Al-Quran Adalah Kalamullah, Bukan Makhluk

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga dan sahabatnya.

Kitab Ushulus Sunnah Imam Ahmad

  • Penulis: Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah Ta’alla
  • Materi kajian oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman audio kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Quran Adalah Kalamullah, Bukan Makhluk

Imam Ahmad berkata, Pokok-pokok Sunnah (Islam) disisi kami adalah:

والقرآن كَلم ا ِلله وليس ِبمخلوق ولا يضعف أن يقول:ليس ِبمخلوق،قال:فإن كَلم ا ِلله ِمنه وليْس ببائِن ِمنْه،وليْس ِمنْه شَء مُْلوق،وإيَّاك ومناظرة م ْن أ ْحدث ِفيْ ِه وم ْن قال باللَّ ْف ِظ وغ ْي ِه، ومْنوقف ِفيِهفقال:لاأْدِريمُْلوقأْوليْس ِبم ْخلوقوإَّنماهوكَلما ِللهفهذاصا ِحب ِبْدعة ِمثْلمْنقال:هومُْلوقوِإَّنماهوكَلما ِللهوليْسِبمْخلْوق.

Al-Quran adalah kalamullah bukan makhluk, janganlah dia merasa risih untuk mengatakan: “Dia bukan makhluk”. Sesungguhnya kalamullah itu bukanlah sesuatu yang terpisah dari Dzat Allah, dan sesuatu yang berasal dari dzat-Nya itu bukanlah makhluk. Jauhilah berdebat dengan orang yang hina dalam masalah ini dan dengan orang lafdziyah (Ahlul-bid’ah yang mengatakan lafadzku ketika membaca Al-Quran adalah makhluk) dan lainnya atau dengan orang yang tawaquf (abstain) dalam masalah ini yang berkata: ”Aku tidak tahu Al-Quran itu makhluk atau bukan makhluk tetapi yang jelas Al-Quran adalah kalamullah”, orang ini (yang tawaquf) adalah ahlul-bid’ah seperti orang yang mengatakan Al- Quran adalah makhluk. Ketahuilah (keyakinan ahlus-sunnah adalah) Al-Quran adalah kalamullah bukan makhluk.

Penjelasan:

Al-Qur’an adalah Kalamullah. Allah disifatkan dengan sifat kalam, yaitu Allah berfirman, Allah berbicara.

Sifat Allah terbagi menjadi dua sifat fi’liyah dan dzati’yah. Sifat dzati’iya: yaitu sifat yang terus menerus bersama Allah, tidak pernah terpisah darinya. Seperti: Allah Maha mendengar, Maha melihat, mempunyai ilmu, mempunya hikmah, kekuatan.

Adapun sifat fi’liyah, yaitu sifat yang berkaitan dengan kehendak Allah. Allah melakukan sesuatu sesuau dengan kehendak dan keinginannya. Seperti sifat Allah murka, Allah datang, Ridho, Cinta.

Sifat Kallam adalah sifat dzatiyah dan fi’liyah. Sifat kallam adalah dztiyah tapi bentuknya fi’liyah.

Al-Qur’an bukan makhluk.

Firman Allah:

وَإِنْ أَحَدٌۭ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ٱسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَـٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُۥ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌۭ لَّا يَعْلَمُونَ

Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (At-Tawbah: 6)

Nabi bersabda ketika kaumnya melarang. “Mereka melarang untuk menyampaikan Kallam Rabbi (Al-Qur’an)“.

Sifat Kallam Allah:

Allah berfirman ketika memanggil Nabi Musa:

وَنَـٰدَيْنَـٰهُ مِن جَانِبِ ٱلطُّورِ ٱلْأَيْمَنِ وَقَرَّبْنَـٰهُ نَجِيًّۭا

Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan Gunung Ṭūr dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami)“. (Maryam: 52)

Kalau dikatakan firman Allah adalah makhluk, maka sifat Allah itu makhluk. Sehingga ada bagian dari Allah yang dicipta (makhluk). Hal ini akan menyebabkan kafir kepada Allah. Sehingga kelompok Jahmiyah yang mengatakan Al-Qur’an makhluk dikafirkan oleh 500 orang ulama masa dahulu.

Demikian juga Rasulullah mengajarkan dizkir pagi dan sore atau bisa dibaca ketika turun disuatu tempat:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya” (HR Muslim 2708)

Andaikata Kallam Allah adalah makhluk, artinya nabi telah mengajarkan kesyirikan yaitu berlindung kepada makhluk.

Sifat Allah berbicara. Keyakinan ahlus sunnah, Allah berbicara dengan suara dan huruf. Telah disebutkan Allah berbicara dalam surat Maryam ayat 52. hadits dari Ibnu Mas’ud “Siapa yang membaca Al-Qur’an, satu hurufnya 10 pahala. Saya tidak berkata alif lam mim satu huru, tapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”.

Al-Qur’an datang dari Allah, dan kepada Allah kembalinya.

Al-Qur’an yang ada dalam mushaf adalah firman Allah. Walaupun yang menulis, tinta adalah makhluk, tapi yang tertulis adalah firman Allah. Juga yang menghafal Al-Quran adalah menghafal firman Allah. Walaupun yang berusaha menghadalkannya adalah makhluk, tapi yang terhafalkannya adalah firman Allah.

Asal kata “bukan makhluk” sebetulnya tidak ada, akan tetapi ketika Ahlul Bid’ah membikin keyakinan dalam masalah ini, maka ditambahkan “bukan makhluk”. Sebab firman Allah tidak berpisah dari-Nya.

Jangan mendebat orang yang mengatakan Al-Qur;an adalah makhluk dan jangan duduk bersamanya.

Kelompok yang menyimpang:

Kelompok Al-Lafdhiyah, yang mengatakan Lafdh Al-Qur’an adalah makluk. Siapa yang mengatakan Lafdh Al-Qur’an adalah makhluk, maka dia pengikut Jahmiyyah. Kata Lafdh bisa jadi kata kerja atau objek. Bisa diartikan sebagai yang melafadhkan atau yang dilafadhkan. Akan tetapi mereka menggunakannya untuk bersembunyi yaitu dengan menggunakan kalimat yang mengandung beberapa kemungkinan.

Imam AL-Bukhariy pernah terfitnah sebagai kelompk Al-Lafdiyah sehingga diasingkan. Akan tetapi ini adalah kedustaan kepada orang-orang yang tidak senang kepadanya. Untuk itu Imam Al-Bukhariy menulis satu kitab khusus, dengan judul: “Makhluknya perbuatan hamba”.

Kelompok Al-Waqifah, yaitu tidak punya pendirian mengenai Al-Qur’an itu makluk atau kalamullah. Mereka berkata tidak tahu apakah makhluk atau kalamullah. Imam Ahamad berkata orang yang tidak punya pendirian (tawaquf) lebih jelek dari Jahmiyyah. Hal ini dikarenakan mereka tidak punya pendirian pada masalah yang sangat jelas. Kelompok ini hakikatnya sama dengan mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk.

Wallahu Ta’ala ‘Alam

Tinggalkan komentar