5. Behati-hatilah dari Majalah yang Menyesatkan

Kitab Manzhumah Mimiyyah

Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah

Bab: Pasal Ilmu Faraidh dan Ilmu Alat serta Peringatan terhadap Bahaya Ilmu-Ilmu Ahli Bid’ah.

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Pasal Tentang Ilmu Faraidh dan Ilmu Alat serta Peringatan terhadap Ilmu-Ilmu Ahli Bid’ah , oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. 

Pembahasan: Behati-hatilah dari Majalah yang Menyesatkan

Penulis menjelaskan mengenai sebagian majalah yaitu majalah-majalah yang jelek.

Terdapat 3 Pembahasan:

  1. Pembahasan: Berhati-hati dari majalah yang menyesatkan.
  2. Pembahasan: Sebagian perkara-perkara yang hina disebarkan oleh majalah-majalah yang jelek
  3. Pembahasan: Peringatan akan orang-orang yang melampaui batas dan jalan-jalan mereka yang rusak.

Tiga pembahasan ini ada di 13 Bait syair berikut:

Bait Syair 190

Berhati-hatilah dari majalah-majalah keji yang beredar di tengah-tengah masyarakat ….Yang mengajak secara terang-terangan kepada penyebaran becanra di tengah mereka

Bait Syair 191

Yang menyeru agar membuang petunjuk dan ajarang agama seluruhnya … Juga ilmu, bahkan, seluruh akal yang sempurna dan akal sehat.

Bait Syair 192

Yang menyeru agar condong kepada dunia dan keindahannya … Juga menyeru kepada kehidupan foya-foya sebagaimana binatang ternak yang digembala.

Bait Syair 193

Terang-terangan menyeru kepada degradasi moral dan kecabulan … Mengesampingkan harga diri, akhlak dan tata krama.

Bait Syair 194

Menyeru agar secara mutlak menggantungkan kepada sebab … Tanpa menggantungkan kepada Yang Menciptakan sebab dan Menciptakan ketiadaan

Bait Syair 195

Menyeru kepada kufur terhadap Allah, malaikat, dan para rasul … Juga kufur kepada wahyu, takdir, dan kebangkitan jasad yang telah remuk.

Bait Syair 196

Menyeru agar memeluk keyakinan Thabi’iyyah bahwa alam tidak ada yang mengatur … Bertindak sendiri sesukanya tanpa pernah menzhalimi

Bait Syair 197

Menurut mereka, semua makhluk ini terjadi tanpa ada yang mengurusi dan tanpa ada yang menciptakan … (Mereka mengingkari) bahwa makhluk itu diciptakan untuk tujuan dan hikmah tertentu.

Bait Syair 198

Dengan penuh pujian mereka menamakan kebatilan tersebut sebagai “ilmu baru” … Akan tetapi sejatinya ia adalah “kekafiran lama”, salah satunya adalah pendapat bahwa alam semesta adalah qidam (terdahulu)

Bait Syair 199

Kaum tak beriman dan melampaui batas itu berbagi peran … Sedikit ataupun banyak, maka tak pantas mencapat ucapan selamat untuk pembagian ini.

Bait Syair 200

Setiap kali satu atau beberapa abad melintas … Mereka membawa kekafiran dalam bentuk yang lain, karena kekejian mereka.

Bait Syair 201

Sebagian kekejian itu atas sebagian lainnya akan dikumpulkan oleh Rabbku … Dan Dia akan menempatkanya di dalam Neraka yang menyala-nyala.

Bait Syair 202

Anda pantas heran terhadap serangan kaum yang secara bodoh mencoba … Menggabungkan ilmu tersebut ke dalam Islam dalam satu tempat

Bait Syair 203

(Upaya mereka) laksana menggabungkan api ke dalam air, atau menggabungkan suci dan hadast dalam satu waktu….. atau mempersaudarakan serigala dan kambing

Pembahasan: Berhati-hati dari majalah yang menyesatkan.

Syair 190: Hati-hati dari majalah-majalah jelek yang mengandung kemungkaran, kefasikan, bid’ah yang menyesatkan disebarkan ditengah manusia. Yang terang-terangan mengajak untuk menyebarkan musibah ditengah manusia.

Nasihat penulis kepada para penuntut ilmu yang membaca buku ini bahwa ada hal-hal yang jangan didekati yang akan membahayakannya diantaranya majalah-majalah (dimasa beliau). Dimasa kini lebih mengerikan lagi dan bukan hanya majalah saja, lebih mudah daripada majalah.

Perkara yang menganggu agama adalah musibah yang paling besar. Sebagaimana doa Nabi shalallahu alaihi wasallam ya Allah jangan jadikan musibah dari agama kami.

Musibah yang menimpa dunia gampang ditangani akan tetapi musibah yang menimpa agama berat ditangani.

Pembahasan: Sebagian perkara-perkara yang hina disebarkan oleh majalah-majalah yang jelek

Syair 191: Majalah-majalah ini mengajak untuk membuang petunjuk dan agama. Dan mengajak untuk membuang ilmu bahkan mengajak membuang akal sempurna yang selamat.

Beberapa kerusakan dari majalah-majalah: Membuang petunjuk, bertentangan dengan ilmu. Bukan dibekali dengan agama, malah diberi hal yang membahayakannya.

Syair 192: Kemudian pula majalah membuat selalu condong kepada dunia dan perihasannya dan mengajak untuk puas seperti hewan ternak yang dipelihara (tidak ada aturan dan batasan).

Syair 193: Majalah ini juga mengajak untuk melepaskan dari akhlak, dari kemuliaan, dari hijabnya terang-terangan. Dan mengajak pada buka-bukaan disertai dengan membuang etika-etika bagus dan akhlak yang mulia. Sehingga hilan semuanya.

Sebagian majalah terang-terangan dibawakan kebiasan-kebiasaan orang kuffar, bertentangan dengan akhlak, tidak menutup aurat. Negeri-negeri kaum muslimin dijajah, dimasuki oleh akhlak buruk dari luar dengan perantara apa yang dibaca oleh generasinya.

Dizaman ini lebih berbahaya lagi melalui layar televisi, channel-channel.

Syair 194: Demikian pula besandar kepada sebab-sebab secara mutlaq. Tanpa besandar kepada Allah yang mengadakan, mencipta dari yang tidak ada.

Sering dalam berita-berita apabila ada kejadian seperti gempa. Disebutkan hanya suasana alam terdapat pergeseran lempengan bumi. Tanpa dijelaskan bahwa ada Allah Ta’ala yang menentukannya. Hal ini adalah ke kufuran.

Syair 195: Kekafiran kepada Allah, MalaikatNya, serta para rasul dan wahyu. Juga kekafiran kepada takdir dan kebangkitan tulang-tulang yang telah menjadi tanah.

Hal ini juga kejelekan yang disebarkan majalah tersebut. Terdapat kisah-kisah yang bertentangan dengan keimanan disebutkan ada yang mencipta selain dari pada Allah. Atau bentuk kekufuran pada malaikat yang dikisahkan dengan wujud manusia dan berbuat hal yang jelek. Juga digambarkan rosul dengan akhlak yang jelek. Pengingkaran tentang takdir yang bisa dirubah oleh manusia.

Dizaman ini semakin parah lagi, ada saja yang dimasukan dari kekufuran dalam pemberitaan seperti: ramalan bintang.

Syair 196: Untuk meyakini “At-Thabiat” seakan-akan semua yang terjadi alami, tidak ada yang menciptakannya, terjadi begitu saja”. Tidak ada yang mengatur dan mengadakannya yang apa saja yang dia kehendaki menjadi gelap.

Hal ini adalah kekafiran yang nyata. Kaum Musyrikin di masa Nabi shalallahu alaihi wasallam tidak menyakini seperti itu. Mereka tahu ada yang mencipta, ada yang menghidupkan dan mematikan, ada yang mengatur segala sesuatu. Namun di sebagian majalah mengatakan terjadi secara alami tidak ada sebabnya, tidak ada yang mengatursnya, tidak ada yang mengadakannya.

Syair 197: Bagi mereka semua hal ini terjadi tanpa ada yang maha tegak yang mengadakdannya. Diadakan agar supaya tunduk sempurna untuk keperluan berisi hikmah didalamnya. Tujuan yang penuh hikmah.

Penulis menjelaskan kalo ALlah yang menciptakan dari makhluk ditundukan untuk manusia untuk sebuah tujuan penuh dengan hikmah. Maka mereka menganggap segala perkara terjadi begitu saja. Tidak ada ALlah yang maha menegakkan segala sesuatu, segala perkara tegak karena Allah.

Syair 198: Pemahaman seperti ini bahwa alam terjadi alami, mereka namakan ilmu baru. Padahal hal tersebut adalah kekafiran yang sudah lama.

Diantaranya ucapan orang filsafat bahw bumi ini sudah lama, terjadi begitu saja.

Syair 199: Mereka yang melampaui batas ini membaginya di atas suatu pembagian atau lebih. Katakan tidak ada penerimaan dari pembagian seperti ini.

Orang-orang yang menyimpang (melampaui batas pada agama) membagi-bagi, seperti membagikan warisan. Maka seorang muslim berlepas dari yang seperti ini. Jangan dibuka peluang menerima yang seperti ini.

Syair 200: Setiap kali datang generasi, mereka datangkan lagi dalam bentuk yang lain. Karena buruknya mereka.

Hal ini adalah petaka dari ahlul bathil yang bersumber dari hal yang sama akan tetapi setiap zaman datang dalam bentuk-bentuk baru yang mencocoki dengan shawat dan masa mereka. AKan selalu seperti itu: bid’ah, dosa, maksiat. Dimodifikasi tapi asalnya sama. Zina dengan bahasa pacaran, riba dengan bahasa bunga, khamar dengan bahasa banyak penamannya.

Pembahasan: Peringatan akan orang-orang yang melampaui batas dan jalan-jalan mereka yang rusak.

Syair 201: Ingat sebagian hal yang hina berkumpul dengan yang hina lainnya, maka Allah akan menjadikannya didalam neraka untuk dibakar.

Penulis menjelaskan bahwa ujung dari perbuatan orang-orang ini akan bertumpuk-tumpuk dan akhirnya menyeret mereka kedalam neraka jahanam. Sebagaimana firman Allah:

Syair 202: Maka kagetlah kamu kepada permusuhan suatu kaum yang mengupayakan dengan penuh kebodohan, ingin mengumpulkan hal-hal keji sperti ini dimasukan kedalam Islam.

Syairu 203: Hal ini sesuatu yang tidak mungkin seperti memasukan api didalam air, atau bersuci dalam hadast, atau orang yang ingin mempersaudarakan srigala dengan kambing.

Kisah serigala dan kambing:

Seorang perempuan penggembala kambing dapat anak srigala yang ditinggal pergi sama induknya. Kemudian dipeliara, menyusu dari kambingnya dan kambingnya punya anak baru lahir (seumur dengan srigala). Jadi kambing tersebut punya saudara sesussuan (srigala). Mereka sama-sama tumbuh besar. Begitu besar srigala ini menerkam sudara sesusuannya (Kambing). Padahal srigala ini dididik sebagai anak kambing, minum susu dari ibu nya kambing, begitu besar srigala tetap menjadi srigala.

Perempuan ini mengucapkan tiga bait syair yang indah:

Kamu menerkam anak kambingku dan engkau membuat kaget hatiku

Padahal engkau saudara susuan untuk anak kambingku. Kamu besar dari susu ibunya dan kamu tumbuh bersama.

Lalu siapa yang memberi tahu kamu bahwa ayah kamu adalah seorang srigala.

Apabila tabiat itu tabiat yang jelek maka tidak ada adab yang bermafaat dan tidak ada pula pendidik yang bisa mendidiknya.

Hal ini terjadi dimasa penulis, dizaman sekarang kekafirannya berlipat-lipat. Maka seorang penuntut ilmu jangan dekat kepada hal-hal seperti ini. Hal ini bisa merusak dirinya dan bisa menghalanginya dari jalan ilmu.

Wallahu Ta’alla ‘Alam

Tinggalkan komentar