Kitab Syarah Bulugul Maram
Penulis: Abdullah bin Abdurahman Al Bassam
Bab Sifat Shalat
Sikap Rasulullah saat membaca ayat tentang rahmat dan adzab Allah
Hadits 232: Dari Hudzaifah Radhiallahu Anhu, Aku pemah shalat bersama Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, maka tidak ada ayat tentang rahmat yang dilewati beliau kecuali beliau berhenti pada ayat tersebut untuk memohon, dan tidak pula ayat tentang adzab kecuali beliau memohon perlindungan dari itu. (HR. Lima Imam hadits) dan dinilai hasan oleh At-Tirmidzi.
Hal-Hal Penting dari Hadits:
- Disunnahkan menghayati Al Qur’an dan mengkaji makna-maknanya, baik ketika membaca maupun ketika mendengarkan, karena itu adalah bacaan yang sangat bermanfaat, Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Qs. Shaad [38]:29) baik itu di dalam shalat ataupun selainnya.
- Disunnahkan memohon perlindungan kepada Allah ketika melalui ayat tentang adzab, ancaman dan yang serupanya, serta memohon rahmat ketika melalui ayat tentang rahmat, karena itu adalah doa yang sesuai dengan temanya.
- Dalam riwayat Ahmad (18576) dan Ibnu Majah (1352) dari Muhammad bin Abdurahman bin Abu Laila dari ayahnya, dia berkata “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam membaca di dalam suatu shalat yang bukan fardhu, lalu ketika melalui ayat (yang menyebutkan tentang) surga dan neraka beliau mengucapkan “Aku berlindung kepada Allah dari neraka dan celakanya penghuni neraka”.
- Dalam riwayat Ahmad (24088) Dari Aisyah Rhadiallahu Anha, dia berkata “Aku shalat bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam pada malam Ramadhan. Beliau membaca surah Al Baqarah, An-Nisaa’ dan Aali ‘Imraan, dan tidaklah beliau melalui ayat yang mengandung berita gembira kecuali berdoa kepada Allah Azza wa Jalla dan memohonkannya.”
- Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam Al Fawa’id mengatakan, “Jika Anda ingin memperoleh manfaat dari Al Qur’an, maka konsentrasikanlah hati Anda ketika membaca dan mendengarnya, pusatkan pendengaran Anda dan bayangkan kehadiran yang menerima firman Allah itu, karena itu adalah perkataan dari-Nya untuk Anda melalui lisan Rasul-Nya, Allah Ta’ala berfirman,”Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peingatan bagi orang-orang yang mempunyai hati” ini adalah tempat untuk menerima. Maksudnya adalah hati yang hidup yang ingat akan Allah. “atau yang menggunakan pendengarannya” yakni memusatkan dan menajamkan pendengarannya “Sedang dia menyaksikannya.” (Qs. Qaaf [50]: 37) Yakni menyaksikan dengan mata hatinya, tidak lengah dan tidak lupa. Jika pemberi pengaruh (yakni Al Qur’ an) telah ada (yakni dengan membaca atau mendengarnya), tempat penerimaannya dalam kondisi hidup (yakni hati), dan syaratnya ada, yakni konsentrasi serta tidak ada penghambat, maka akan tercapailah manfaatnya.
Wallahu Ta’ala A’lam