Kitab Manzhumah Mimiyyah
Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah
Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.
Ini adalah intisari wasiat penuntut ilmu. Merupakan etika yang dipegang oleh penuntut ilmu. Wasiat untuk penuntut ilmu sangat luas. Tapi disini adalah intisari pokok bagi penuntut ilmu. Terkadang satu wasiat dari orang tua atau guru dalam menuntut ilmu, mencukupi kehidupannya dalam menuntut ilmu.




Ada Dua Pembahasan
Pembahasan Pertama: Hati-hati dari bahaya dan akibat menyembunyikan ilmu
Dalam bait syair 79, terhadap menyembunyikan ilmu hendaknya berhati-hati, karena orang menyembunyikan ilmu dilaknat Allah dan seluruh makhluk.
Dalam bait syari 80, karena hukumannya, sesungghunya di hari kiamat untuk orang yang menyembunyikan, dineraka akan di beri tali yang mengikat mulutnya seperti kendaraan yang diikat tali kekang (dari api neraka).
Hal ini disebut dalam Al-Quran:

Adapun mengenai diikat mulutnya dengan kekang dari api neraka, berdasarkan hadist:

Pembahasan Kedua: Yang dimaksud dengan menyembunyikan ilmu
Karena itu kewajiban kita adalah tidak menyembunyikan kebenaran, harus disampaikan. Sebagaimana firman Allah:

Hendaknya kalian yang diberi kitab, menyampaikannya jangan menyembunyikannya. Namun demikian ada fiqih yang harus dipahami yang terdapat pada bait syair 81 bahwa orang yang menjaga ilmu dari orang yang tidak layak menyandangnya, tidak termasuk pada orang yang menyembunyikan ilmu, akan tetapi dinamakan menjaga kehormatan ilmu.
Maksudnya ini kepada orang yang belajar tapi bukan untuk mengambil manfaat. Contohnya bertanya sesuatu untuk berbuat jelek. Hal ini tidak perlu diajari ilmu untuknya.
Kemudian dalam bait syair 82, Yang dikatakan menyembunyikan itu apabila dia menahan ilmu itu dari orang yang mencarinya. Dan orang itu berhak mendapatkan ilmu itu. Maka pahamilah agar tidak keliru memahaminya.
Contoh lain apabila murid bertanya mengenai sesuatu, tetapi gurunya berpikir bahwa murid tersebut belum waktunya memahami hal tersebut. Karena belajar ada tahapannya.
Contoh lain apabila muridnya pemula, maka guru mengajarkan sebatas apa yang ada di kitab yang sedang dipelajari. Akan tetapi apabila muridnya buka pemula, guru mengajarkan lebih mendalam. Tidak hanya kitab yang dipelajari saja, akan tetapi dibahas kitab-kitab lain yang berhubungan.
Wallahu Ta’alla A’lam
