20 Kiat Memaksimalkan Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: 20 Kiat Memaksimalkan Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Pendahuluan

Allah ﷻ menjadikan akhir bulan Ramadhan lebih utama daripada awalnya. Terdapat syariat-syariat yang agung diakhir Ramadhan. Oleh karena itu kita harus persiapkan amalan untuk memasuki 10 hari terakhir ramadhan. Sehingga kita bisa maksimalkan karunia yang telah Allah anugerahkan.

Berikut adalah 20 kiat dalam memaksimalkan sepuluh Malam terkahir Ramadhan:

Kiat 1: Bersyukur akan Nikmat dari Allah

Bersyukur kepada nikmat akan menyebabkan Allah menambah nikmat tersebut, sebagaimana firman Allah ﷻ:

Syukur adalah ibadah yang sangat besar yang akan memperbesar nilai ibadah-ibadah yang lainnya.

Syukur mengandung lima hal:

  1. Mengakui nikmat Allah ﷻ 
  2. Tunduk kepada Allah ﷻ yang telah memberi nikmat
  3. Meyaikini segala nikmat datangnya dari Allah ﷻ 
  4. Memuji Allah dengan lisan. (Alhamdulillah dan diceritakan nikmat Allah)
  5. Menggunakan nikmat pada hal yang dicintai dan diridhai Allah ﷻ.

Kiat 2: Bergembira dengan Rahmat dan Keutamaan Allah

Sebagaimana firman Allah: “Katakanlah dengan keutamaan dan rahmat Allah, dengan hal itu hendaknya mereka bergembira. Itu lebih baik dari segala dunia yang mereka kumpulkan“. (QS. Yunus: 58).

Bulan Ramadhan merupakan bagian keutamaan dan rahmat Allah. Yang harus disambut dengan kegembiraan.

Kita bergembira ketika memasuki awal Ramadhan. Begitu pula kita bergembira di akhir Ramadhan dengan kedatangan 10 hari terakhir ramadhan. Dikarenakan disyariatkan berbagai bentuk ibadah diakhir Ramadhan.

Kegembiraan mempunya nilai yang mempengaruhi kita dalam memaksimalkan bentuk-bentuk ibadah di bulan ramadhan.

Kiat 3: Menghadirkan tujuan besar puasa

Maksud utama dari puasa adalah Taqwa kepada Allah ﷻ. Sebagaimana firman Allah:

Kemudian dilanjutkan dengan ayat-ayat mengenai puasa dan ditutup dengan:

Dengan puasa menjadi terbiasa dengan ketaatan dan meninggalkan hal-hal yang dilarang.

La Ilaha Illallah disebut kalimat taqwa.

Makna taqwa juga diartikan sebagai keimanan dan mengharap pahala dari Allah, sebagaimana hadist keutamaan dari bulan Ramadhan:

Barang siapa yang berpuasa, menegakan shalat malam, lailatul qadr dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.

Sehingga dalam 10 hari terakhir, agar direnungi makna taqwa tersebut. Agar lebih diperhatikan lagi dengan seksama pada puasa, shalat, doa, akhlak dan semua aktivitas kita.

Kiat 4: Mengikuti Jejak Rasulullah

Mengikuti jejak Rasulullah ﷺ dalam setiap ibadah termasukdalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. Sebagaimana hadist dari Aisha Radhiallahu Anha dalam Riwayat Muslim:

Hal ini menunjukan semangat Nabi ﷺ untuk beribadah dimalam-malam 10 terakhir ramadhan. Juga membangunkan keluarganya agar tidak ada kelalayan dalam beribadah. Beliau menghidupkan seluruh malam atau tidak tidur.

Hadist aisah dalam riwayat al bukary:

Perumpamaan: Aabila dimesjid disiapkan batangan emas, kemudian diambil kesempatan 10 menit untuk mengambil emas tersebut. Apa yang kita lakukan? Apabila dilakukan dengan segera maka akan banyak yang bisa di ambil. Akan tetapi bila 5 menit pertama duduk-duduk dulu bersantai maka tidak akan banyak yang bisa diambil.

Maka ikuti petunjuk Nabi ﷺ yang bersungguh-sungguh dalam 10 malam terakhir

Kiat 5: Menghadirkan Pengampunan Allah

Agar dicari dengan sungguh-sungguh pengampunan Allah. Jangan terlalu percaya diri, bahwa kita dijamin diampuni. Dari Abu Hurairah رضي الله عنه  dalam riwayat At-Timdzi, Rasulullah ﷺ bersabda:

Bulan Ramadhan adalah bulan rahmat, pengampunan dosa dan pembebasan dari api neraka dari awal sampai akhir ramadhan.

Diibaratkan sedang musim hujan tapi ada yang paceklik dalam kemarau. Hujan sedang turun tapi kekeringan.

Perhatikan dengan seksama sebab-sebab pengampunan dosa:

  • Keislaman
  • Keimanan
  • Ketaatan
  • Kejujuran
  • Kesabaran
  • Khusyu
  • Sedekah
  • Puasa
  • Menjaga kemaluan
  • Banyak berdzikir

Semuanya sebab-sebaba pengampunan dosa tersebut ada di Bulan Ramadhan.

Ada kekhwatiran pada diri agar jangan sampai tergolong orang yang tidak diampuni dosanya.

Kiat 6: 10 Hari Terakhir Ramadhan adalah Penutup

Rasulullah bersabda dalam riwayat Al-Bukhary

Amalan tergantung pada penutupnya. Sehingga keliru apabila diawal Ramadhan semangat tapi diakhir ramadhan tidak semangat. Hal ini terlihat ditengah kaum muslimin dimana pada awal ramadhan mesjid penuh tapi apabila sudah akhir ramadhan mesjid sepi. Dan juga tradisi menyiapkan kue lebaran atau membereskan rumah diakhir ramadhan. Hal yang bagus akan tetapi waktu di akhir ramadhan sangat berharga.

Jangan sampai orang-orang memungut emas dan belian, kita cuman memungut kayu-kayu saja.

Agar diperhatikan penutup dari amalan, karena sesuatu amalan tergantung dari penutupnya.

Pikirkan bagaimana membikin program agar di akhir ramadhan ini mengukir sejarah terbaik. Karena kita tidak tahu Ramadhan ini terakhir bagi kita atau kita masih dapat Ramadhan akan datang.

Kita masih lalui ramahdan ini, artinya allah masih memberikan kepada kita kesempatan yang harus dimaksimalkan sebaik mungkin.

Kiat 7: Bersegera pada Kebaikan

Bersegera dan belomba-lomba dalam kebaikan

Sifat para Nabi dan Rasul adalah bersegera dalam kebaikan. Sebagaimana firman Allah:

Ibadah kaum mukminin:

Allah memuji ahli kitab:

Allah memerintahkan:

Perintah adalah kewajiban.

Bersantai-santai, malas adalah sifat kaum munafikin. Sebagaimana shalatnya malas.

Kiat 8: Iktikaf

Nabi ﷺ bersabda:

Perempuan afdhal Ibadahnya di rumah, shalat 5 waktu saja yang fardu afdhalnya di rumah. Lebih utama dari shalat di Mesjid Nabawi. Tapi bersamaan dengan itu disyariatkan untuk perempuan itikaf. Hal ini disyariatkan apabila ada tempat itikaf untuk perempuan. Apabila tidak ada tempat itikaf untuk perempuan maka tidak boleh. Kaidahnya, ibadah sunnah yang menjatuhkan pada yang di haramkan maka tidak dibolehkan.

Itikaf tidak mesti dimesjid yang ditegakan shalat Jumat. Yang peting mesjidnya ada shalat 5 waktu. Atau mesjid khusus untuk perempuan. Apabila itikaf di mesjid yang tidak ada shalat jumatnya, maka boleh keluar ke mesjid yang ada shalat jumat, dan kembali lagi ke mesjid tempat itikaf. Hal ini tidak membatalkan itikaf.

Di akhir Ramadhan disyariatkan untuk itikaf di 10 hari terakhir. Mulai itikaf adalah pada saat terbenamnya matahari malam 21 atau sebelum fajar. Dan akhir itikaf adalah pada saat terbitnya hilal bulan syawal.

Sejumlah ulama berpendapat boleh berdiam itikaf di mesjid beberapa saat (40-50 menit atau menunggu shalat).

Apabila tidak bisa 10 hari, maka boleh itikaf dari magrib sampai subuh,

Ada yang tidak bisa itikaf 10 hari full karena menjaga amanah kerja, dan amanah kerja juga adalah lahan ketaatan. Keduanya adalah ibadah apabila bisa dikompromikan maka tidak ada masalah.

Yang diinginakna dari itikaf adalah ketaatan dan lahan ibadah. Yang dicontohkan nabi.

Kiat 9: Tidak meluputkan Lailatul Qadr

  • Jangan ada kata meluputkan pada malam lailatul qadr.
  • Malam lailatul qadr setiap tahun pasti ada.
  • Turun satu surah penuh mengenai keutamaannya dibaca sampai hari kiamat.
  • Melakukan satu amalan di malam lailatul qadr lebih baik dari seribu bulan (83 tahun 4 bulan).

Silang pendapat tanggalnya: Ibnu Mas’ud Radhiallahu Anhu berpendapat lailatul qadr mungkin di bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan. Sehingga kaidahnya mudah yaitu menghidupkan seluruh malam sepanjang tahun. Maka tidak akan terlewat lailatul qadr.

Pendapat mayoritas ulama: Lailatul Qadr paling diharapkan di 10 malam terakhir, malam ganjil, malam 27. Walaupun tidak pasti karena pada zaman Nabi pernah terjadi malam 21 dan sebagian riwayat lainnya malam lain (bukan 27).

Kenapa perlu dihidupkan? karena kita tidak bisa pastikan dimana malam lailatul qadr.

Tanda lailatul qadr yang paling mungkin memastikan adalah setelah malamnya berlalu yaitu matahari terbit tidak menyilaukan, tidak panas teriknya. Tapi apabila kita melihat ini malam sudah berlalu. Hikmahnya adalah biar kita bersungguh-sungguh dalam menghidupkan malamnya.

Nabi ﷺ bersungguh-sungguh di 10 malam terakhir

Nabi ﷺ awalnya itikaf di sepuluh malam pertama, tapi tidak menemukan lailatul qadr. Kemudian itikaf lagi disepuluh malam kedua tapi belum menemukannya. Kemudian dikatakan pada beliau bahwa lailatul qadr disepuluh malam terakhir.

Yang paling pokok pada lailatul qadr adalah melakukan shalat malam. Walaupun semua amalan lain adalah bagus, tapi kita mencari yang paling utama.

Pada Ramadhan Nabi menigmami shalat malam dari ba’da isya sampai hampir habis waktu sahur.

Nabi memberikan contoh mengihdupkan malam dengan shalat malam karena pada shalat terdapat ibadah-ibadah besar. Shalat 5 waktu lebih hebat dari puasa Ramadhan. Shalat rukun islam yang kedua. Dalam shalat berkumpul ibadah-ibadah: amalan hati, amalan badan, doa, istigfar, baca al-qur’an, memohon dimasukan kesurga apabila melewati ayat-ayat rahmat, dan berlindung dari api neraka apabila melewati ayat azab.

Berharap sebagai penutup terbaik di ramadhan yang bisa mewarnai kehidupan yang lain.

Berdiri shalat malam yang lama mengingat ketika kita berdiri didepan Allah di hari kiamat. Tatkala matahari didekatkan diatas kepala, semua manusia dikumpulkan. 1 hari seperti 1000 tahun. Barangkali shalatnya yang berdiri bisa menjadikan rahmat penolong dihari kiamat.

Kaum mukmin ketika menanti hari kiamat sebentar saja seperti tidur siang atau antara dhuhur dan asar. hal ini kita ambil disebabkan ibadah di bulan ramadhan.

Kiat 10: Zakat Fitri

Diakhir bulan Ramadhan ada syariat zakat fitri untuk melengkapi puasa nya. Apabila ada kekurangan dari puasa bisa ditutupi dari zakat fitri.

Dalam Zakat Fitri terdapat syariat: kebersamaan, perhatian sesama saudara, penghambaan kepada Allah, bergembira karena rahmat Allah,

Syarat kewajiban zakat fitri:

  1. Menghadiri bulan ramadhan dan Menghadiri terbenamnya matahari di akhir ramadhan.
  2. Pada saat terbenamnya matahari diakhir ramadan dan masuknya bulan syawal, dia memliki kelebihan makanan 1 sho’ atau lebih diatas keperluannya.

Apabila ada bayi yang lahir sebelum matahari akhir ramadhan terbenam, maka wajib dikeluarkan zakatnya.

Kiat 11: Menjadi Ahlul Qur’an

Nabi bersabda ﷺ:

Ketika ditanyakan kepada Nabi ﷺ, Siapakah mereka, maka Rasulullah ﷺ menjawab:

Bulan ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran

  • Nabi talaqi dengan jibril 2 kali di bulan Ramadhan, biasanya hanya 1 kali.
  • Diakhir Ramadhan perhatian kepada Al-Qur’an lebih baik.
  • Menambah shalat malam dan bacaan Al-Quran
  • Al-qur’an bukan sekedar di baca, tapi asalnya untuk ditadaburi:
  • Tadabur terhadap Al-Qur’an yang paling indah didalam shalat.
  • Nabi ﷺ pernah shalat satu malam hanya membaca satu ayat di akhir surat Al-Maidah. Satu ayat ditadaburi.
  • Apabila yang tidak bisa bahasa arab, maka belajar. Karena tidak bisa Al-Qur’an didengarkan kosong saja.
  • Sebagian ulama di Ramadhan, khatam 30 juz bukan sekedar baca tapi juga memahami apa yang dibaca.

Kiat 12: Merenungi Kembali Keutamaan Ramadhan

Apabila kita berpisah dengan nikmat dimana ada amanah pada nikmat tersebut, maka kita harus menghadirkannya.

Fungsi puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga akan tetapi ada hikmah-hikmah dan tujuan. Perlu merenungi pengaruh puasa pada diri kita. Sudah sejauh mana puasa mempengaruhi ibadah kita.

Kiat 13: Muhasabah / Instrospeksi Diri

Menghisab diri sendiri:

Dalam puasa awalnya seruan keimanan kemudian dihimpit dengan dua perintah taqwa, kemudian ditutup dengan peringatan: Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Adalah muhasabah diri.

Ucapan Umar Bin Khatab:

Kiat 14: Taubat dan Istigfar

Memperbanyak taubat dan istigfar karena yang dicari dalam pengampunan dosa di bulan Ramadhan adalah taubat. Khususnya diwaktu-waktu yang diperintah untuk beristigfar.

Sifat orang beriman beristigfar di waktu sahur, seperti membaca astagfirullah, atau sayidul istigfar.

Kiat 15: Memperbanyak Do’a

Jangan luput doa-doa. Mohon kepada Allah akan dimudahkan memasuki 10 hari terakhir ini. Memaksimalkan, dan mohon segala hal.

Kiat 16: Memeriksa Kelengkapan Keahlian

  • Ramadhan sudah berlalu 2/3 nya.
  • Bulan Ramadhan adalah madrasah sekolah, apa yang telah kita pelajari dari ramadhan dan apa keahlian yang sudah kita punya?
  • Keahlian seperti menata diri, mengatur waktu, memeriksa kondisi jiwa, keahlian memilah mana yang afdhal dan lebih afdhal.

Kiat 17: Antara Khauf dan Raja’

Dihadirkan rasa takut dan harapan. Rasa takut jangan sampai ini adalah ramadhan terakhir. Dan berharap Ramadhan ini menjadikan segala kebaikan di dunia dan akhirat. Dilancarakan urusan kita.

Merasa takut amalan nya tidak diterima. Sebagian As-salaf berkata apabila tahu amalan nya diterima maka minta dimatikan saja.

Kiat 18: Menghadirkan Anggapan bahwa ini adalah Ramadhan terakhir

Nabi bersabda dalam hadits riwayat Ibnu Hibban:

Apabila kita diberitahu bahwa ini adalah shalat terakhir maka kita akan jadikan shalat terakhir itu sebagai sebab dosa-dosa diampuni.

Hal ini sama dengan di Bulan ramadhan apabila dihadirkan ini adalah ramadhan terakhir.

Kiat 19: Menjaga amalan setelah ramadhan

Menjaga agar amalan Ramadhan bisa berlanjut diluar Ramadhan.

Di ramadhan amalan yang banyak akan terasa ringan. Tapi apakah amalan tersebut bisa dilanjutkan setelah ramadhan?

Harusnya kita punya target agar bisa membangun karakter di Bulan ramadhan sehingga bisa berlanjut setelah ramadhan.

Kiat 20: Kenikmatan akan ditanya

Hadirkan pertanyaan ini bahwa kita akan ditanya di akhirat. Kita akan ditanya dan di hisab oleh Allah akan karunia yang telah kita dapatkan

Penutup

Semoga Allah menganugerahkan kebaikan untuk kita semua di dunia dan akhirat. Dan menjadikan Ramadhan ini sebagai Ramadhan yang terindah dalam kehidupan kita, membawa kita pada kehidupan yang lebih baik lagi. Dan menyebabkan seluruh amalan kita diterima Allah. Semoga Allah menjaga kita semua diatas keislaman dan sunnah Rasulullah. Dan memelihara diatas ketaaan dan mengumpulkan di surga. Aamiin aamiin.

Wallahu Ta’alla ‘Alam

Tinggalkan komentar