7. Sifat Al-Qur’an

Kitab Manzhumah Mimiyyah

Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah

Bab: Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Wasiat agar Berpegang dengan Kitab Allah ‘Azza wa Jalla, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.

Setelah menguraikan tentang keutamaan ilmu dan sejumlah pembahasan terkait dengannya. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai keagungan Al-Quran, bagaimana kedudukannya, beberapa ketentuan terkait dengan Al-Qur’an: mengenal hukumnya, beramal, dan mengimani. Juga diterangkan mengenai sejumlah keutamaan dari Al-Quran: keutamaan membaca dan tadabur.

Berikutnya penulis membahas tentang etika terhadap Al-Qur’an.

Pembahasan: Sifat dan Keutamaan Al-Qur’an

Kemudian penulis menjelaskan beberapa sifat Al-Qur’an, melalui 6 bait syair.

Bait Syair 97:

Bait Syair 97: Ia adalah jalan (yang lurus), tali yang kokoh ….. Ia adalah pegangan dan buhul tali yang kuat bagi orang yang berpegang teguh.

Bait Syair 98:

Bait Syair 98: Ia adalah penerangan, peringatan yang penuh hikmah …. Ia adalah penjelasan, maka tunduklah kepadanya dalam setiap hal-hal yang masih samar

Bait Syair 99:

Bait Syair 99: Ia adalah bukti-bukti yang terang dan pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran ….. Ia adalah nasihat-nasihat dan kabar gembira bagi orang yang tidak buta.

Bait Syair 100:

Bait Syair 100: Ia adalah kitab yang diturunkan sebagai cahaya yang terang dan petunjuk ….. Ia adalah obat bagi penyakit yang ada di dalam hati

Bait Syair 101:

Bait Syair 101: Akan tetapi obat itu adalah bagi orang yang memiliki imam jika mereka mengamalkannya ….. Apa yang terkandung di dalamnya baik berupa ilmu maupun hikmah,

Bait Syair 102:

Bait Syair 102: Adapaun orang yang berpaling darinya maka ia diliputi kegelapan ….. Karena tidak melihat petunjuknya yang terang.

Tiga pembahasan:

Pertama: Sifat-Sifat dan Fadilah AL-Quran

Ada 16 sifat Al-Qur’an yang disebutkan penulis, dijelaskan sifat Al-Qur’an, keagungan dan kandungan Al-Qur’an.

Bait Syair 97: Al-Qur’an itu adalah As-Siroth (Jalan yang lurus), Wa Hablul Matin (tali yang sangat kuat), Wal Mizan (timbangan), Wal Urwatul Wustqa (tali yang sangat kuat), bagi siapa yang berpegang dengannya

Empat sifat pertama:

Sifat Pertama: As-Siroth, jalan yang lurus, dalam surat Al-Fatihah, “Tunjukanlah kami jalan yang lurus”.

Allah berfirman dalam surat Al-An’am 153:

Sifat Kedua: Wal Hablul Matiin, tali yang sangat kuat.

Dalam Al-Qur’an:

Dari Abu Bakar Radhiallahu Anhu dalam riwayat Imam Muslim, Abu Bakar pernah mimpi beliau melihat tali yang sangat kuat dari langit, yang di tafsirkan sebagai Al-Qur’an.

Sifat Ketiga: Wal Mizan, Al-Qur’an adalah timbangan.

Apabila manusia berselisih maka timbangannya adalah Al-Qur’an.

Sifat Keempat: Al Urwatul Wustqa, Al-Qur’an adalah tali yang sangat kuat.

Orang yang berpegang dengan Al-Qur’an maka dia berpegang dengan tali yang sangat kuat.

Dalam Bait Syair 98, disebutkan 3 sifat Al-Qur’an berikutnya: Al-Bayan, Ad-Dzikrul Hakim, dan Tafsil.

Sifat Kelima: Al-Qur’an adalah bayan, penerang

Sifat Keenam: Al-Quran adalah Dzikrul Hakim, Dzikir yang bijaksana

Apabila ingin dzikir yang hikmah maka bacalah Al-Qur’an. Sebagaimana sebagian As-Salaf berkata: “Siapa yang berpegang dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka dia akan berucap dengan hikmah”. Jadi apabilah seorang penuntut ilmu selalu membaca dan mengkaji Al-Qur’an, maka dia akan berucap dengan hikmah.

Sifat Ketujuh: Al-Qur’an adalah Tafsil, merupakan perinci segara perkara.

Al-Quran merinici segala sesuatu

Kelanjutan Syair maka kamu akan merasa cukup kepada setiap perkara yang tidak jelas. Jadi apabila ada perkara yang tidak jelas dan perlu dirinici, cukup dengan Al-Qur’an

Kemudian pada Bait Syair 99, disebutkan 4 sifat Al-Qur’an beriktnya: Al-Basir, Ad-Dzikra lil Mudzakarin, Al-Mawaid dan Al-Busroh.

Sifat kedelapan: Al-Qur’an adalah Al Basir, pedoman

Sifat Kesembilan: AL-Qur’an adalah Ad-Dzikra lil Mudzakirin, dia adalah peringatan bagi siapa yang ingin mengingat.

Sehingga apabila kita lupa atau keliru, membaca Al-Quran ada yang mengingatkannya dan menegurnya.

Sifat Kesepuluh: Al-Qur’an adalah mawaid, jamak dari mauidoh. yaitu naishat yang mendalam.

Sifat Kesebelas: Al-Quran adalah Al Busrah, kabar gembira bagi siapa yang tidak buta

Orang yang membaca Al-Quran selalu bergembira. Membaca Al-Quran tidak akan pernah bosan. Al-Quran semakin di taburi dan dibaca, maka semakin banyak membacanya.

Sifat Kedua belas: AL-Qur’an adalah Al-Munazal, diturunkan

Al-Qur’an datangnya dari Allah, diturunkan. Banyak ayat yang bermakna diturunkannya Al-Qur’an

Sifat Ketiga belas: AL-Qur’an adalah An-Nur, cahaya.

Sifat Keempat belas: Al-bayina: hujah, penjelas.

Sifat Kelima belas: Wal Hudan, petunjuk, dalam Al-Qur’an terdapat segala petunjuk yang diperlukan manusia

Sifat Keenam belas: As-Sifa, penyembuh. terhadap segala penyakit yang ada dalam hati

Penulis menyebutkan penyembuh hati, ini merupakan salah satu yang disembuhkan oleh Al-Qur’an. Yaitu menghidupkan hati yang mati,

Sekaligus Al-Qur’an juga penyembuh untuk penyakit badan. Dalam Hadist Abu Said Radhiallahu Anhu dari riwayat Bukhari dan Muslim tentang kisah kepala desa yang disengat kalajengking. Para sahabat merukiyahnya dengan surat AL-Fatihah, dan bisa sembuh.

16 Sifat yang disebutkan penulis bukan pembatasan, tapi percontohan. Dalam kitab Ulumul Qur’an diterangkan sifat Al-Quran lebih dari 100 sifat.

Bait Syair 101:

Bait Syair 101: Akan tetapi obat itu adalah bagi orang yang memilki iman jika mereka mengamalkan ….. Apa yang terkandung di dalamnya, baik berupa ilmu maupun hikmah

Keutamaan semua sifat-sifat Al-Qur’an yang telah disebutkan pada bait syair sebelumnya adalah untuk orang yang memiliki iman dan mengamalkannya. Mereka mengamalkan yang ada dalam Al-Qur’an berupa ilmu dan hikmah.

Pembahasan: Al-Qur’an adalah untuk orang-orang yang beriman dan mengamalkan kandungannya.

Pembahasan: Kebutaan terhadap siapa yang berpaling dari Al-Qur’an

Al-Quran dengan banyak keutamaan dan keaguannya. Tapi siapa yang berpaling darinya akan merugi yang sangat besar. Salah satunya adalah kebutaan.

Bait Syair 102:

Bait Syair 102: Adapun orang yang berpaling darinya maka ia diliputi kegelapan ….. Karena tidak melihat petunjuk yang terang.

Yang berpaling dari Al-Quran akan mendapatkan kebutaan karena dia telah berpaling dari petunjuk yang sangat terang.

Dalam Surat Al-Fushilat ayat 44 disebutkan orang yang tidak beriman pada Al-Quran, ditelinga mereka itu ada yang menyumbatnya. Yang menjadi kebutaan terhadap mereka.

Dalam Surat Thaha Ayat 124: Siapa yang berpaling dari Al-Qur’an, maka untuknya kehidupan yang sempit. Sebagian ulama mengatakan maknanya hidup nya sempit betul. Ulama yang lain mengatakan maknanya kesempitan di alam kubur. Dalam hadist Rasulullah bersabda: Manusia didalam kubur, ada yang dipersempit kuburnya, menghimpitnya sampai mencerai-beraikan tulang belulangnya.

Bait Syair 103:

Bait Syair 103: Siapa saja yang menegakkan Al-Qur’an, maka di akhirat kelak ….. Al-Qur’an akan menjadi imam terbaik baginya menuju surga Firdaus dan tempat penuh kenikmatan.

Siapa yang menegakan Al-Quran, maka pada hari kiamat Al-Quran akan menjadi baginya sebaik-baik pemimpin yang mengantarnya ke surga dan nikmat-nikmatnya.

Bait Syair 104:

Bait Syair 104: Sebaliknya, ia akan menggiring orang-orang yang berpaling darinya ….. Menuju tempat yang penuh cambuk (gada) besi, belenggu, dan siksa yang menyakitkan.

Sebaliknya orang-orang yang berpaling dari Al-Qur’an akan dibawa pada neraka.

Pembahasan: Menegakan AL-Quran mengantarnya ke surga, sebagaimana berpaling dari Al-Quran mengantarnya ke neraka.

Hal ini diambil dari hadist Jabir bin Abdillah dalam riwayat Ibnu Hiban, Rasulullah bersabda:

Al-Quran adalah pemberi syafa’at, siapa menjadikan Al-Quran didepannya, maka Al-Qur’an akan membawanya ke surga. Dan siapa yang menjadikan Al-Qur’an dibelakangnya, maka Al-Qur’an akan membawanya ke neraka. Hal ini sesuai dengan kaidah balasan sesuai dengan jenis amalan. Apabila di dunia menjadikan Al-Quran sebagai petunjuknya, maka diakhirat juga akan mengarahkannya mengantarnya ke surga. Tapi apabila dijadikan Al-Qur’an di belakangnya, maka Al-Quran akan membawanya ke neraka. Dalam Al-Quran diterangkan siapa yang dibawa ke surga, dan siapa yang dibawa ke neraka.

Wallahu Ta’alla A’lam

Tinggalkan komentar