8. Keutamaan Al-Qur’an

Kitab Manzhumah Mimiyyah

Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah

Bab: Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah ‘Azza wa Jalla, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.

Setelah menguraikan tentang keutamaan ilmu dan sejumlah pembahasan terkait dengannya. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai keagungan Al-Quran, bagaimana kedudukannya, beberapa ketentuan terkait dengan Al-Qur’an: mengenal hukumnya, beramal, dan mengimani. Juga diterangkan mengenai sejumlah keutamaan dari Al-Quran: keutamaan membaca dan tadabur.

Berikutnya penulis membahas tentang etika terhadap Al-Qur’an.

Penulis menyebutkan 5 keutamaan dari Al-Qur’an pada bait syair berikut:

Bait Syair 105:

Bait Syair 105: Terdapat nash tentang surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran ….. Bahwa keduanya akan menjadi naungan saat kondisi sulit (Kiamat) – Sahih Muslim 1873 dan 1386.

Bait Syair 106:

Bait Syair 106: Sesungguhya Al-Qur’an kelak akan datang kepada pembacanya … Memberi kabar gembira dan membelanya, jika dia menegakkannya (dengan ilmu dan amal) – Sahih Muslim 1873

Bait Syair 107:

Bait Syair 107: Allah Yang Mahabenar lagi Maha Pemurah akan memberikan kepadanya kerajaan dan kekealan … Serta memakaikan mahkota kemuliaan.

Bait Syair 108:

Bait Syair 108: Dikatakan kepadanya, “Bacalah, bacalah dengan tartil, dan naiklah ke dalam kamar-kamar surga …. Sampai berhenti pada keudukanmu di Surga – Sunan Dawud no 1464, Sunan At-Tmirmidzi no 2915

Bait Syair 109:

Bait Syair 109: Dua pakaian dari Surga Firdaus akan dipakaikan …. Kepada kedua orang tuanya, yang tak ternilai – Mustadrak Al-Hakim, 1/770 no 2138 dan 239

Bait Syair 110:

Bait Syair 110: Keduanya berkata “Mengapa dipakaikan kepada kami pakaian ini?” … Dijawab “Karena kalian telah mengajarkan kepada anak kalian, maka berterimakasihlah kepada Dzat yang memikili kenikmatan”

Pembahasan: Penjelasan bahwa Surah Al-Baqarah dan Ali Imran adalah dua naungan bagi yang membaca kedua surah ini.

Dalam bait syair 105 dikatakan telah datang hadist tentang dua surah yang panjang (surah Al-Baqarah dan Ali-Imran) bahwa dua surah ini adalah peneduh atau penaung bagi yang membacanya diwaktu ketika terjadi perkara yang dahsat bagi manusia di hari kiamat.

Keutamaan khusus bagi membaca 2 surat tersebut yang diterangkan dalam beberapa hadist:

Dalam riwayat Sahih Muslim dari An-Nawas Ibn Siman radhiallahu anhu:

Akan didatangkan Al-Qur’an pada hari kiamat dan ahli Al-Qur’an (yang mengamalkan Al-Qur’an). Ini dua surah pertama didalam Al-Qur’an setelah Al-Fatihah. Yang bisa memahami kandungan dua surah ini akan teguh diatas agama, mampu membedakan antara yang hak dan bathil, kekafiran dan keimanan. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan 3 permisalan tentang dua surah ini yang tidak dilupakan oleh An-Nawas:

  1. Surah Al-Baqarah dan Ali Imran ini bagaikan Gumamatan (Kabut yang menutupi)
  2. Surah Al-Baqarah dan Ali Imran ini bagaikan teduhan yang hitam dan antara keduanya ada cahaya. Bermakna teduh tetapi tidak gelap karena masih ada cahaya.
  3. Surah Al-Baqarah dan Ali Imran ini bagaikan dua kelompok dari burung-burung yang sayapnya dihamparkan. Menjadi keteduhan yang dibawahnya.

Surah ini akan membela orang yang menghafalnya serta mempelajarinya.

Anas bin Malik mengatakan apabila ada yang telah belajar surat Al-Baqarah dia menjadi yang menonjol diantara kami.

Ibnu Umar mempelajari Surat Al-Baqarah 7 tahun.

Ada kadar kewajiban dalam mempelajari dan menghafal surat-surat dalam Al-Quran. Terutama surat Al-Fatihah dan Surat-surat pendek yang dipakai dalam sholat. Surat-surat ini harus dipelajari tafsirnya. Kemudian meningkat mempelajari tafsir Al-Mufasol yaitu dari surat Qaf sampai An Annas. Setelah itu tafsir ayat-ayat hukum. Kemudian bisa baca Al-Quran dari awal sampai akhir.

Pembahasan: Al-Quran memberi kabar gembira dan membela pemiliknya.

Dalam Bait Syair 106 dikatakan sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang dihari kiamat untuk pemilik Al-Qur’an, sebagai pemberi kabar gembira dan pembela pemiliknya sepanjang dia menegakan Al-Qur’an. Kemudian diberi kerajaan, kekuasaan, dan kekekalan serta dipakaikan dikepalanya mahkota keagungan. Yang dipakaikan oleh Allah Ta’ala.

Tiga metoda menghafal Al-Quran

  1. Hafal sedikit-sedikit, jangan terlalu banyak. Hafal sampai mutqin jangan mengejar banyaknya ayatnya. Targetnya menguasai bukan menghafal agar lebih gampang.
  2. Diulangi berkali-kali.
  3. Banyak Murja’ah
  4. Memiliki tempat yang hafalannya disimak oleh guru atau kawan.

Pembahasan: Kerajaan dan kekuasaan pemilik Al-Qur’an bersama dengan mahkota dikepalanya.

Pembahasan: Akhir kedudukan disurga sesuai bacaan dan taritlnya.

Dalam Bait Syair 108 dikatakan baca dan tartil serta naiklah ke kamar-kamar surga, supaya kamu berhenti ditempat yang penuh dengan kenikmatan.

Orang yang biasa membaca Al-Qur’an ketika sudah masuk surga, disuruh baca hafalan Al-Qur’annya dan di suruh naik sampai tingkatan yang biasa dia tartil kan Al-Quran. Bacanya dengan tartil (lambat) tidak dibaca cepat. Sampai akhir hafalan Al-Qur’an yang dibaca maka disitulah tempatnya (derajat) di surga.

Pembahasan: Dua pakaian Indah bagi orang tua pemilik Al-Quran

Dalam Bait Syair 109 dikatakan ada dua pakaian luar (yang biasa dipakai berhias) dari surga firdaus, dipakaikan untuk kedua orang tua yang menghafal Al-Qur’an. Yang mana penduduk dunia tidak ada yang bisa memberi pakaian yang seperti itu. Maka kedua orang tuanya bertanya, mengapa kami diberi pakaian seperti ini?

Dalam Bait Syair 110, maka dikatakan karena kalian telah membacakan Al-Qur’an anak kalian berdua, maka syukurilah Allah yang memberi nikmat.

Ini adalah anjuran kepada orang tua untuk semangat mendidik anak-anaknya supaya menjadi para penghafal Al-Qur’an. Atau bisa juga dicarikan guru agar anaknya bisa membaca Al-Qur’an dengan benar.

4 Keutamaan terakhir Al-Qur’an ini dipetik dari sebuah hadist riwayat Imam Ahmad, dari Buraida, yang dikuatkan oleh Syeikh Albani rahimakumullahu ta’ala.

Pelajarilah surat Al-Baqarah, karena mengambil surat Al-Baqarah adalah keberkahan. Jadi apabila ingin diberkahi maka pelajari surat Al-Baqarah. Dan meninggalkan surat Al-Baqarah adalah kerugian. Serta dengan mempelajari Surat Al-Baqarah, maka tukang sihir tidak akan mampu menganggunya. Sehingga seseorang yang menghafal surat Al-Baqarah, perbuatan jelek (sihir) dari dukun tidak akan mampu mengenainya.

Kemudian Nabi berhenti sesaat dan bersabda: “Pelajarilah Surah Al-Baqarah dan Ali Imran, karena kedua surat ini adalah dua teduhan yang meneduhi pemiliknya pada hari kiamat, seperti kabut atau awan atau dua kelompok yang menghamparkan sayapnya.

Selanjutnya Nabi bersabda:

Sesungguhnya Al-Qur’am akan menjumpai pemiliknya pada hari kiamat ketika dibangkitkan dari kuburnya. Kemudian Al-Qur’an bertanya kepadanya apakah kamu kenal saya?. Pemilik Al-Qur’an berkata “Saya tidak mengenal mu”. Maka Al-Qur’an berkata “Saya adalah kawan kamu, Al-Qur’an yang membuat tenggorkanmu kering ketika sedang kehausan dan membuatmu begadang di malam hari”.

Selanjutnya:

Dan untuk setiap pedagang, akan mendapatkan perdagannya dibelakang perniagaannya. Setiap yang bertransaksi maka pasti ada hasil transaksinya. Dan kamu sekarang di hari kiamat adalah dibelakang perniagaanmu. Maka diberi kekuasaan (kerajaan) dengan tangan kanannya. Dan diambil kekekalan dengan tangan kirinya. Dan diletakan mahkota keagungan diatas kepalanya. Dan kedua orang tuanya dipakaikan dua baju luar yang penduduk dunia tidak mampu mendatangkan hal yang semisal dengan itu.

Selanjutnya,

Maka kedua orang tuan bertanya, Kenapa kami diberi pakaian ini?. Karena anak kalian berdua mengambil Al-Qur’an. Dalam bait syair penulis menyebutkan seakan-akan orang tuanya yang harus mengajarkan. Dalam lafadz hadist lebih luas, maknanya walaupun orang tuanya hanya menyuruh orang lain (guru) yang mengajarkan anaknya, maka orang tuanya dapat keutamaan ini. Demikian pula apabila menghafal Al-Qur’an adalah inisiatif anaknya sendiri tanpa disuruh orang tua, maka orang tua juga dapat keutamaannya. Sehingga apabila mau menjadi anak yang shaleh, diperbaiki dirinya, sebab kebaikan untuk orang tua bukan hanya kebaikan yang dirasakan didunia. Yang paling pokok kebaikan untuk orang tua adalah apa yang dirasakan oleh mereka di akhirat.

Kelanjutan hadist,

Dikatakan kepadanya, bacalah dan naik ke derajat surga dan kamar-kamarnya. Dia terus akan naik selama membaca Al-Qur’an. Terlepan membaca cepat atau tartil (perlahan).

Kemudian penulis pada syair selanjutnya, akan menjelaskan berbagai keutamaan atau mukjizat dari Al-Qur’an.

Wallahu Ta’alla A’lam

Tinggalkan komentar