Kisah Bani Nadhir (kelompok Yahudi) dalam Surat Al-Hasyr

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah tafsir Al-Quran Surat Al-Hasyr, dalam Tafsir As-Sa’di, oleh Syaikh Abdurahman bin Nashir as-Sa’di.

Surat ini dinamakan juga Surat Bani Nadhir. Mereka adalah sekelompok besar dari Yahudi yang bermukim di pinggiran kota Madinah pada saat Nabi ﷺ diutus. Ketika Nabi ﷺ diutus dan berhijrah ke Madinah, mereka kafir terhadap beliau seperti kufurnya sebagian besar kalangan Yahudi. Tujuh bulan seusai perang Badar, Rasulullah ﷺ mendatangi dan berbicara dengan mereka supaya mereka mau membantu menanggung denda pembunuhan orang-orang Kilabi yang dibunuh oleh Amr bin Umaiyah adh-Dhamri, mereka berkata, “Kami akan melakukannya wahai Abu Qasim! Silahkan duduk di sini, biar kami bisa memenuhi keperluanmu.” Kemudian mereka menepi satu sama lain (saling berbisik-bisik) dan setan pun membisikkan kesengsaraan yang telah ditakdirkan atas mereka. Mereka berencana membunuh Rasulullah ﷺ. Mereka berkata, “Siapa yang mau mengambil alat penggiling gandum ini dan dibawa naik ke atas lalu ditimpakan di atas kepala Muhammad hingga pecah?” Amr bin Jahhasy, orang yang paling celaka di antara mereka, berkata, “Aku.” Sallan bin Misykam berkata padanya, “Jangan kau lakukan, demi Allah, niat kalian ini akan diberitahukan padanya dan hal ini bisa membatalkan perjanjian antara kita dengannya.”

Wahyu langsung datang kepada Rasulullah ﷺ dari Rabbnya memberitahukan niat jahat yang akan dilakukan pada beliau, kemudian Rasulullah ﷺ langsung pergi menuju Madinah dan bertemu dengan para sahabat. Para sahabat berkata, “Anda pergi tapi kami tidak mengetahui kepergian Anda.” Rasulullah ﷺ kemudian memberitahukan niat buruk kaum Yahudi yang akan dilakukan pada beliau. Rasulullah ﷺ kemudian mengirim para sahabat untuk mengusir kaum Yahudi dari Madinah seraya bersabda, “Jangan biarkan mereka menempati Madinah bersamaku, mereka telah kuberi tempo selama sepuluh bulan, siapa pun yang aku temui setelah (pengusiran) ini, akan aku tebas lehernya.” Para sahabat pun melakukan persiapan penyerangan selama berhari-hari. Si munafik Abdullah bin Ubai bin Salul mengirim utusan untuk menemui orang-orang Yahudi seraya menyampaikan, “Jangan tinggalkan Madinah, karena aku memiliki pasukan sejumlah dua ribu orang yang akan membela kalian dan rela mati demi kalian. Bani Quraidhah dan sekutu kalian dari kalangan Ghathafan akan menolong kalian.” Pemimpin mereka, Huyay bin Akhtab amat menginginkan pesan yang disampaikan padanya, selanjutnya mendatangi Rasulullah ﷺ seraya berkata, “Sesungguhnya kami tidak akan keluar dari tempat kami, silahkan kamu berbuat apa saja semau kamu.” Rasulullah ﷺ pun bertakbir yang kemudian diikuti oleh para sahabat. Mereka pun pergi mendatangi kaum Yahudi, Ali bin Abi Thalib yang membawa bendera. Mereka berdiri di dekat benteng mereka dengan melempari tombak dan batu. Bani Quraidhah pun meninggalkan kaum Yahudi dan Abdullah bin Ubai serta sekutunya dari kalangan Ghathafan juga berkhianat. Rasulullah ﷺ lalu mengepung mereka dan menebang serta membakar pohon-pohon kurma mereka. Kaum Yahudi kemudian mengirim utusan menyampaikan pesan, “Kami akan keluar meninggalkan Madinah.” Maka beliau memutuskan agar mereka keluar darinya dengan hanya membawa diri mereka, anak-anak mereka, dan apa yang mampu dibawa oleh unta-unta mereka, kecuali senjata. Dan Rasulullah ﷺ menahan harta dan senjata mereka yang tersisa.

Harta fai` dari Bani Nadhir murni untuk Rasulullah ﷺ, para petugas yang beliau tetapkan, dan kepentingan-kepentingan kaum Muslimin. Rasulullah ﷺ tidak membagikan harta rampasan Bani Nadhir, karena Allah ﷻ telah memberikan harta rampasan perang Bani Nadhir kepada Rasulullah ﷺ dan kaum Muslimin tanpa menyerang Bani Nadhir dengan kuda maupun tunggangan lain. Mereka diusir ke Khaibar dan di kalangan mereka terdapat Huyay bin Akhtab pemimpin mereka. Beliau kemudian menguasai tanah dan kawasan mereka. Rasulullah ﷺ menahan persenjataan mereka. Jumlah senjata yang didapatkan sejumlah lima puluh baju besi, lima puluh topi besi dan tiga ratus empat puluh pedang. Inilah ringkasan kisahnya sebagaimana yang disebutkan oleh ahli sejarah.

Wallahu A’lam

Tinggalkan komentar