بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga dan sahabatnya.
Kitab Ushulus Sunnah Imam Ahmad
- Penulis: Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah Ta’alla
- Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman audio kajian lengkapnya bisa diakses disini.
Note: tulisan dengan cetakan tebal-miring adalah perkataan Imam Ahmad Rahimahullah.
Beriman dengan adanya Adzab Kubur.
Imam Ahmad berkata, Pokok-pokok Sunnah (Islam) disisi kami adalah:
Beriman dengan adanya adzab kubur. Sesungguhnya umat ini akan diuji dan ditanya dalam kuburnya tentang Iman, Islam, siapa Rabbnya dan siapa Nabinya. Munkar dan Nakir akan mendatanginya sebagaimana yang Dia kehendaki dan inginkan. Kita wajib beriman dan membenarkan hal ini.
Penjelasan:
Sunah lazimah yaitu sunnah yang harus diyakini. Apabila tidak menyakini salah satu dari sunnah lazimah maka tidak terhitung sebagai ahli sunnah.
Pembahasan Pertama: Penggunaan kata Adzabul Al-Qabr
Kata Al-Qabr artinya yang dikubur. Secara umum yaitu orang yang di kubur apabila meninggal. Akan tetapi termasuk juga orang yang meninggal di laut atau dimakan binatang buas atau terbakar, juga akan terkena adzab kubur.
Terkadang digunakan istilah al-barzah, yaitu lebih umum akan dialami untuk seluruh makhluk.
Kisah Orang yang tidak mau dikubur karena takut di adzab
Dalam hadits dari Said Al-Kudri dalam riwayat Bukhari Muslim, dikisahkan tentang seorang yang menyadari bahwa azalnya sudah dekat, berpesan kepada anak-anaknya apabila meninggal maka bakar lah jasad saya, kemudian lemparkan sebagian debunya ke laut dan sebagian debunya ke bumi.
Dia melakukan ini agar jangan sampai dibangkitkan oleh Allah. Dia takut apabila bisa dibangkitkan Allah maka akan disiksa. Allah Maha Mampu akan tetapi orang ini jahil akan kemampuan Allah. Ucapan “Andaikata Allah mampu” adalah ucapan kekafiran, akan tetapi diberi udhur karena ke-jahil-annya.
Begitu dia meninggal, ternyata anaknya melaksanakan apa yang diinginkan orang tuanya, yaitu jasadnya dibakar kemudian sebagian debunya di lempar ke laut dan sebagian lainna dilempar kebumi.
Allah berfiman kepada lautan dan bumi, “Kumpulkan apa yang kalian dapat”, tiba-tiba berdiri lagi orang yang meninggal tadi. Allah bertanya “Apa yang menyebabkan kamu melakukan hal ini”. Dia berkata “Aku takut pada siksaan wahai Rabb-ku”. Maka dia diampuni oleh Allah.
Sehingga walaupun yang meninggal tidak dikubur, perhitungan tetep ada.
Pembahasan Kedua: Kenapa hanya disebutkan Azab Kubur? tidak disebutkan Nikmat Kubur?
Imam Ahmad hanya menyebutkan adzab kubur. Muncul pertanyaan apakah dikubur hanya siksaan saja? tidak ada kenikmatan kubur?. Hal ini dikarenakan ahlul bid’ah tidak meningkari adanya nikmat kubur. Tapi mereka mengingkari adzab kubur.
Didalam kubur ada yang di siksa dan ada yang diberi kenikmatan. Ada yang diselamatkan ada yang terkena siksaan.
Pembahasan Ketiga: Dalil mengenai Adzab Kubur
Keimanan terhadap Adzab Kubur adalah suatu keyakinan yang agung dalam Islam. Hal ini ditunjukan oleh dalil dari Al-Qur’an, hadits dan disepekati oleh ulama, sebagai berikut:
Banyak dalil dalam Al-Qur’an, diantaranya:
Firman Allah dalam surat Al-Mu’minun:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ ٩٩ لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَـٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّآ ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا ۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ١٠٠
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhan-ku kembalikanlah aku (ke dunia); agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (Al-Mu’minun: 99-100)
Dikatakan setelah ruh-ny keluar kemudian ada alam barzah hingga hari kebangkitan. Sehingga alam barzah dan hari akhirat adalah sesuatu yang berbeda. Alam barzah berbeda dengan dunia karena orang ini ruhnya telah dicabut.
Firman Allah dalam surat Ghafir tentang pengikut Firaun.
فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُوا۟ ۖ وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرْعَوْنَ سُوٓءُ ٱلْعَذَابِ ٤٥ٱلنَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّۭا وَعَشِيًّۭا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدْخِلُوٓا۟ ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ ٱلْعَذَابِ ٤٦
“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka dan Firʻawn beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Firʻawn dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras“. (Ghafir: 45-46)
Fir’aun dan pengikutinya ditampakan neraka pada pagi dan petang, Dan pada hari kiamat mereka masuk pada azab yang pedih. Sehingga ditampakan neraka tersebut adalah bukan di dunia dan diakhirat, akan tetapi dialam barzah.
Firman Allah dalam surat As-Sajadah:
وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنَ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَدْنَىٰ دُونَ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Dan Sesungguhnya, Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (As-Sajadah: 21)
Dikatakan “Kami akan membuat mereka merasakan siksaan yang ringan, sebelum merasakan siksaan yang lebih besar“. Kebanyakan ahli tafsir, menafsirkan siksaan yang ringan sebagai kehidupan di alam kubur.
Hadits-hadits mutawatir yang menerangkan kehidupan dialam kubur, diantaranya:
Rasullullah mengatakan dalam riwayat At-Tirmidzy, bahwa kubur adalah taman dari taman surga atau kubur adalah satu lubang dari lubang api neraka.
Hadits Ibnu Abas dalam riwayat Al-Bukhariy dan Muslim, tentang kisah rasulullah melewati dua kuburan, beliau berkata “Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa. Dan mereka tidak disiksa pada hal yang besar”. Kemudian disebutkan dosa mereka yang besar yaitu dosa namimah dan dosa tidak berbersih ketika buang hajat.
Hadits mengenai keluar ruh seorang Mukmin dan seorang Fajir
Dari Abu Hurairah dan selainnya tentang kisah keluar ruh seorang mukmin dan fajir. Seorang mukmin didatangi malaikat dengan wajah yang berseri-seri, kemudian wangi, ditarik ruhnya dengan mudah, dibawa menghadap Allah, begitu sampai kelangit penjaga ruh bertanya “siapakah ruh yang baik yang kau bawa“. Maka dikatan “fulan bin fulan” dan dibukakan pintu langit, kemudian ditanyakan kepada pintu yang kedua dengan jawaban dan pertanyaan yang sama hingga sampai ke- ilyyin.
Kemudian Allah memerintahkan untuk ruhnya dikembalikan ke jasadnya. Maka ruh masuk ke jasadnya. Kemudian didatangi Munkar dan Nakir yang bertanya dengan tiga pertanyaan dan dijawab dengan sangat mudah. Kemudian dilapangkan kuburannya sejauh mata memandang. Kemudian didatangkan orang yang sangat baik rupanya untuk menemaninya. Ketika ia ditanya siapakah engkau, “Aku adalah amal shalehmu semasa kamu hidup“. Maka tidurlah engkau hingga hari kebangkitan. Lalu dibukakan untuknya celah dari surga.
Adapun orang yang fajir, dalam riwayat lain munafik dan kafir. Didatangi malaikat dengan muka yang jenis dan bau yang tidak enak. Dicabut ruh dengan sangat keras. Lalu dibawa kelangit dan penjaga langit bertanya “Siapakah ruh yang busuk ini?”. Dikatakan “Fulan bin fulan“. kemudian diperintah untuk dilemparkan ruh tersebut kembali ke jasadnya, tidak diterima di langit.
Setelah masuk ke jasadnya, Munkar dan nakir datang dan bertanya 3 pertanyaan. Setiap kali ditanya jawabnya “Ha.ha.ha. saya tidak tahu. Saya hanya mendengar manusia berucap sesuatu, saya juga ikut mengucapkannya”. Sehingga tidak bermanfaat ikut-ikutan dalam beragama. Kemudian setiap kali tidak menjawab maka dipukul dengan mitraqah (palu/gada). Nabi bersabda andai kata mitraqah ini dipukulkan ke gunung uhud, maka akan hancur berkeping-keping. Setiap dipukul maka dia menjerit dan jeritannya didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia. Andaikata didengar oleh jin dan manusia, maka mereka akan tersungkur mati. Kemudian disempitkan kuburnya sampai menghimpitnya dan menceraikan tulang belulangnya. Kemudian dibukakan untuknya celah neraka. Datang seorang yang buruk rupanya untuk menemaninya. Siapakah engkau, dia menjawab “Saya adalah amalan burukmu didunia”.
Dari kalangan Hitzbut Thahrir yang berpemahaman Mu’tazilah yang mengingkari adzab kubur. Karena mereka menganggap derajat haditsnya ahad dan tidak ada di Al-Qur’an. Padahal terdapat dalil dalam Al-Qur’an dan hadits mutawatir.
Imam Ahmad berkata: Sesungguhnya umat ini akan diuji dan ditanya dalam kuburnya tentang Iman, Islam, siapa Rabbnya dan siapa Nabinya.
Terdapat 2 pembahasan mengenai hal ini
Pembahasan Pertama: Apakah Adzab Kubur hanya untuk Umat Islam saja? Atau berkaitan dengan Umat sebelum Islam?
Hal ini berkaitan juga dengan umat sebelum kita. Yaitu dari hadits Ibnu Abas mengenai Nabi melalui dua kuburan yang sedang disiksa. Kuburan tersebut sebelum umat Islam. Sehingga perkataan Imam Ahmad bahwa “Umat ini akan diuji”. Maksudnya bukan umat Islam saja akan tetapi ini merupakan penegasan untuk umat Islam lebih sadar akan hal ini
Pembahasan Kedua: Tiga Pertanyaan Kubur.
- Siapa Rabb mu
- Siapa Nabi mu (yang diutus kepadamu)
- Apa agama mu.
Setiap umat ditanya tentang nabinya masing-masing. Pertanyaan ini hanya mampu dijawab oleh seorang hamba tergantung pada pemahaman dia terhadap apa yang ditanyakan yaitu sejauh mana mempelajari dan mengamalkannya.
Seperti yang telah dijelaskan dalam hadist, yang hanya mengikuti kebanyakan orang, maka tidak mampu menjawab pertanyaan ini.
Ketiga pertanyaan ini wajib untuk dipelajari hal berikut:
- Perlu dipelajari siapa Allah, apa kewajiban kita terhadap Nya, apa makna berislam, apa makna beribadah kepada Allah.
- Siapa Nabi kita, apa kewajiban terhadap beliau dan apa konsekuensi mengucapkan dua kalimat syahadat,
- Mengenal agama Islam, rukun Islam, berbakti kepada orang tua, silaturahmi.
Apabila tidak dipelajari hal tersebut maka berdosa. Coba ditanyakan diri sendiri ketiga pertanyaan tersebut apakah kita sudah paham dan mampu menjawabnya?.
Apabila telah mempelajarinya, hendaknya untuk selalu mengulangi. Agar jangan sampai terjatuh dari kesalahan.
Hendaknya mendalami Kitab Tsalatsatu Ushul dan Kitab Tauhid karya Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab.
Imam Ahmad berkata: Munkar dan Nakir akan mendatanginya sebagaimana yang Dia kehendaki dan inginkan.
Hadist dalam riwayat At-Tirmidzy disebutkan datang dua malaikat biru hitam. Sebagian berkata satu malaikat biru dan satu malaikat hitam. Ada yang berkata badannya biru, mukanya hitam.
Dua malaikat Munkar dan Nakir yang bertanya di alam kubur.
Hal tersebut harus kita imani dan membenarkannya.
Wallahu Ta’lla ‘alam