Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Tata Cara Manasik Umrah, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.
- Ada kesamaan antara manasik haji dan Umrah
- Haji dan Umrah diwajibkan dalam agama.
- Haji terikat dengan waktu tertentu akan tetapi Umrah bisa dilaksanakan kapan saja.
Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Umrah
Pertama: Mewujudkan tauhid dan kemurnian ibadah
- Ini dasar pokok karena tujuan utama haji dan umrah adalah untuk mewujudkan tauhid dan kemurnian ibadah
- Sebagaimana dalam ayat: Al haju wal umratalillah. Terdapat kata Lillah, yang artinya hanya untuk Allah semata.
- Terdapat panji-panji tauhid dalam pelaksanaan ibadah Umrah diantaranya: Talbiyah: labbaik allahuma labaik ….
- Termasuk tawaf, sya’i dilakukan karena Allah
- Ketika mencium hajar aswad. Kita tahu bahwa itu adalah batu tidak bisa memberi manfaat. Seperti Umar berkata saya mencium hajar aswad karena Nabi melakukannya. Ini adalah ketundukan kepada Allah swt.
- Ini juga adalah dasar keabsahannya. Karena yang tidak karena Allah, yaitu karena ria. Mungkin Umrahnya terlaksana tapi tidak akan berpahala kalau bukan hanya untuk Allah
Kedua: Meraih ridha Allah dan menyelamatkan diri dari neraka
- Dari Umrah ke Umrah beriktunya adalah penggugur dosa antara keduanya.
- Dalam riwayat lain melaksanakan umrah untuk mengugurkan dosa dan kefakiran. Sebagai mana besi yang berkarat dimasukan ke api maka karatnya akan jatuh semua.
- Haji mabrur tidak ada balasan kecuali surga.
- Umrah adalah ibadah yang besar. Perempuan tidak ada jihad di medan perang tapi jihadnya adalah dengan haji dan umrah.
Ketiga: Merealisasikan makna taqwa.
- Yang diinginkan adalah meraih taqwa.
- Dalam surat Al-Baqarah disela-sela pembahasan haji dikatakan: Watajawadu fainna khaira jaditaqwa, Berbekalah kalian sesugguhnya sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaan.
- Takwa adalah melaksanakan segala yang diperintah dan menginggalkan segala yang dilarang
- Sebagaimana halnya ketika Ihram ada ketentnuannya yaitu hal-hal yang tidak boleh dilanggar. Hal ini melatih kita untuk betaqwa.
Keempat: Menegakan dzikir kepada Allah
- Disyariatkan dzikir-dzikir yang banyak.
- Perbadingan kaum muslimin apabila yang berdzikir dia yang paling depan karena meninggikan derajat meliatgandakan pahala, dan mengugurkan dosa.
- Contihnya kalimat talbiyah yang untuk laki-laki ditinggikan sueranya. Dicertiakan para sahabat sampai parau suraunya. Untuk menegekan syiar.
Kelima: Menjawab Seruan Allah
- Labaik allahuma labaik: Allah saya jawab seruan Mu. Dengan segala kesiapan, ketataan dan segala hal yang diperlukan.
- Hal ini melatih agar dalam kehodupan selalu menjawab seruan-seruan Allah dan Rasulnya.
- Dalam Al-Quran: Wahai orang-orang yang beriman jawab lah Allah dan rasulnya, apabila kalian dipanggil pada hal yang menhhidupkan kalian.
Keenam: Menyaksikan berbagai manfaat agung dibelakang pelaksanaan haji dan umrah
- Manfaat tidak terhitung: terbiasa dengan kebersamaan, merahmati saudara-saudara, pengertian terhadap orang lain, banyak instropeksi diri. melatih kesabaran,
Ketujuh: Mengingat keadaan para nabi
- Nabi pantuan orang beriman dalam ibadah, ketaatan dan kekhusyuan, cinta kepada Allah, bersegera menyambut perintah Allah
- Kisah Nabi Ibrahim As. mengenai awal syariat dalam sya’i. Ibrahim meninggalkan istrinya di sebuah lembah, yang tidak berpenghuni. Yang merupakan cikal bakal kota mekah. Istrinya mengejar Nabi Ibrahim, Nabi Ibrahim tidak menoleh kebelakang terus berjalan. Istrinya berkata apakah kamu diperintah oleh Allah untuk seperti ini. Nabi Ibrahim berkata sambil berjalan bahwa saya diperintah oleh Allah untuk pergi meninggalkan kota mekah meninggalkan istri dan anaknya. Maka istrinya berkata Kalau begitu Allah tidak akan menelantarkan kami.
- Istri Nabi Ibrahim berlari mencari air antara bukit sofa dan marwa mencari air untuk anaknya. Sampai keluarnya air zam-zam.
- Sehingga menjadi sumber kehidupan yaitu dengan banyakanya burung-burung yang datang kesitu. Setiap ada pengembara yang lewat, melihat tanda kehidupan dengan adanya burung-burung disekitar situ.
- Mulai bermukim disekitar air zam-zam dan terbentuknya kota mekah.
Kedelapan: Mencontoh dan mencintai Rasulullah
- Dalam manasik Nabi bersabda: Hendaknya kalian mengambil dariku tatacara manasi kalian.
- Tujuannya bagaimana didalam ibadah umrah yaitu mencotoh nabi dan menjadi pengikut yang baik.
Kesembilan: Menyelisihi Kaum Musyrikin
- Diantaranya: untuk laki-laki di tawaf kedatangan disyariatkan ditiga putaran pertama, berari-lari kecil (romal)
- Disyariatkan membuka bahu kanan pada saat tawaf untuk laki-laki
- Talbiyah
- Talbiyah kaum musyrikin: ada kata kecuali sekutu yang menyerupai engkaiu.
- Ini untuk menyelisihi kaum musyrikin
Kesepuluh: Mengingat Akhirat
- Pakaian ihram dengan yang sama semua orang, meningatkan kita dipadang mahsyar
- Kejadian-kejadian dahsyat di padang mahsyar: penantian, hisab, dan sebagainya
- Sebagian ulama ketika sudah dikendaraan untuk umrah, air matanya menetes. Sesungguhnya perjalanan ku ini, mengingatkan ku akan perjalanan ku ke akhirat.
- Doa perjalnan: maha suci allah yang menudahkan kendaraan ku ini, sebelumnya kami tidak bisa menguasainya. dan kami akan kembali kepada allah.
- Perjalana didunia ini adalah hakikatnya perjalanan ke akhirat.
Kesebelas: Memperdalam makna persaudaraan
- Ketemu banyak orang, melihat banyak manusia dari berbagai negara, budaya, jenis
- Ada yang lebih lembut dan ada yang lebih kasar.
Keduabelas: Sebagai pendidikan akhlak yang mulia
- Terkait lisan, hati, dan amalan tubuh
Ketigabelas: Menjaga sikap pertengahan
- Tidak membawa pemahaman radikal karena yang umrah terlatih dengan sifat pertengahan.
- Ketika tawaf tidak dikatakan semua berlari kencang, hanya mempercepat langkah dan tidak semua putaran. Sama halnya dengan syai
- Melempar jamrah bukan dengan batu besar dan batu kecil sekali. tapi yang sedang se-ruas jari.
- Jangan Ghulu (ektrem)
Keempat belas: Mengingat nikmat dan karunia Allah
- Mensyurkuri nikmat Allah
- Tidak semua orang diberi nikmat untuk beribadah Umrah, shalat di depan kabah, langsung menghadap kiblat, bermunajat kepada Allah, berdoa kepada Allah ditempat yang mustajabah, melihat berbagai keagungan agama dan syariat islam.
- Banyak orang yang berniat untuk melaksanakan umrah tapi belum Allah mudahkan.
Keempat belas hal ini untuk melatih jiwa ketika melaksanakan ibadah Umrah. Sebab apabila kita mengingat ini, maka akan membuat umrah itu beda rasanya dari sudut kemampaatan dan kebaikan.
Syarat-Syarat Umrah
Pertama: Dalil kewajiban Umrah
- Kewajiban ada dua: Haji dan Umrah.
- Biasanya orang menunggu Hajinya dulu. Karena kurang biaya. Karena apabila haji bisa sekaligus umrah. (Haji Tamathu dan Haji Qiran)
- Haji ifrad tanpa Umrah
- Umrah bisa dilakukan kapan saja sedangkan haji di musim tertentu (wukuf 9 Djulhijah)
- Apabila yang belum pernah umrah maka ini adalah umrah pertama yang mengangkat kewajiban
- Sehingga apabila mengangkat kewajiban harus diperhatikan baik-baik. Sesempurna mungkin
- Nabi memerintahkan “berumrahlah kamu” yang menunjukan kewajiban
- Kemudian dalam Al-Quran: Sempurnakan haji dan umrah untuk Allah:
وَأَتِمُّوا۟ ٱلْحَجَّ وَٱلْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah….” (Al Baqarah: 196)
Kedua: Syarat-syarat kewajiban Haji dan Umrah
Pertama: Keislaman
- Orang kafir tidak diterima
Kedua: Kewarasan
- Karena yang tidak waras tidak ada niat
Ketiga: Baligh
- Baligh terkait dengan syarat terangkat kewajibannya
- Tapi mengenai pahala maka anak kecil umrahnya sah dan mendapat pahala bagi anak dan orang tuanya tapi tidak mengangkat kewajiban.
- Apabila sudah baligh maka wajib untuk umrah lagi.
Keempat: Kemerdekaan
- Hal ini masa dahulu apabila seorang Budak. Maka harus minta ijin dari tuannya.
Kelima: Kemampuan
- Harta
- Badan
- Mahram bagi Wanita
- Apabila punya harta tapi fisiknya ngga mampu maka ngga bisa berangkat. Tapi bisa di umrahkan ke orang lain.
- Apabila mampu fisik tapi tidak ada harta maka tidak bisa jalan juga
- Khusus untuk perempuan ada tambahan satu syarat yaitu harus memiliki mahram
- Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda:
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
لَا يَحِلُّ لاِمْرَأَةٍ تُؤْمِنُ باللَّهِ وَالْيَومِ الآخِرِ، أَنْ تُسَافِرَ سَفَرًا يَكونُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصَاعِدًا، إلَّا وَمعهَا أَبُوهَا، أَوِ ابنُهَا، أَوْ زَوْجُهَا، أَوْ أَخُوهَا، أَوْ ذُو مَحْرَمٍ منها
“Seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak boleh melakukan safar selama 3 hari atau lebih, kecuali bersama ayahnya, atau anaknya, atau suaminya, atau saudara kandungnya, atau mahramnya” (HR. Muslim no. 1340).
© 2022 muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/11123-safar-bagi-wanita-bag-1-larangan-safar-tanpa-mahram.html
- Umrah boleh diwakilkan ke orang lain dengan syarat orang yang melakukannya harus sudah umrah. Sebagaimana sabda rasulullah:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- سَمِعَ رَجُلاً يَقُولُ لَبَّيْكَ عَنْ شُبْرُمَةَ. قَالَ « مَنْ شُبْرُمَةَ ». قَالَ أَخٌ لِى أَوْ قَرِيبٌ لِى. قَالَ « حَجَجْتَ عَنْ نَفْسِكَ ». قَالَ لاَ. قَالَ « حُجَّ عَنْ نَفْسِكَ ثُمَّ حُجَّ عَنْ شُبْرُمَةَ »
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang mengucapkan, “Labbaik ‘an Syubrumah (aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah, atas nama Syubrumah.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Memangnya siapa Syubrumah?”
Ia menjawab, “Syubrumah adalah saudaraku atau kerabatku.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bertanya, “Engkau sudah berhaji untuk dirimu?”
Ia menjawab, “Belum.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas memberi saran, “Berhajilah untuk dirimu dahulu, barulah berhaji atas nama Syubrumah.” (HR. Abu Daud, no. 1811. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Syaikh Al-Albani berbeda penilaiannya, beliau menyatakan hadits ini shahih)
Sumber https://rumaysho.com/12952-badal-umrah-adakah-dalilnya.html
- Badal bisa dari Indonesia atau yang sudah tinggal disana
Etika Perjalanan Umrah
Kesatu: Menghadirkan bahwa dirinya berada dalam perjalanan ibadah
- Ibadah sangat penting, agar perjalanan lebih indah
Kedua: Berwasiat kepada keluarganya dan orang-orang yang dia tinggalkan agar bertakwa.
- Wasiat taqwa
Ketiga: Meninggalkan nafkah untuk keluarganya selama dia pergi
- Jangan sampai pergi Umrah tapi keluarganya terlantar. Karena terlalu semangat.
- Nabi bersabda: cukuplah seseorang dikatakan berdosa apabila menelantarkan nafkah kelurganya yang dia tanggung.
Keempat: Menulis wasiat tentang utang dan piutangnya
- Apabila punya hutang ditulis sama siapa atau menghutangkan kesiapa
- Apabila terjadi sesuatu maka bisa ditunaikan.
Kelima: Segera bertaubat dari dosa dan kezhaliman
- Dari awal bertaubat dari dosa dan kezhaliman yang telah dilakukan
- Agar perjalanan ibadah dalam kondisi yang paling bagus
Keenam: Memilih nafkah yang terbaik dalam perjalanan.
- Memilih harta dari yang paling bagus untuk perjalanan: jelas sumber kehalalannya.
Ketujuh: Memilih kawan perjalanan yang baik
- Bisa salah jalan, kegiatan tidak bermanfaat.
- Harus berisi orang-orang yang baik
Kedelapan: Menjaga kewajiban dan ketaatan serta meninggalkan segala hal yang diharamkan
- Jangan sampai melakukan ibadah dengan berbagai ketaatan tapi shalat subuhnya kesiangan karena bergadang semalaman.
- Hal yang diharamkan diperhatikan, karena banyaknya orang bercampur baur
Kesembilan: Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia
- Akhlak yang baik: bertutur, berbuat, bermuamalah dan berinteraksi dengan manusia.
Kesepuluh: Berdoa Ketika meninggalkan keluarga
- DOa yang diucapkan untuk keluarga ketika meninggalkan keluraga: Saya titipkan kalian kepada Allah dan titipan disisi Allah tidak pernah terlantar.
- Karena dititpkan kepada Allah maka untuk apa dikhawatirkan.
Doa orang yang bepergian kepada orang yang ditinggal, sebagaimana dalam hadistnya Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ
Artinya: “Aku titipkan kamu kepada Allah yang tidak akan tersia-sia apa yang dititipkan kepadaNya.” (HR. Ibnu Majah 2/943 no:2825, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albany dalam Shahihul Jami’ no:958)
Referensi: https://konsultasisyariah.com/947-bagaimana-doa-bepergian-dan-doa-orang-yang-ditinggal.html
Kesebelas: Membaca doa perjalanan
- Do’a ketika sudah diatas kendaraan
الله أَكْبَرُ (3x)
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
Sumber https://rumaysho.com/20918-doa-dan-bacaan-penting-saat-safar-traveling.html
Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.
Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, ketakwaan, dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.
Sumber https://rumaysho.com/20918-doa-dan-bacaan-penting-saat-safar-traveling.html
Keduabelas: Tidak melakukan perjalanan sendiri.
- Berjalan sendiri makruh
- Nabi bersabda: Andai kata seorang tahu bagaimana buruknya seseorang: dia tidak akan tidur sendirian, dan tidak akan melakukan perjalanan sendirian.
Ketigabelas: Berdoa ketika singah di suatu tempat:
- Doa singgah di suatu tempat (baik sedang safar atau tidak), tiga kali
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya.”
- Mencintai kota madinah dan Mekkah adalah bagian dari keimanan. Sebab Allah dan rsoulnya mencintai kota ini dan kita diperintah untuk mencitaninya.
- AKan tetapi mencitintai suatu negeri lain ada syaratnya: Yaitu apabila mendekatkan diri kepada Allah.
Keempatbelas: Bertakbir ketiga menanjak
Dilakukan para nabi dan para sahabat.
Kelimabelas: Bertasbih ketika menurun
Keenambelas: Berdoa ketika memasuki kota
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظْلَلْنَ، وَرَبَّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ وَمَا أَقْلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِيْنِ وَمَا أَضْلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا ذَرَيْنَ. أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَـٰذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا، وَخَيْرَ مَا فِيْهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
“Ya Allah, Tuhan tujuh langit dan apa yang dinaunginya, Tuhan penguasa tujuh bumi dan apa yang di atasnya, Tuhan yang menguasai setan-setan dan apa yang mereka sesatkan, Tuhan yang menguasai angin dan apa yang diterbangkannya. Aku mohon kepadaMu kebaikan desa ini, kebaikan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan desa ini, kejelekan penduduknya dan apa yang ada di dalamnya.”
Ringkasan Amalan Umrah
Di awal Niat masuk Umrah
Kesatu: Membaca Talbiyah
اَللَّهُمَّ لَبَّيْكَ عُمْرَةً
Ya Allah aku memenuhi panggilanMu untuk umroh
- Ini dibaca di Miqot
Kedua: Ihram dari Miqat
- Apabila dari Madinah, maka pergi kemadinah niatnya untuk berkunjung ke Mesjid Nabawi. Bukan niat untuk Umrah
- Kemudian di niatkan untuk Umrah ke Mekkah
- Kemudian ketika akan ke Mekah miqat di Bir Ali (Dzulhudaifah)
- Bir Ali miqat yang paling Jauh:
- Miqat dari Indonesia dari Ya lam-lam (arah Yaman)
- Ihram dari Miqat adalah kewajiban Umrah
- Apabila tidak ihram di moqat maka meninggalkan kewajiban dan harus membayar DAM
Ketiga: Tawaf
Keempat : Sai
Kelima: Tahallul
- Begitu masuk ke ihram agar segera di selesaikan Umrahnya.
- Etikanya ketika sampai Mekkah langsung Umrah dulu.
Rincian Amalah Umrah
Miqat
- Miqat adalah tempat memulai melakukan Ihram
- Ada dua amalan di Miqat: Niat masuk Ihram (rukun), dan dan tempat di miqat nya adalah kewajiban.
- Rukun apabila ditinggalkan tidak sah ibadahya
- Wajib apabila ditinggalkan harus bayar dam.
- Pakai kain ihram di Jeddah adalah keliru dan harus membayar satu Dam.
- Tempat Miqat ada 5: dari penjuru dunia mana saja tidak mungkin tidak melewati mqiat. Hal ini merupakan tanda kenabian Muhammad.
- Miqat 1: Bir Ali (Dzulhudaifah) arah Madinah, jarank 420KM
- MIqat 2: Datu Irq arah Iraq, Jarak 100KM
- Miqat 3: Juhfa, arah Syam, jarak 186 KM
- Miqat 4: Asyailul kabir, Arah Najd, paling dekat mekkah
- Miqat 5: Ya Lam Lam, Arah Indonesia (yaman), Jarak 120KM
- Biasanya ada Mesjid dan tempat mandi.
- Tidak ada shalat khusus unutk ihram.
- Biasanya sebelum perjalanan sudah siap dengan Ihram. Sehingga ketika sampai di Miqat tinggal masuk kedalam Ihram dan memulai talbiyah.
Larangan-Larangan Dalam Ihram
Kesatu: Menghilangkan Rambut
- Termasuk mencukur, menggunting dan mencabaut
- Termasuk rambut kaki, rambut kepala, rambut kemaluan dan ramnut hidung
Kedua: Memotong kuku
- Kuku tangan dan kaki
- Apabila kukunya pecah, maka boleh dipotong daripada menjadi penyakit.
Ketiga: Memakai Wangi-Wangian
- Laki-laki dan perempuan
Keempat: Menutup kepala, menutup wajah, memakai kaos tangan.
- Tidak boleh menutup kepala buat laki-laki
- Perempuan tidak boleh menutup wajah pada saat ihram. Kecuali apabila ada orang yang bukan mahram maka boleh ditutup wajahnya pakai tangannya ata pakai kain dari jilbabnya. Tapi tdak boleh menutup cadar khusus.
- Biasanya yang pakai niqab, ada yang penutup wajah yang bisa dibuka tutup yang bagian dari jilbab. Tapi tidak memakai cadar khusus.
- Tidak boleh pakai kaos tangan untuk perempuan. Apabila mau disembunyikan bisa disembunyikan dibawah jilbabnya.
Kelima: Memakai kain yang disambung dengan jahitan.
- Untuk laki-laki
- Sarung sudah ada jaitannya. Jadi tidak boleh
- Celana dalam tidak dilarang apabila tidak ada sambungan jahitannya.
- Kain irhram dengan kancing atau peniti. Hal ini sebaiknya ditinggalkan.
Keenam: Membunuh hewan buruan
- Nabi dari Madinah ke Mekah delapan hari perjalanan.
- Hewan buruan disekitar: Rusa, kambing liar, burung. Banyak merpati di sekitar Haram, tidak boleh ditangkap dandisembelih
- Tidak termasuk: nyamuk, lalat, cicak ular.
Ketujuh: Melakukan Akad Nikah
- Ta’aruf diperbolehkan
- Melamar diperbolehkan
- Ada tradisi sebagian negara yang menikah di Mekkah setelah selesai Umrah
Kedelapan: Melakukan hubungan suami istri
- Melakukan hubugnan suami istri pada saat Ihram.
Kesembilan: Bermesreaan dengan syahwat
- Bermeseraan dengan syhawat: memeluk, mencium
- APabila hanya menyentuh, gandeng tangan istri, mencium kening untuk berterima kashih maka tidak apa-apa.
Kaidah dalam Pelanggaran
Kaidah Pertama: Pelanggaran secara sengaja tanpa udhur
- Berdosa
- Harus bayar fidyah (denda)
Kaidah Kedua: Pelanggaran secara sengaja tapi karena udhur
- Misalnya: Ada sahabat yang kepalanya sudah banyak kutu berjatuhan, sangant menganggu, maka dicukur rambutnya.
- Tidak berdosa
- Wajib membayar fidyah
Kaidah Ketiga: Lupa, tidak tahu hukum, terpaksa, atau tertidur
- Tidak ada dosa
- Tidak ada kewajiban membayar fidyah
- Misalnya tertidur dengan menutup kepala
- Udhur: Jahil, tidak sadar, dan terpaksa.
Kaidah dalam Fidyah (denda)
Kaidah kesatu: Tidak ada Fidyah
- Akad nikah
- Berdosa tapi tidak bayar fidyah
Kaidah kedua: Fidyah dengan seekor unta
- Apabila melakukan hubungan suami istri sebelum tahalul.
- Pada pembahasan haji, memotong seekor unta. Hajinya batal, dan harus diulangi tahun depan
- Ini yang paling berat
- Apabila pada Umrah maka menyembelih seekor sapi
- Ada 3 konsekuensi: Umrahnya batal, Umrahnya wajib dilanjutkan sampai selesai, Wajib umrah baru lagi. Dan dendanya harus memotong seekor kambing
Kaidah ketiga: Fidyah dengan semisal dengannya
- Membunuh hewan buruan
- Apabila membunuh merpati maka dendannya kambing
- Apabila menyembelih burung unta maka dendanya unta
- Apabila menyembelih seekor Dibe (yang ada dilereng-lereng), maka dendanya seekor sapi.
Kaidah keempat: Selain dari 3 ini, berlaku 3 jenis fidyah, salah satu dari 3 pilihan
- Hal ini umum untuk semua pelanggaran
- Yaitu: menyembelih seekor kambing, memberi makan 6 orang miskin masing-masing setengah sho’ atau berpusa 3 hari berutrut-turut.
Rukun Umrah
- Rukun apabila dirtinggalkan maka tidak sah umrahnya
Kesatu: Niat Masuk kedalam Ihram
Kedua: Thawaf
Ketiga: Sai
Wajib Umrah
- Wajib apabila ditinggalkan maka membayar fidyah.
Kesatu: Berihram dari Miqot / tanah halal
- Penduduk mekah yang inign melalukan umrah, tidak usah pergi ke miqot tapi cukup ke tanah halal seperti: Tan’im, Ji’ronnah, Arafah.
Kedua: Mencukur rambut
- Tahalul
- Laki-laki afdhol gundul, Nabi mendoakan orang yang gundul 3 kali.
- Perempuan membagi rambutnya menjadi tiga kepang, kemudian disetiap kepangnya, diambil satu ruas jari.
Thawaf
- Tiba di mekkah disunnahkan untuk mandi
- Menuju masjidil haram
- Baca doa masuk mesjid ada dua doa. Boleh dibaca salah satu
اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
“Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmatMu untukku.
- Begitu melihat Kabah disunnahkan membaca:
اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ
“Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah As-Salaam (Yang suci/selamat dari segala aib dan kekurangan), dan dariMu-lah keselamatan, maka sambutlah kami wahai Rab kami dengan keselamatan”
- Menju Kab’bah untuk melakukan thawaf
- Untuk laki laki ber’itiba yaitu membuka pundak dan lengan kanan. Dibuka pada saat mau tawaf
- Melakukan Thawaf tujuh putaran dimulai dari Hajar Aswad
- Ka’bah pernah banjir kemudian dibangun lagi. Tapi karena musim paceklik dananya kurang.
- Hijir ismail termasuk ka’bah.
- Setelah penaklukan mekkah Nabi Muhammad tidak membangun kembali karena dikahwatirkan tersinggung orang-orang Mekkah yang baru masuk islam.
- Pernah dibangun lagi ketika masa Abdullah Bin Zubair.
- Ketika Abdullah bin Zubair di kudeta, maka ka’bah dikembalikan lagi dengan hijir ismail.
- Dan sampai hari ini tidak berubah lagi
- Imam Malik: Jangan sampai ka’bah menjadi permainan dari para raja-raja. Yaitu dengan merubah-merubah bangunanya.
- Shalat 5 waktu tidak sah di hijir ismail karena shalat 5 waktu harus menghadap ke ka’bah, bukan menghadap kabah.
- Shalat sunnah diperbolehkan di hijir ismail.
- Thawaf tidak sah apabila masuk ke hijir ismail.
- Ketika tawaf kabah disebelah bahu kiri kita
- Putaran pertama dari Hajar Aswad.
- 4 sudut kabah: hajar aswad, rukun syami 2 sudut, rukun yamani.
- Ketika sampai hajar aswad baca bismillahi Allahu Akbar atau Allahu Akbar
- Sampai rukun Yamani sampai hajar aswad membaca:
فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَـٰسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًۭا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ مِنْ خَلَـٰقٍۢ ٢٠٠
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu 1, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bagian (yang menyenangkan) di akhirat.
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةًۭ وَفِى ٱلْـَٔاخِرَةِ حَسَنَةًۭ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ٢٠١
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka”
- Di tempat lain: baca doa, dzikir, quran dan lain-lain tidak ada bacaan khusus disetiap putaran.
- Siap kan doa ketika di Indonesia
- Ada orang yang mebuatkan list doa, nanti setelah umrah ditunggu mana doa yang telah di kabulkan di checklist. Ini bagus karena memang ada persiapan
- Setiap putaran disunnahkan mencium hajar aswad, atau dipengang kemudian dicuium tangan, atau disentuh tongkat kemudian dicum tongkatnya, atau dengan isyarat melambaikan satu tangan keatas. Tidak usah berhenti ketika melewati ahajr aswad.
- Mencium hajar aswad hukumnya sunnah. Jangang mendzalimi orang
- Mencium hajar aswad dalam rangkaian tawaf. TIdak disyariatkan keitka tidak tawaf, kurang tepat.
- DI putaran ketujuh tidak usah mencium atau isyarat kepada hajar aswad. Tapi bila dilakukan tidak apa-apa
- Untuk laki-laki putrasan 1 sampai 3 disyariatkan lari-lari kecil (romal). Apabila dengan istrinya takut ketinggalan, maka jalan juga tidak apa-apa
- Selesai thawaf laki-laki ditutup lagi bahunya karena akan shalat di belakang makam ibrahim
- Makam ibrahaim bukan kuburuan ibrahim tetapi tempat pijakan kaki nabi ibrahim ketika membangun kabah
- Disyaraitka shalat tawaf dibelakang makam ibrahim apabila memungkinakan. Boleh salat dimana saja paabila tidak memungkinkan.
- Shalat tawaf diperinkgas yaitu membaca al kafirun dan al ikhlas sebab nabi melakukan seperti itu.
- Tempat mustajab berdoa yaitu multazam antara hajar aswad ke pintu kabah. Di mulatazam yaitu berdoa sambil tawaf. Tidak disyaratikan diluar tawaaf.
- Setelah shalat sunah dua rakaat disyaratikan kemabili mencium hajar aswad. Apabila tidak bisa mencium maka bisa dilewatkan. Dan tidak bisa diganti dengan isyarat.
- Dilarang mengusap-ngusap kabah. Yang disentuh hanya rukun yamani dan hajar aswad
- Ketika menuju maqam ibrahim membaca : watkhidu mimaqomi ibromi musla
وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةًۭ لِّلنَّاسِ وَأَمْنًۭا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِـۧمَ مُصَلًّۭى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِـۧمَ وَإِسْمَـٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَـٰكِفِينَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ ١٢٥
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagaian maqām Ibrāhīm1 tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrāhīm dan Ismā`īl, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud”.
- Setelah tawaf minum air zam-zam. baca doa minum air zamzam:
Tidak ada doa khusus yang datang dari Nabi, silahkan berdoa dengan doa apa saja karena Nabi shallallahu álaihi wasallam bersabda, “Air zamzam untuk niat meminumnya”
Akan tetapi diriwayatkan dari Ibnu Ábbas ketika minum zamzam ia berdoa
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَشِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang lapang, dan kesembuhan dari segala penyakit” (
Sa’i
- Menuju bukit shafa untuk Sa’i membaca (sambil berjalan):
۞ إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًۭا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ ١٥٨
Sesungguhnya Shafā dan Marwa adalah sebagian dari syiar Allah1. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya2. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri3 kebaikan lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah: 158)
- Di mulai dari shofa berdasarkan ayat.
- Kemudian begitu di bukit sofa membaca:
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
“Aku mulai dengan apa yang Allah mulai terlebih dahulu” (HR Muslim no 1218).
- Membaca 3 x dzikir dan 2 x doa:
Kemudian beliau mulai dengan naik ke bukit Shafa, hingga beliau melihat Ka’bah. Lalu menghadap kiblat, membaca kalimat tauhid, bertakbir 3x, lalu membaca:
لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, Tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujian. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, yang melaksanakan janjiNya, membela hambaNya (Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh sendirian.
Kemudian beliau berdoa. Beliau membacanya (dzikir di atas dan doa) sebanyak 3x. Di dalam hadits tersebut dikatakan, Nabi Shallallahu’alaihi wasallam juga membaca di Marwah sebagaimana beliau membaca di Shafa.
- Di sofa bisa langsung lihat kiblat akan tetapi di marwa lihat garis saf shalat.
- Sa’i berjalan kemudian doa apa saja, yang disyariat kan doa berikut:
إِنَّ رَبِّ اغْفِرْ وارْحَمْ ، إنَّكَ أنْتَ الأَعَزُّ الأكْرَمُ
“Ya Rabb, Ampunilah dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Mulia”
- Pada saat melewati dua lampu hijua, untuk laki-laki berlari secepat mungkin. Nabi bersabda: “Lembah ini tidak bisa dilewati kecuali dengan berlari kencang”.
- 7 kali dengan cara, dimulai dari sofa ke marwa 1, kemudian dari marwa ke sofa 2, dan seterusnya. Sehingga 7 berada di marwa.
- Apabila ragu lebih atau kurang (6 atau 8), maka Apabila dugaan terbesar nya 8 maka sudah selesai. Atau apabila ragu maka yang diambil yang pasti yaitu 6. Jadi harus ditambah satu lagi. Sama hal nya dengan thawaf.
Tahallul
- Potong rambut tidak mesti di tempat sai
- Ada tukang cukur bisa tanya mau botak atau pendek.
- Laki-laki afdhal di gundul.
- Perempuan bagi 3 kepang kemudian dipotong seruas jari disetiap kepang.
Tata Cara Ziarah Masjid Nabawi
- Perjalanan dalam niat ibadah hanya di ijinkan untuk tiga mesjid saja: Masjidil Haram, Madinah, dan Al-Aqsa
- Nabi bersabda: tidak boleh dilakukan perjalanan safar menuju tempat ibadah kecuali pada tiga mesjid: mesjidil haram, masjid ar rasul, dan majidul aqsa.
- Contoh tidak boleh melakukan perjalanan dari Maksar ke Mesjid istiqlal Jakarta khusus untuk itikaf.
- Tujuan asal ke Madinah adalah ziarah ke Masjid Nabawi. Apabila sudah sampai disana dibolehkan mengikut ketempat lain
- Ada 4 yang bisa mengikut: Ziarah ke kuburan Nabi, Kuburan Baqi, Kuburan Uhud, dan ziarah ke mesjid quba.
- Apabila ada yang niat dari Indonesia untuk ke mesjid Quba, Nabi melarang.
- Apabila kunjungan dalam rangka jalan-jalan, tidak apa-apa, seperti kebun kurma atau gunung magnet.
- Pada saat masuk mesjid baca doa masuk mesjid.
- Shalat sunnah paling afdhol di rawdha. Antara rumah nabi dan mimbar. Akan tetapi shalat 5 waktu afdalnya di shaf pertama.
- Berkunjung ke kuburan nabi, harus beradab: jangan diangkat suara, yang terdapat di al-quran yang berlaku ketika beliau hidup dan meninggal.
Adapun tata caranya maka sebagai berikut :
- Ia berdiri menghadap kuburan Nabi shallallahu álaihi wasallam dengan penuh adab dan suara yang rendah lalu mengucapkan salam kepada Nabi([2]) dengan berkata
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
“Keselamatan atasmu wahai Rasulullah dan rahmat Allah serta keberkahanNya atasmu”
Tidak mengapa jika ia menambahkan dengan perkataan
السَّلَامُ عَلَيْكَ يَا سَيِّدَ المْرُسْلَيْنَ وَإِمَامَ الْمُتَّقِيْنَ أَشْهَدُ أَنَّكَ قَدْ بَلَّغْتَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّيْتَ الْأَمَانَةَ وَنَصَحْتَ الْأُمَّةَ وَجَاهَدْتَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهَاِدِهِ، فَجَزَاكَ اللهُ عَنْ أُمَّتِكَ أَفْضَلَ مَا جَزَي نَبِيٌّ عَنْ أُمَّتِهِ
“Kesalamatan atas anda wahai penghulu para rasul dan pemimpin orang-orang yang bertakwa, aku bersaksi bahwasanya engkau telah menyampaikan risalah Allah, engkau telah menunaikan amanah, engkau telah menasehati umat, dan engkau telah berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya. Semoga Allah membalas kebaikanmu atas umatmu dengan balasan yang terbaik yang diberikan kepada seorang nabi atas umatnya”
Dan tidak mengapa jika ditambah sholawat kepada Nabi. ([3])
- Lalu ia bergeser sedikit ke kanan (sekitar setengah langkah) lalu ia mengucapkan salam kepada Abu Bakar dengan berkata
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Keselamatan atasmu wahai Abu Bakar as-Siddiiq dan rahmat Allah serta keberkahanNya atasmu”
Dan tidak mengapa jika ia tambahkan perkataan :
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا خَلِيْفَةَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَثاَنِيَهُ فِي الْغَارِ، جَزَاكَ اللهُ عَنَّا وَعَنِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ خَيْرَ الْجَزَاءِ
“Keselamatan atas mu wahai khalifah (penerus) Rasulullah shallallahu álaihi wasallam, orang yang kedua bersama Nabi di Gua (Tsaur), semoga Allah memberi ganjaran bagimu atas jasamu terhadap kami, terhadap Islam dan kaum muslimin dengan ganjaran yang terbaik”
- Lalu ia bergeser sedikit ke kanan (sekitar setengah langkah([4])) lalu ia mengucapkan salam kepada Umar bin al-Khotthob dengan berkata
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا عُمَرُ الْفَارُوْقُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
“Keselamatan atasmu wahai Umar al-Faaruuq (sang pembeda antara kebenaran dan kebatilan) dan rahmat Allah serta keberkahanNya atasmu”
Dan tidak mengapa jika ia tambahkan :
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا ثَانِيَ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنِ، جَزَاكَ اللهُ عَنَّا وَعَنِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ خَيْرَ الْجَزَاءِ
“Keselamatan atas mu wahai khalifah yang kedua dari para al-Khulafaa’ ar-Rosyidin, semoga Allah memberi ganjaran bagimu atas jasamu terhadap kami, terhadap Islam dan kaum muslimin dengan ganjaran yang terbaik”
- Setelah memberi salam kepada Nabi, Abu Bakar, dan Umar maka hendaknya langsung pergi dan tidak menetap di situ untuk memberikan kesempatan kepada jamaáh yang lainnya yang ingin memberi salam kepada Nabi dan kedua sahabatnya
- Jangan mengusa-ngusap
- Berdoa menghadap kilat bukan ke kuburuan.
- Sunnah berziarah : baqi dan gunung uhud untuk laki-laki. Untuk ibu-ibu tidak ada acara ziarah kubur. Tapi apabila dalam perjalanan satu bus, maka bapa-bapa saja yang turun. Ibu-ibu di mobil saja.
- Sunah masuk ke kuburuan membaca doa:
اَلسَّلَامُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَلَاحِقُوْنَ
“Semoga keselamatan atas kalian, wahai penghuni kubur, dari kaum mukminin dan muslimin. Semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kita dan yang datang belakangan([1]). Sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian.”([2])
Wallahu Ta’ala ‘Alam
