Kitab Manzhumah Mimiyyah
Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah
Bab: Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah ‘Azza wa Jalla, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.
Setelah menguraikan tentang keutamaan ilmu dan sejumlah pembahasan terkait dengannya. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai keagungan Al-Quran, bagaimana kedudukannya, beberapa ketentuan terkait dengan Al-Qur’an: mengenal hukumnya, beramal, dan mengimani. Juga diterangkan mengenai sejumlah keutamaan dari Al-Quran: keutamaan membaca dan tadabur.
Bait Syair 130:

Bait Syair 131:

Bait Syair 132:

Pembahasan: Al-Qur’an bukan makhluk tapi Firman Allah
Dalam bait syair 130, Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan ke hati Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bukan makhluk. Bukan juga sebuah makna yang digambarkan oleh Nabi kita. Dan bukan pula tabir (bahasa) seorang makhluk pun.
Ini bantahan terhadap kelompok ja’miyah dan mu’tajilah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Banyak dalil yang membantah bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Ini adalah kesesatan dan kekafiran yang sangat nyata.
Ini membantah 3 kelompok: bantah terhadap jahmiyah, bantahan terhadap kelompok filsafat, bantahan terhadap Asya’iroh dan tulabiyah.
Kaidah ulama adalah mendudukan Al-Qur’an pada tempatnya, dan apabila ada yang menyimpang disebutkan penyimpangannya supaya tidak ada yang tertipu. Terkadang orang soleh ada lalainya, yaitu saking baiknya dia, menjadi gampang tertipu. Kecuali orang soleh yang punya pengetahuan.
Dalam syair 131, Bahkan Al-Qur’an adalah Allah yang berfirman dalam bentuk ucapan dan Allah yang menurunkannya sebagai wahyu ke hati Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang selalu terjaga dan paham.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam selalu terjaga, walaupun sedang tidur hati beliau tetap terjaga. Sebagaimana dalam Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim:
Dalam bait Syair 132, Allah yang mempersaksikan hal tersebut demikian pula seluruh Malaikat mempersaksikan demikian pula para rasul berserta orang yang beriman dari kalangan Arab maupun Ajam.
Wallahu Ta’alla ‘Alam


