awam
  8. Abu Ubaidah bin Zarah
  9. Sa’ad bin Abi Waqas
  10. Said bin Zaid

Penjelasan Hadits

Hari Khaibar adalah hari peperangan ketika khaibar dikepung oleh kaum Muslimin pada tahun 7 H. Rasulullah akan memberikan bendera perang (Ar-Roya) besok hari kepada seorang lelaki (tidak disebut namanya).

Akan tetapi disebutkan sifat lelaki tersebut yaitu

  • Dia cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
  • Allah dan Rasul-Nya cinta kepada dia.

Akan ada kemenangan melalui tangan lelaki ini. Hal ini bukan Nabi tahu akan hal yang ghaib akan tetapi dikarenakan Nabi menerima wahyu dari Allah yang merupakan tanda kenabian. Yaitu Nabi mengabarkan sesuatu, dan sesuatu itu terjadi.

Para shahabat memperbincangkan pada malam hari akan siapa yang akan menerima bendera tersebut. Para shahabat begitu diberitakan kebaikan, mereka semangat akan kebaikan tersebut.

Pagi harinya para shahabat bergegas menemui Rasulullah. Setiap orang berharap agar diserahi bendera perang tersebt. Hal ini menunjukan semangat yang tinggi dari para shahabat karena tahu keutamaannya yaitu dicintai Allah dan Rasul-Nya. Dan akan menjadi sebab kaum muslimin mendapatkan kemenangan. Tertanam dalam diri sahabat untuk mengambil sebab karena kalau tidak mengambil sebab (hadir menemui Rasulullah), bagaimana akan mendapatkan bendera tersebut.

Dalam riwayat lain dari Imam Muslim, Umar bin Khatab berkata “Saya tidak pernah cinta menginginkan menjadi pemimpin, kecuali pada saat itu saja (perang khaibar)”. Umar bukan ingin menjadi pemimpin di perang khaibar tersebut tapi ada keutamaannya yaitu dicintai Allah dan Rasul-Nya.

Seseorang harus mengambil sebab untuk mencapai sesuatu. Hal ini tidak bertentangan dengan tawakal.

Nabi bertanya “Dimana Ali bin Abi Thalib?”. Nabi justru menanyakan orang yang tidak hadir. Dikatakan kedua mata beliau sakit. Kemudian didatangkan Ali bin Abi Thalib. Lalu Nabi meludah kedua matanya untuk mengobatinya dan mendokannya. Mata Ali langsung sembuh matanya. Nabi pun memberikan bendera perang kepada Ali bin Abi Thalib.

Biografi Ali bin Abi Thalib adalah anak dari Paman Nabi , menikahi Putri Nabi, Fatimah, Khalifah yang ke empat. Hadir diperang Badr, Baiatul Ar-Ridwan, salah seorang dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga. Beliau meninggal di Bulan Ramadhan pada tahun 40 H dibunuh oleh Khawarij, Abdurahman bin Muljib.

Keimanan kepada Takdir. Seseorang mengambil sebab untuk mengusahakan sesuatu akan tetapi segala sesuatu itu atas ketentuan dari Allah. Takdir tidak bertetntangan dengan mengambil ssebab. Karena mengambil sebab adalah syarait dan syariat tidak bertentangan dengan takdir. Salah satu keimanan akan takdir adalah tidak boleh mempertentangankan antara syariat dengan takdir.

Ali bin Abi Thalib tidak hadir dikarenakan sakit akan tetapi beliau yang mendapatkan bendera tersebut. Ini adalah salah satu keutamaan dari Ali Bin Abi Thalib

Wali-Wali Allah, bukan berarti tidak pernah terkena penyakit. Nabi terkadang demam bahkan panasnya dua kali lipat dari orang biasa.

Melangkahlah kedepan dengan tenang sampai engkau tiba di tempat mereka. Dalam peperangan ada adabnya, yaitu berjalan dengan tenang, lembut tidak tergesa-gesa, tidak ribut. Apalagi sudah masuk dalam peperangan ada adabnya diantaranya tidak boleh membunuh perempuan, anak kecil, pendeta yang berada ditempat ibadahnya, petani yang ada diladang dan lainnya.

Imam memerintah pasukannya sebagaimana raja memerintah rakyatnya dengan lembut dan tidak tergesa-gesa.

Ajaklah mereka kepada Islam“, Pertamakali ketika memerangi orang kafir yang pertama didakwahi adalah diajak kepada Islam. Makna umum Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan Allah dan berlepas dari segala kesyirikan dan orang yang berbuat syirik. Adapun makna khusus Islam adalah Islam yang dibawa oleh Nabi dan rukun-rukun Islam yang disertai dengan amalan bathin yang membenarkan amalan dhahirnya. 5 Rukun Islam: Syahadat, shalat, zakat, puasa ramadhan dan menunaikan haji.

Sebelum diperangi diajak dahulu kepada tauhid. Apabila diterima maka tidak diserang. Sebagimana rincian dalam hadits sahih muslim yaitu: Pertama diajak masuk Islam, apabila tidak maka disuruh membayar jizyah, apabila tidak diterima baru diperangi.

Peperangan dalam Islam adalah wasilah (metode atau perantara) untuk dakwah. Peperangan bukan tujuan utama. Wasilah apabila bermanfaat maka dilakukan, apabila dikerjakan wasilah lain. Syarait berjihad secara fisik yaitu ketika Nabi di Madinah. Ketika Nabi di Mekkah tidak ada syarait untuk berjihad secara fisik. Jihad ada karena untuk menegakan kalimat Allah (Tauhid). Sehingga orang yang berjihad harus diperhatikan dulu tauhidnya.

Kekeliruan yang mengatakan jihad fisik lebih utama dari pada jihad melwan hawa nafsu. Kekeliuran yang lain adalah Jihad hawa nafsu lebih utama dari jihad fisik. Yang benar adalah Jihad yang paling utama adalah jihad yang mencocoki keadaan. Apabila umat Islam kuat maka Jihad secara fisik lebih utama. Apabila umat islam lemah maka Jihad dalam memerangi syaithon, memerangi hawa nafsu adalah lebih utama.

Apabila disebutkan Islam saja maka didalamnya mencakup Iman demikian pula sebaliknya. Akan tetapi apabila Islam dan Iman disebutkan bersamaan maka maknanya berbeda.

Disyariatkan untuk mendakwahi sebelum diperangi. Maksud dari perang adalah untuk dakwah, bukan hanya membunuh saja.

Dan kabarkan kepada mereka tentang hak Allah dalam Islam yang wajib mereka tunaikan“. Kemudian menunaikan Hak Allah. Hak Allah yang paling besar adalah beribadah hanya kepada Allah dan tidak berbuat kesyirikan. Kemudian hak Allah lainnya: shalat, puasa ramadhan, haji bagi yang mampu dan lainnya.

Demi Allah“. Nabi bersumpah. Dibolehkannya bersumpah untuk menegaskan perkara dengan menyebut nama Allah.

Jika Allah memberi hidayah kepada satu orang dengan sebab dirimu, hal itu lebih baik daripada unta-unta merah“. Unta merah adalah dibahasakan sebagai harta orang Arab yang paling mahal waktu itu. Sehinga menjadi perumpamaan yang bisa dimaskudkan menjadi lebih baik dari pada dunia dan segala isinya. Banyak untuk menjadikan sebab manusia untuk mendapatkan hidayah, diantaranya: menyebarkan informasi yang baik, mengajak ikut taklim, ikut sunnah.

Wallahu Ta’ala A’lam

Tinggalkan komentar