Kitab Manzhumah Mimiyyah
Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah
Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.
Ini adalah intisari wasiat penuntut ilmu. Merupakan etika yang dipegang oleh penuntut ilmu. Wasiat untuk penuntut ilmu sangat luas. Tapi disini adalah intisari pokok bagi penuntut ilmu. Terkadang satu wasiat dari orang tua atau guru dalam menuntut ilmu, mencukupi kehidupannya dalam menuntut ilmu.




Pembahasan Pertama: Beramal dengan Ilmu
Dari bait syair 83, Ilmu diikuti dengan amalan. Ilmu dipelajari bukan untuk disimpan, tapi untuk diamalkan. Apabila seorang penunutut mengamalkan ilmunya, maka akan membawa kebaikan untuk dirinya.
Dalam Al-Quran mengenai baiknya mengamalkan ilmu:

dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,
dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. (An-Nisa: 66-68)
Ada empat keutamaan dalam mengemalkan ilmu:
- Kalo mereka amalkan, mereka lakukan apa yang mereka diwasiatkan kepadanya, ilmu yang sampai kepada mereka, maka itu yang terbaik untuk mereka.
- Hal itu yang paling mengukuhkan kedudukannya.
- Maka akan di beri pahala yang besar.
- Akan diberikan kepada mereka jalan yang lurus.
Imam Ahmad berkata Kami itu membantu diri kami supaya bisa menghafal dengan cara mengamalkan ilmu yang kami hafal.
Sebagaian As-Salaf berkata: siapa yang beramal dengan ilmu yang dia ketahui, maka Allah akan wariskan untuknya ilmu yang sebelumnya belum dia ketahui
Ali Bin Abi Thalib berkata: Ilmu itu berbicara supaya diamalkan, kalo dijawab iya saya diamalkan. Apabila diamalkan ilmu itu akan tetap dan apabila tidak diamalkan ilmu akan pergi.
Ketika Ibnu Umar mendengar bahwa sebaik-baiknya shalat adalah shalat malam, maka seketika itu juga Ibnu Umar tidak pernah menginggalkan shalat malam.
Ketika Umu Habibah mendengar hadist negeri tentang shalat rawatib 12 rakaat sehari-sehari semalam, maka Umu Habibah semenjak itu tidak pernah meninggalkan shalat rawatib.
Bilal bin Abi Robah selalu menjaga wudhunya, setiap kali berwudhu beliau sholat dua rakat. Ini yang menyebabkan dimasukannya ke surga.
Kaidahnya: Ilmu – di Jaga – di Amalkan.
Sebagian As-Salaf ada yang 40 tahun tidak pernah luput takbiratul ikhram bersama imam.

Ada sebagian As-Salaf, selama 20 tahun mendengar adzan didalam mesjid.
Pembahasan Kedua: Berdakwah ke jalan Allah dengan Ilmu
Dalam bait syair 83, setelah belajar ilmu dan mengamalkannya, maka ada kewajiban mendakwahkannya. Itu merupakan zakat dari ilmu, dikeluarkan zakartnya. Diajarkan kepada manusia sehingga memperoleh kebaikan lagi.
Pembahsan Ketiga: Bersabar dalam berdakwah
Dalam bait syair 84, dan bersabarlah terhadap akan yang menimpa dari fitnah dan gangguan dalam dakwah (ilmu), pada para rasul ada pelajaran, ambilah petunjuk dari para rasul.
Apabila kita baca kisah para nabi dan rasul, terlihat bahwa kesabaran mereka terhadap segala gangguan dalam berdakwah. Sehingga dalam berdakwah kita harus bersabar sebagaimana para nabi dan rasul.
Pembahasan Keempat: Semangat agar supaya manusia mendapat hidayah.
Dalam bait syari 85, satu orang yang Allah beri hidaya kepadanya, disebabkan karena kamu untuk hal tersebut lebih baik di hari kiamat dari pada unta-unta merah.
Orang Arab dahulu apabila membahasakan harta yang paling bagus adalah unta merah.
Dari riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda:

Pembahasan menempuh jalan yang lurus dan istiqomah.
Penutup dalam topik ini, terdapat dalam bait syair 86, Dan tempuhlah kelurusan jalan yang mustqim, dan jangan kamu berpaling. Katakanlah Rabbku adalah Allah Ar-Rahman, dan istiqomah lah kamu.
Setelah itu adalah berada dijalan yang lurus dan istiqomah diatasnya.
Sofyan bin abi As-Sokofi bertanya pada Nabi sebagaimana dalam riwayat Muslim:

Ini wasiat yang berharga untuk penuntut ilmu supaya di atas jalan yang lurus. Minta kepada Allah akan ditegarkan diatas jalan yang lurus (dalam surat Al-Fatihah). Kemudian meminta agar istiqomah dijalan tersebut.
Sebab-Sebab Istiqomah
Istiqomah ada sebab-sebabnya diantaranya adalah:
- mengenal ilmu syari’,
- beriman dan bertauhid,
- mengamalkan ilmu nya,
- duduk dengan orang-orang yang sholeh,
- banyak bertaubat dan beristigfar,
- selalu berdoa kepada Allah untuk diberikan keteguhan dijalan yang lurus,
- selalu menyambung amalan kebaikan dengan amalan kebaikan yang lainnya.
Wallahu Ta’alla A’lam
