Kitab Manzhumah Mimiyyah
Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah
Bab: Wasiat agar berpegang dengan Sunnah
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Wasiat agar berpegang dengan Sunnah, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala.
Seorang menjadikan sunnah sebagai hukum, kemudian ridho dan yakin kepadanya.
Bait Syair 162:

Sayir 162: Jadikanlah Nabimu sebagai tahkik dan tunduklah kamu, ridhai sunnah beliau.
Menjadikan sunnah nabi sebagai hukum, tidak ada penolakan.
Sebab turunnya ayat: Nabi menghadiri dua orang sahabat yang bertikai tentang aliran air, kemana air ini dialirkan. Maka di putuskan dialirkan kepada salah seorang sahabat yang ada hubungan keluarga dengan Rasulullah. Maka sahabat yang satunya marah dan berkata “Apakah karena dia ada hubungan keluarga denganmu?”. Maka turun ayat ini.
Dikisahkan ada perempuan sahabiah diberi anjuran oleh Nabi shalallahu alaihi wa sallam, yaitu untuk menikah dengan sahabat Julaibib. Padahal beliau adalah seorang yang miskin dan tidak memiliki harta. Tapi tampak kesholihan sahabat ini sehingga sahabiah ini merasa bangga dengan hal tersebut. Ini adalah suatu ketundukan para sahabat atas sunnah, menerima keputusan Nabi shalallahu alaihi wa sallam. Hal ini selalu membawa keberkahan.
Syair 162: Disertai dengan keyakinan dan diskitar keraguan jangan dekat-dekat.
Disekitar keraguan jangan dekat dekat. Sunnah itu meyakinkan, tinggalkan keraguan dan berpegang kepada sunnah. Kita hanya cukup yakin akan sunnah itu. Ini adalah sifat orang yang beriman:
Keyakinan terhadap sunnah terkadang lemah pada sebagian kaum muslim dan muslimah. Padahal apabila sabar terhadap sunnah, akan banyak sekali kebaikan-kebaikan yang didapat.
Berpegang dengan sunnah itu An-Naja, keselamatan. Sebagian as-salaf berkata “berpegang dengan sunnah itu seperti perahu Nabi Nuh”. Yaitu siapa saja yang naik perahu, maka akan selamat. Yang tidak ikut naik pasti akan tenggelam.
Ibnu Mas’ud pernah menemani Nabi shalallahu alaihi wa sallam pada suatu malam. Nabi menggaris sebuah garis. Kemudian Nabi berkata “Jangan sampai kamu melewati garis ini apa saja yang terjadi. Ini adalah garis Sunnah. Maka pergilah rasulullah dan disekitar nya Ibnu Mas’ud melihat hal-hal yang aneh yang membahayakan. Tapi karena ingat sabda nabi agar tidak melewati garis, maka ibnu Mas’ud selamat.
Dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi shalallahu alaihi wa sallam pernah berpesan kepada sahabatnya “akan berhembus dimalam ini angin yang sangat keras. Siapa yang punya kendaraan hendaknya diikat. Dan jangan ada yang keluar”. Maka disaat ini ada dua orang yang menyelisihi perintah Nabi shalallahu alaihi wasallam, dia keluar. Maka dia terbawa oleh angin sampai terdampar di dua gunung Toy (di luar Mekkah, jauh sekali).
Sehingga berpegang dengan Sunnah itu keselamatan, seorang mukmin yakin apa yang diperintah dalam sunnah nabi pasti ada kebaikannya.
Wallahu Ta’alla ‘Alam


