Kitab Manzhumah Mimiyyah
Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah
Bab: Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah ‘Azza wa Jalla, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.
Setelah menguraikan tentang keutamaan ilmu dan sejumlah pembahasan terkait dengannya. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai keagungan Al-Quran, bagaimana kedudukannya, beberapa ketentuan terkait dengan Al-Qur’an: mengenal hukumnya, beramal, dan mengimani. Juga diterangkan mengenai sejumlah keutamaan dari Al-Quran: keutamaan membaca dan tadabur.
Pembahasan: Orang yang berpaling dari Al-Qur’an akan kembali dengan kerendahan, kejauhan, kerugian dan tersesat.
Bait Syair 123:

Dalam syair 123, dikatakan betapa banyak orang yang mulhit. Asal katanya ilhat artinya orang yang menyimpang. Mereka menginginkan untuk menampilkan penentangan terhadap Al-Qur’an. Akan tetapi apa yang terjadi?. Mereka kembali dengan kehinaan, kerugian dan kerendahan.
Bait Syair 124:

Dalam Syair 124, Kalau ada yang menginginkan untuk menentang Al-Qur’an, maka betapa jauhnya dia dan sungguh jauh mendapatkan apa yang dia kehendaki dan diinginkan. Dan apa yang mereka angan-angankan. Dan mereka pasti akan kembali dengan kehinaan.
Bait Syair 125:

Dalam Syair 125, Telah merugi angan-angan mereka, telah hina wajah-wajah mereka, telah menyimpang hati-hati mereka dari petunjuk Allah yang lurus.
Ini merupakan penegasan kepada siapa yang menentang Al-Qur’an akan berujung kehancuran. Tidak pernah ada yang datang ingin menentang Al-Qur’an kemudian membawa kebaikan, pasti akan hancur keberadaan mereka.
Ketika Nabi Shallallhu ‘Alaihi Wasallam melempar kaum musyrikin di perang Hunain dengan kerikil, beliau berkata “Akan hina wajah-wajah itu”. Maka dikalahkanlah kaum musyrikin di perang tersebut.
Allah telah memberikan kaidah yang tetap dalam Al-Qur’an bahwa siapa yang menentang atau mencela mu (Nabi Muhammad) maka perkaranya akan terputus, hancur dan binasa.
Sehingga tidak ada ceritanya ada orang yang menentang Al-Qur’an lalu dia tidak kembali dengan kerugian, kehinaan, dan kerendahan di dunia dan di akhirat.
Wallahu Ta’alla ‘Alam

