Keutamaan Islam dari Atsar para Sahabat

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Fadhlul Islam – Bab Keutamaan Islam oleh Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.

Kitab Fadhlul Islam

Penulis: Asy-Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimakumullah.

Bab Keutamaan Islam

Riwayat dari Ubay bin Ka’ab

Ubay bin Ka’b رضي الله عنه , beliau berkata, “Kalian wajib (berpegang teguh) di atas jalan dan sunnah. Karena, tidaklah seorang hamba berada di atas jalan dan sunnah lalu mengingat Ar-Rahman sehingga mencucurkan air mata karena takut kepada Allah, maka tidak akan disentuh oleh api neraka. Tidaklah seorang hamba berada di atas jalan dan sunnah lalu meningat Ar-Rahman sehingga kulitnya meinding karena takut kepada Allah, kecuali keadannya seperti sebuah pohon yang daun-daunnya telah mengering dalam keadaan demikian, angin pun menimpanya sehingga daun-daunnya berguguran. Maka, dosa-dosa hamba tersebut akan berguguran sebagaimana daun-daun berguguran dari pohon itu. Sesungguhnya, bersikap pertengahan di atas jalan dan sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam menyelisihi jalan dan sunnah”.

Ini adalah pemahaman Ubay terhadap Islam. Ada 4 pembahasan

Pembahasan Pertama: Islam adalah jalan dan sunnah.

Islam adalah sunnah dan sunnah adalah juga islam. Sunnah adalah ucapan dan amalan dohir dan bathin. Hal ini adalah Islam.

Pembahasan Kedua: Islam membuat seorang hamba di haramkan masuk neraka.

Apabila diatas keislaman yang benar, maka akan membawa rasa takut kepadanya. Yang menjadi sebab diharamkan dari api neraka

Islam menghapuskan dosa-dosa hamba

Pembahasan Ketiga: Keislaman menghapuskan dosa. Sebagaimana orang kafir yang masuk islam, maka keisalamannya menghapuskan yang sebelumnya. Dalam Sahih Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:

Dan juga apabila sudah Islam dan melakukan dosa-dosa. Kemudian ada rasa takut kepada Allah yang menjadi sebab digugurkannya dosa-dosa tersebut.

Pembahasan Keempat: Pertengahan (berhemat) diatas keislaman lebih baik dari pada bersungguh-sungguh tidak diatas Islam

Yang paling utama yaitu orang yang bersungguh-sungguh diatas Islam. Kemudian apabila orang yang biasa saja (hemat, sederhana atau pertengahan) dalam berislam yaitu menjalankan sunnah, maka itu lebih baik daripada orang yang sungguh-sungguh tapi tidak sesuai dengan jalan dan sunnah.

Sesuatu tidak diukur dengan banyaknya amalan akan tetapi kesesuaian diatas jalan dan sunnah.

Orang yang mengobarkan waktu, tenaga dan hartanya akan tetapi menyelisihi sunnah, maka dia tidak dapat apa-apa. Sedangkan orang yang duduk saja atau istirahat (tidur) maka dia lebih bagus dari pada orang yang menyelishi sunnah.

Contohnya ada acara demo, ada orang yang ikut demo dengan mengeluarkan uang, tenaga dan waktu untuk demo. Maka dia tidak dapat apa-apa dan bahkan mendapat dosa. Sedangkan orang yang di ajak demo, dia tidak ikut dan hanya tidur dirumahnya. Maka dia lebih bagus daripada orang yang ikut demo.

Beragama bukan masalah semangat, bukan masalah punya kesungguhan. Tapi beragama itu adalah memastikan yang kita kerjakan sesuai dengan jalan Islam atau tidak.

Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi Hafidzahullah

Riwayat Dari Abu Darda

Dari Abu Darda’ رضي الله عنه , beliau berkata, “Betapa tidur dan bebukanya orang yang cerdik lebih bagus daripada begadang malam dan puasanya orang yang bodoh. Sesungguhnya, kebaikan sebesar dzarrah, disertai dengan ketaqwaan dan keyakinan, adalah lebih besar, lebih utama, dan timbangan (pahalanya) lebih berat daripada ibadah sebesar gunung orang-orang tertipu.

Orang yang cerdik yaitu orang yang mengenal jalan Islam dengan benar. Adapun orang yang bodoh melakukan aktivitas tidak berdasarkan pada ilmu.

Bukan masalah amalan shalat dan puasanya akan tetapi bagaimana cara melakukan shalat dan puasanya. Sebagaimana kaum khawarij mereka shalat dan puasa. Malah shalat dan puasanya lebih banyak. Akan tetapi kaum khawarij dikatakan oleh Nabi:

Sehingga bukan diukur dengan banyaknya ibadah (Shalat, Puasa atau baca Al-Quran) akan tetapi apakah ibadah tersebut dikerjakan diatas Islam atau tidak.

Dharah adalah biji yang terkecil atau telur semut. Melakukan amalan yang paling kecil akan tetapi dilakukan dengan taqwa dan keyakinan, lebih baik daripada melakukan amalan besar tapi dari orang-orang yang tertipu.

Ada 4 Pembahasan:

Pembahasan Pertama: Orang yang berpegang pada Islam yang benar adalah orang yang cerdas

Yang menjadi ukuran bukan banyaknya, bukan semangatnya, bukan pula dia melebihi yang lainnya. Tapi yang menjadi standard dan ukuran adalah diatas Islam yang benar.

Pembahasan Kedua: Amalan yang sedikit tapi disertai Islam yang benar, bersama taqwa dan keyakinian, lebih baik daripada ibadah yang banyak dari orang-orang yang tertipu.

Pembahasan Ketiga: Yang menjadi ukuran bukan banyaknya amalan.

Pembahasan Keempat: Sebab amalan dilipatkgandakan.

Amalan dilipatkangandakan yaitu dengan Islam yang benar.

Sebab Utama yang menjadikan amalan besar adalah pelaku amalan itu sendiri. Yaitu memiliki keikhlasan, kejujuran, ketulusan, kesyukuran dan kesabaran serta amalan-amalan hatinya.

“Abu Bakr tidak mendahului kalian dengan banyaknya puasa, shalat tapi Abu Bakr mendahului kalian dengan sesuatu yang bercokol di dalam hatinya.”

Perkataan sebagian Salaf

Cara hidup (berislam) para sahabat: Bagaimana saya bisa mendapatkan cara berjalan mu yang sangat bagus dan rapi, yaitu Kamu jalannya pelan-pelan tapi tibanya paling awal.”

Perkataan penyair yang dinukil Ibnu Rajab

Wallahu Ta’alla ‘Alam

Tinggalkan komentar