13. Beramal dengan ilmu, dakwah di jalan Allah, bersabar dalam berdakwah, mintah hidayah, dan istiqomah di jalan yang lurus

Kitab Manzhumah Mimiyyah

Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah

Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.

Ini adalah intisari wasiat penuntut ilmu. Merupakan etika yang dipegang oleh penuntut ilmu. Wasiat untuk penuntut ilmu sangat luas. Tapi disini adalah intisari pokok bagi penuntut ilmu. Terkadang satu wasiat dari orang tua atau guru dalam menuntut ilmu, mencukupi kehidupannya dalam menuntut ilmu.

Bait Syair 83: Ikutilah ilmu dengan amal, lalu serulah kepada … jalan Rabbmu dengan penjelasan dan hikmah
Bait Syair 84: Bersabarlah terhadap fitnah dan gangguan di jalan dakwah … Pada diri para rasul terdapat teladan, maka ikutilah mereka.
Bait Syair 85: Sungguh satu orang yang diberi petunjuk oleh Allah melalui perantraanmu … Ini sungguh lebih baik bagimu daripada Anda mendapatkan unta merah.
Bait Syair 86: Tempuhlah jalan yang lurus … Janganlah menyimpang, ketakanlah, “Rabbku adalah Allah Yang Maha Pengasih,” kemudian istiqamahlah.

Pembahasan Pertama: Beramal dengan Ilmu

Dari bait syair 83, Ilmu diikuti dengan amalan. Ilmu dipelajari bukan untuk disimpan, tapi untuk diamalkan. Apabila seorang penunutut mengamalkan ilmunya, maka akan membawa kebaikan untuk dirinya.

Dalam Al-Quran mengenai baiknya mengamalkan ilmu:

Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,
dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. (An-Nisa: 66-68)

Ada empat keutamaan dalam mengemalkan ilmu:

  1. Kalo mereka amalkan, mereka lakukan apa yang mereka diwasiatkan kepadanya, ilmu yang sampai kepada mereka, maka itu yang terbaik untuk mereka.
  2. Hal itu yang paling mengukuhkan kedudukannya.
  3. Maka akan di beri pahala yang besar.
  4. Akan diberikan kepada mereka jalan yang lurus.

Imam Ahmad berkata Kami itu membantu diri kami supaya bisa menghafal dengan cara mengamalkan ilmu yang kami hafal.

Sebagaian As-Salaf berkata: siapa yang beramal dengan ilmu yang dia ketahui, maka Allah akan wariskan untuknya ilmu yang sebelumnya belum dia ketahui

Ali Bin Abi Thalib berkata: Ilmu itu berbicara supaya diamalkan, kalo dijawab iya saya diamalkan. Apabila diamalkan ilmu itu akan tetap dan apabila tidak diamalkan ilmu akan pergi.

Ketika Ibnu Umar mendengar bahwa sebaik-baiknya shalat adalah shalat malam, maka seketika itu juga Ibnu Umar tidak pernah menginggalkan shalat malam.

Ketika Umu Habibah mendengar hadist negeri tentang shalat rawatib 12 rakaat sehari-sehari semalam, maka Umu Habibah semenjak itu tidak pernah meninggalkan shalat rawatib.

Bilal bin Abi Robah selalu menjaga wudhunya, setiap kali berwudhu beliau sholat dua rakat. Ini yang menyebabkan dimasukannya ke surga.

Kaidahnya: Ilmu – di Jaga – di Amalkan.

Sebagian As-Salaf ada yang 40 tahun tidak pernah luput takbiratul ikhram bersama imam.

Ada sebagian As-Salaf, selama 20 tahun mendengar adzan didalam mesjid.

Pembahasan Kedua: Berdakwah ke jalan Allah dengan Ilmu

Dalam bait syair 83, setelah belajar ilmu dan mengamalkannya, maka ada kewajiban mendakwahkannya. Itu merupakan zakat dari ilmu, dikeluarkan zakartnya. Diajarkan kepada manusia sehingga memperoleh kebaikan lagi.

Pembahsan Ketiga: Bersabar dalam berdakwah

Dalam bait syair 84, dan bersabarlah terhadap akan yang menimpa dari fitnah dan gangguan dalam dakwah (ilmu), pada para rasul ada pelajaran, ambilah petunjuk dari para rasul.

Apabila kita baca kisah para nabi dan rasul, terlihat bahwa kesabaran mereka terhadap segala gangguan dalam berdakwah. Sehingga dalam berdakwah kita harus bersabar sebagaimana para nabi dan rasul.

Pembahasan Keempat: Semangat agar supaya manusia mendapat hidayah.

Dalam bait syari 85, satu orang yang Allah beri hidaya kepadanya, disebabkan karena kamu untuk hal tersebut lebih baik di hari kiamat dari pada unta-unta merah.

Orang Arab dahulu apabila membahasakan harta yang paling bagus adalah unta merah.

Dari riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:

Pembahasan menempuh jalan yang lurus dan istiqomah.

Penutup dalam topik ini, terdapat dalam bait syair 86, Dan tempuhlah kelurusan jalan yang mustqim, dan jangan kamu berpaling. Katakanlah Rabbku adalah Allah Ar-Rahman, dan istiqomah lah kamu.

Setelah itu adalah berada dijalan yang lurus dan istiqomah diatasnya.

Sofyan bin abi As-Sokofi bertanya pada Nabi sebagaimana dalam riwayat Muslim:

Ini wasiat yang berharga untuk penuntut ilmu supaya di atas jalan yang lurus. Minta kepada Allah akan ditegarkan diatas jalan yang lurus (dalam surat Al-Fatihah). Kemudian meminta agar istiqomah dijalan tersebut.

Sebab-Sebab Istiqomah

Istiqomah ada sebab-sebabnya diantaranya adalah:

  1. mengenal ilmu syari’,
  2. beriman dan bertauhid,
  3. mengamalkan ilmu nya,
  4. duduk dengan orang-orang yang sholeh,
  5. banyak bertaubat dan beristigfar,
  6. selalu berdoa kepada Allah untuk diberikan keteguhan dijalan yang lurus,
  7. selalu menyambung amalan kebaikan dengan amalan kebaikan yang lainnya.

Wallahu Ta’alla A’lam

Tinggalkan komentar