2. Ahli Hadist adalah orang yang Adil dan Penjaga Hadist

Kitab Manzhumah Mimiyyah

Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah

Bab: Wasiat agar berpegang dengan Sunnah

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Wasiat agar berpegang dengan Sunnah, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.

Setelah menguraikan tentang keutamaan ilmu dan sejumlah pembahasan terkait dengannya. Juga telah dijelaskan mengenai keagungan Al-Quran, bagaimana kedudukannya, beberapa ketentuan terkait dengan Al-Qur’an: mengenal hukumnya, beramal, dan mengimani.

Kemudian penulis melanjutkan pembahasan dasar yang kedua ditengah umat Islam, dasar bagi para penuntut ilmu untuk mempelajarinya yaitu: Wasiat-wasiat seputar Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Akan dijelaskan kedudukan Sunnah nabi, kedudukan orang yang menyandang sunnah, bagaimana pentingya perhatian terhadap sunnah, menghafalnya, memahaminya, menyebarkannya, dan mengajarkannya.

Bait Syair 135:

Bait Syair 135: Tempuhlah petunjuk jalan mereka dan tetapilah syiar petunjuk mereka … Berhentilah (tetapilah belajar) jika kamu singgah di rumah-rumah mereka.

Kamu hendaknya menempuh menarah (tanda/rambu) mereka, dan hendaknya kamu komitment dengan syiar mereka. Hendaknya kamu tambakan dari kendaran-kendaraan mu, letakan (ikatan) mereka, apabila kamu turun ditempat mereka.

Syiar (Simbol) secara bahasa artinya pakaian diatas pakaian dalam. Yaitu pokok-pokok yang dimiliki ahli hadist. Khususnya keyakinan dan aqidah para ahli hadist.

Apabila seseorang sudah mendatangi tempat ahli hadist, kendaraannya simpan disitu. Kemudian dia masuk ke majelis ahli hadist, duduk lama untuk mengambil ilmu.

Bait Syair 136:

Bait Syair 136: Mereka adalah orang-orang yang adil untuk membawa ilmu … Mengapa demikian, karena mereka adalah orang-orang yang berakhlak dan berperilaku mulia.

Ahli hadist adalah mereka orang-orang yang adil didalam menyandang ilmu. Bagaimana tidak, sementara mereka itu orang-orang yang memiliki kemulian, akhlak dan budi pekerti yang sangat baik.

Pembahasan: Ahli hadist adalah orang-orang yang adil

Hal ini diambil dari sebuah hadist yang mahsyur, Rasulullah Shallalaahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya ilmu ini disandang pada setiap generasi oleh orang-orang yang adil”. Ini penegasan bahwa ilmu agama tidak akan pernah surut, pasti akan ada yang menyandangnya, yaitu orang-orang yang adil (ahli hadist). Yaitu “mereka yang menafikan dari hadist perubahan yang dilakukan oleh orang-orang yang ekstrem, dan jalannya orang-orang ahlul bathil dan taqwil nya orang-orang jahil.”

Disebutkan 3 kelompok orang yang bermasalah: orang ekstrem, ahlul bathil dan orang jahil. Orang yang ekstrem adalah berlebihan melakukan perubahan. Ahlul bathil membuat jalan sendiri. Orang Jahil sembarang mentaqwil dan menafsirkan memaknai karena kejahilannya.

Ahlul hadist adalah orang yang menjaga dari orang-orang yang bermasalah tersebut. Ini adalah tugasnya para ulama (yang berilmu).

Perkataan Imam Ahmad sebagai bantahan terhadap kelompok jahmiyah, “Segala puji hanya untuk Allah yang menjadikan pada setiap zaman ada sebuah fatroh dari zaman itu dari para rasul, ada yang tersisa dari para ulama. Mereka menyeru orang-orang yang tersesat kepada petunjuk. Dan mereka bersabar terhadap gangguan. Mereka menghidupkan orang-orang yang mati dengan kitab Allah. Dan mereka dengan kitab Allah membuat orang yang buta menjadi melihat. Betapa banyak yang terbunuh oleh iblis, mereka hidupkan. Betapa banyak dari orang yang terlantar/tersesat, mereka beri petunjuk. Betapa baiknya pengaruh ahli hadist ditengah manusia. Tapi sebaliknya betapa burukunya balasan manusia terhadap mereka.”

Ibnu Abdil Bar memberikan ketentuan tentang ahli hadist, “Setiap penyandang ilmu dikenal perhatiannya dengan ilmu, maka ia adalah orang yang adil. Asal perkaranya dia diatas keadilan. Sampai kelihatan ada celaan dikeadannya.”

Bait Syair 137:

Bait Syair 137: Mereka adalah orang-orang mulia yang telah mengumpulkan kebaikan … Mereka adalah perintis, melalui perantaraan mereka agama ini terjaga

Mereka ini adalah Al-Afadhil (yang memiliki keutamaan). Mereka mendapatkan sebaik-baik gelar (kedudukan). Mereka yang menjaga agama yang lurus ini.

Pembahasan: Ahli Hadist Penjaga Hadist

Para ahli hadist menjaga hadist dari kekeliruan, penyimpangan dan membantah dari kekeliruan dan penyimpangan tersebut. Meruntuhkan kebathilannya dan menjelaskan yang benarnya.

Bait Syair 138:

Bait Syair 138: Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam kebaikan … Anda bisa mengenali mereka di tengah-tengah manusia melalui tanda-tanda mereka.

Mereka adalah Al-Jahabii, jamak dari Jihbiid artinya orang yang pandai terhadap kedalaman sebuah perkara, membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. Ahli hadist mengerti betul akan hadist, pandai membedakan antara hadist yang shahih dan tidak shahih.

Mereka adalah Al-Alam, terkenal dengan tingkatan yang tinggi. Kamu kenal mereka diantara manusia dengan tanda dan sifat mereka.

Ahli hadist kelihatan apa yang di baca, apa yang diajarkan, metode mengajarkannya. Akan tetapi dikalangan orang awam, terkadang tidak bisa ditangkap. Seperti halnya para ahli hadist yang menerangkan jalur periwayatan hadist, diterangkan rawi-rawinya, akan susah di tangkap orang awam. Sehingga metodenya diberikan dengan sekadar apa yang orang awam pahami.

Bait Syair 139:

Bait Syair 139: Mereka adalah orang-orang yang menolong agama dan menjaga wilayahnya … Dari serangan musuh, dengan pasukan yang tidak terkalahkan.

Mereka adalah yang menolong dan menjaga agama dari benteng (hal pokok yang dipelihara. Dijaga dari musuh, dengan bala tentara yang tidak terkalahkan.

Pekerjaan yang paling bagus adalah pekerjaan ahli hadist karena orang yang paling dekat kepada Nabi, paling tinggi derajatnya dalam agama, dan dia mengikuti jalannya para Nabi, orang yang menjaga agama.

Hujjah dengan ilmu bagaikan bala tentara yang tidak terkalahkan. Seorang alim berperang sendiri, tapi dia punya hujah-hujah ilmu. Sebagaimana Ibnu Abbas di debat oleh kaum khawarij. Kaum khawarij rujuk 2 ribu orang, tadinya jumlahnya 6 ribu.

Bait Syair 140:

Bait Syair 140: Mereka laksana bulan purnama yang tidak tenggelam … Bahkan mereka laksana matahari yang cahaya mereka lebih terang (daripada cahaya matahari)

Sifat berikutnya mereka adalah bulan-bulan purnama. Bahkan mereka adalah matahari-matahari yang menonjol dengan cahaya mereka.

Perbedaan bulan purnama ahli hadist, bulannya tidak pernah tenggelam, selalu bulan purnama.

Bait Syair 141:

Bait Syair 141: Ketika mentari tenggelam, sinarnya akan hilang … Adapun cahaya mereka tetap muncul setelah dikubur.

Akan tetapi bedanya matahari apabila sudah tenggelam, tidak ada lagi cahayanya. Matahari ahli hadist setelah mereka meninggal (dikuburpun) matahari nya masih bersinar.

Hingga hari ini kita baca kitab-kitab Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, padahal mereka sudah meninggal ratusan tahun. Tapi ilmu mereka tetap menjadi cahaya ditengah manusia.

Wallahu Ta’alla ‘Alam

Tinggalkan komentar