بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga dan sahabatnya.
Kitab Ushulus Sunnah Imam Ahmad
- Penulis: Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah Ta’alla
- Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman audio kajian lengkapnya bisa diakses disini.
Note: tulisan dengan cetakan tebal-miring adalah perkataan Imam Ahmad Rahimahullah.
Beriman dengan Mizan pada hari Kiamat
Imam Ahmad berkata, Pokok-pokok Sunnah (Islam) disisi kami adalah:
Beriman dengan mizan (timbangan amal) pada hari kiamat, sebagaimana disebutkan dalam hadits seorang hamba akan ditimbang pada hari kiamat, dan beratnya tidaklah seberat satu sayap lalat.
Dan akan ditimbang amalan para hamba sebagaimana disebutkan dalam atsar, maka wajib bagi kita untuk beriman dan membenarkannya, serta berpaling dari orang-orang yang menentangnya serta (kita harus) meninggalkan perdebatan. Sesungguhnya para hamba akan berbicara dengan Allah pada hari kiamat tanpa adanya penerjemah antara mereka dengan Allah dan kita wajib mengimaninya.
Penjelasan:
Hal ini adalah kesepakatan Imam ahli sunnah. Tidak ada yang menigingkari kecuali orang-orang Mu’tazilah. Mereka mentakwil mizan adalah keadilan.
Pembahasan 1: Dalil tentang adanya timbangan pada hari kiamat
Dalam Al-Quran dan dalam Hadits, diantaranya
Allah ﷻ berfirman:
وَنَضَعُ ٱلْمَوَٰزِينَ ٱلْقِسْطَ لِيَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌۭ شَيْـًۭٔا ۖ وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍۢ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَـٰسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (Al-Anbiya: 47)
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ ٦ فَهُوَ فِى عِيشَةٍۢ رَّاضِيَةٍۢ ٧ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ ٨ فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٌۭ ٩ وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا هِيَهْ ١٠ نَارٌ حَامِيَةٌۢ ١١
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hāwiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hāwiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al-Qari’ah: 6-11)
وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ٨ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا يَظْلِمُونَ ٩
“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (Al-A’raf: 8-9)
Dalam hadits Rasululllah ﷺ :
Hadits Abu Malik Al-Ashari riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda: “Suci (Kesucian) sebagaian dari keimanan, kalimat Alhamdulillah pahalanya memenuhi timbangan, Kalimat Subhanallah Walhamdulillah dua kalimat ini pahalanya memenuhi langit dan bumi“
Dalam As-Shahihain dari Bukhairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah ﷺ bersabda “Ada dua kalimat, ringan diucapkan oleh lisan, sangat berat ditimbangan, dan dua kalimat ini sangat dicintai oleh Allah, yaitu Subhanallah Wabihamdihi, Subhanallahi Al-Adzim“
Pembahasan 2: Apa-Apa saja yang ditimbang di hari Akhir.
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, “Akan didatangkan seorang lelaki gemuk pada hari kiamat, ternyata timbangannya tidak seberat sayap nyamuk“.
“Dan ditimbang amalan hamba“. Sehingga Imam Ahamd menyebutkan dua yang ditimbang yaitu orangnya dan amalannya.
Pendapat yang ketiga adalah bahwa yang ditimbangan adalah catatan-catatan amalan. Yang dikuatkan oleh Syeikh Bin Baz Rahimahullah Ta’alla adalah dalil-dalil mengenai timbangan, menunjukan tiga hal: amalan, catatan amalan, dan pelaku amalan.
Hadits mengenai Ibnu Mas’ud yang betisnya terlihat kecil, Nabi ﷺ bersabda “Tidak kah kalian tahu bahwa betis Ibnu Mas’ud ini, lebih berat ditimbangan Allah Ta’alla dari gunung Uhud“
Hadits mengenai catatan alaman dalam Riawayat Imam Ahmad dan selainnya dari Abdulah bin Amr bin Ash Radhiallahu ‘Anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda, “Didatangkan seorang lelaki pada hari kiamat diatas kepala manusia (disaksikan manusia), ditujukan kepadanya amalan-amalannya. Maka dihamparkan untuknya 99 gulungan dosa, setiap gulungan dosa panjangnya sejauh mata memandang, satu persatu ditanyakan kepadanya dia mengingat dan membenarkannya.” Allah berfirman, “apakah malaikat telah mendholimimu?”, dia berkata “tidak”, kemudian Allah bertanya “Apakah kamu punya kebaikan?”. Dia menjawab “tidak”. Kemudian Allah berfirman “Bahkan kamu miliki kebaikan disisi kami“. Maka dikeluarkanlah satu kartu yang tertulis kalimat La Illaha Illallah, Muhammad Rasulullah. Allah berfirman “Saksikanlah timbangan mu“, Maka dia menyaksikan timbanganya. Diletakan 99 gulungan dosa di atas satu daun timbangan dan satu kartu diatas daun timbangan yang lainnya. Ternyata 99 gulungan dosa terhempas keatas. Dan satu kartu tersebut lebih berat.
Hadits mengenai yang ditimbangan amalan-amalan sangat banyak.
Pembahasan 3: Bagaimana Timbangan pada Hari Akhir.
Sejumlah Ulama berkata bahwa Al-Mizan memiliki dua daun timbangan, yang membandingkan kebaikan dan kejelekan. Yang mana yang ebih berat. Sebagian ulama menegaskan bahwa ditenganya memiliki lisan (tiang penyangga). Dalilnya sebagaimana hadits dar Abdulah bin Amr Bin Ash diatas.
Berapakah jumlah timbangan itu? Terdapat dua pendapat: jumlahnya satu dan jumlahnya banyak. Dikebanyakan ayat dalam Al-quran ditulis dengan jamak. Ualama yang mengatakan satu bedalila bahwa timbangannya satu tapi di jamak karena amalan yang ditimbang banyak.
وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ٨ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا يَظْلِمُونَ ٩
“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (Al-A’raf: 8-9)
Dalam ayat tersebut dikatakan timbanganya banyak. Lafdz timbangan dalam bentuk jamak “Mawajin“. Sehingga pendapat ini lebih kuat.
Allah Berbicara dengan Hamba-Nya di hari kiamat
Imam Ahmad berkata:
Sesungguhnya para hamba akan berbicara dengan Allah pada hari kiamat tanpa adanya penerjemah antara mereka dengan Allah dan kita wajib mengimaninya.
Penerjemah bisa bermakna menerjemah atau menafsirkan.
Hal ini cabang dari pembahasan Allah ﷻ mempunyai sifat kallam (berbicara). Allah ﷻ berbicara kepada Nabi Musa, Nabi Muhammad (pada Mi’raz), Nabi Adam. Juga berbicara melalui mimpi kepada para Nabi. Allah ﷻ berbicara melalui perantara Jibril. Allah berbicara pada hamba-hambanya dihari kiamat.
Hadits Adi bin Hathim riwayat Al-Bukhariy dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda “Tidak ada seorangpun dari kalian kecuali Allah (Ar-Rahman) berbicara langsung kepadanya, tidak ada perantara antara dia dan Allah. Dia melihat kesebelah kananya, Dia tidak melihat kecuali apa yang dikedepankan Amalan Baik. Dia meliaht kesebelah kirinya. Dia tidak melihat kecuali amalan kejelelekan yang telah dialakukan. Dia melihat kedepannya, dia tidak melihat kecuali Neraka Jahanam“. Diakhir hadits “Takutlah kalian akan neraka walaupun berinfak dengan sepotong kurma“.
Allah berbicara kepada hamba di hisab, setelah neraka Jahanam didatangkan.
Urutan Kejadian hari kiamat: Dibangkitkan dipadang mahsyar, Telaga, Syafaat Udma, Hisab disegerakan, Datang Malaikat beshaf-shaf, Kemudian didatangkan neraka Jahanam (dalam surat Al-Fajr).
Dari Ibnu Mas’ud dalam Riwayat Imam Muslim “Didatangkan neraka jahanam diikat dengan 70 ribu tali. Setiap tali ditarik oleh 70 ribu malaikat“.
Suara neraka terdengar sangat besar. Allah ﷻ berfirman:
إِذَا رَأَتْهُم مِّن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍۢ سَمِعُوا۟ لَهَا تَغَيُّظًۭا وَزَفِيرًۭا
“Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya.” (Al-Furqan: 12)
Wallahu Ta’lla ‘alam