Hadist dari Abu Sa’id Al-Khudry mengenai Besarnya keutamaan kalimat La Ilaha Illallah.

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab 1: Keutamaan Tauhid dan Dosa-Dosa yang dapat dihapuskan oleh Tauhid

Hadist dari Abu Sa’id Al-Khudry mengenai Besarnya keutamaan kalimat La Ilaha Illallah.

Dari Abu Sa’id Al-Khudry radhiallahu anhu, (beliau berkata): Rasulullah ﷺ bersabda:

قَالَ : يَا رَبِّ كُلُّ عِبَادِكَ يَقُوْلُوْنَ هَذَا، قَالَ مُوْسَى : لَوْ أَنَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعَ وَعَامِرَهُنَّ – غَيْرِي – وَالأَرْضِيْنَ السَّبْعَ فِي كِفَّةٍ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فِي كِفَّـةٍ، مَالَتْ بِهِـنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

Musa berkata: ‘Wahai Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk berdzikir dan berdoa kepada Mu.’ Allah berfirman, “Wahai Musa ucapkanlah La Ilaha Illallah.” Musa berkata, “Wahai Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan (kalimat) ini.” (Allah pun) berfirman, “Wahai Musa, andaikata ketujuh langit dan penghuninya, kecuali Aku serta ketujuh bumi diletakkan pada salah satu daun timbangan, sedang La Ilaha Illallah diletakkan pada daun timbangan yang lain, niscaya La Ilaha Illallah lebih berat

Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh (Al-Hakim).

Biografi

Abu Sa’id Al-Khudry adalah Abu Sa’id Al-Khudry Sa’d bin Malik bin Sinan Al-Kazrajy Al-Anshary, nisab kepada Bani Khudrah. Beliau adalah seorang sahabat yang mulia dan anak dari seorang sahabat. Beliau meriwatkan banyak hadts dari Rasulullah ﷺ. Beliau meninggal pada 74 H.

Makna Hadits Secara Global

Bahwa Musa ‘alaihi ahalatu was salam meminta kepada Allah ﷻ agar diajari suatu dzikir yag akan digunakan untk memuji Allah dan sebagai perntara ketika bedoa untuk memuji Allah dan sebagai perantara ketika berdoa meminta kepada Allah. Maka, Allah memberinya petunjuk agar ia mengucapkan La Ilaha Illallah. Musa mengetahui bahwa kalimat ini banyak diucapkan oleh para makhuk, sedang ia menginginkan kalimat khusus sehingga berbedadengan yang lain. Allah pun menjelaskan besarnya keutamaan dzikir ang telah dianjurkan tersebut, bahwasannya tidak ada sesuatu apapun yang menyamai keutamaan (dzikir) tersebut.

Hubungan antara Hadits dengan Bab

Hadits ini menjelaskan keutamaan kalimat tauhid, dan bahwasannya tidak ada sesuatu apapun yang dapat menyamai keutamaan (kalimat) tersebut.

Faedah Hadits

  1. Besarnya keutamaan kalimat La Illaha Illallah karena di dalam (kalimat tersebut) terkandung tauhid dan keikhlasan.
  2. Keutamaan Musa ‘alaihi ahalatu was salam dan semangat beliau untuk mendekatkan diri kepada Allah.
  3. Bahwa ibadah tidak boleh dilakukan, kecuali dengan segala hal yang telah Allah syariatkan. Manusia tidak diperbolehkan untuk membuat syariat dari dirinya sendiri karena Musa meminta kepada Allah untuk diajari cara berdzikir kepada Allah.
  4. Sesungguhnya hal yang sangat diperlukan dan sangat penting mesti keberadaanya akan banyak didapati. Oleh karena itu, karena sangat diperlukan oleh alam semesta. La Illaha Illallah menjadi dzikir yang palingbanyak diucapkan dan paling mudah diperoleh.
  5. Bahwa Allah berada di atas langit berdasarkan ucapan, “Dan semua penghuinya, kecuali Aku”.
  6. Merupakan suatu keharusan ketika berdzikir dengan kalimat ini untuk mengucapkan (kalimat) tersebut secara lengkap, tidak hanya mengucapakan lafzh Jalalah (Allah) seperti perbuata sebagaian orang-orang bodoh.
  7. Penetapan adanya timbangan amal, dan hal itu benar-benar ada.
  8. Bahwa para nabi perlu diingatkan tentang keutamaan kalimat La Illaha Illallah.
  9. Sesunguhnya ada bumi ada tujuh sebagaimana langit.

Wallahu ‘Alam

Sumber:

Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan (2021), Al-Mulakhkhas Syarh Kitab Tauhid (Cetakan Ketujuh), Makasar, Pustaka As-Sunnah.

Tinggalkan komentar