Kitab Manzhumah Mimiyyah
Penulis: Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami Rahimahullah
Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Intisari Wasiat Untuk Penuntut Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.
Ini adalah intisari wasiat penuntut ilmu. Merupakan etika yang dipegang oleh penuntut ilmu. Wasiat untuk penuntut ilmu sangat luas. Tapi disini adalah intisari pokok bagi penuntut ilmu. Terkadang satu wasiat dari orang tua atau guru dalam menuntut ilmu, mencukupi kehidupannya dalam menuntut ilmu.

Bait Syair 63: Bersungguh-sungguhlah dengan niat yang kuat tanpa kecuali … Seandainya seseorang mengetahui kedudukan ilmu niscaya dia tidak tidur.
Dan bersungguh-sungguhlah kamu dengan azam yang kuat, tidak lemah dengannya. Andaikata seseorang mengenai kadar ilmu, dia tidak akan tidur.
Pembahasan: Ijtihad dengan azam yang kuat.
Penuntut ilmu harus memiliki azam yang kuat. Nabi shallallahu alaihi salam mengajarkan doa yang agung “Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepadaMu keteguhan diatas perkara, Dan semangat yang kuat diatas petunjuk”. Dua perkara yang dimohon: teguh diatas perkara lurus jalannya dan punya azima yang kuat disitu. Kata seorang penyair :”Kemegahan didapatkan dengan kesungguhan“. Orang yang diharamkan kebaikan ilmu, itu karena dia malas.
Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah dengan yang sebenar-benar taqwa. Ini menunjukan azam.
Kemudian Allah juga berfirman kepada Nabi-Nya:

Apabila kamu telah selesai, Nabi Muhammad, berdiri lagi lakukan ibadah yang lainnya. Dan kepada Rabbmu hendaknya engkau selalu berharap.
Dan Allah berfirman kepada Nabi-Nya:

Sembahlah Rabb-Mu sampaikematian datang menjemputmu.
Maka harus ada kesungguhan disertai dengan azam (kebulatan tekad) yang kuat. Tidak ada kata mundur dan melemah, selalu kuat. Azam yang kuat tidak hanya satu saat saja, tapi istiqomah terus mencari ilmu tanpa henti sampai azal menjemput.
Ada kisah seorang murid hadir di majelis gururnya, tidak pernah alpha (tidak datang). Padahal majelisnya berjalan beberapa tahun. Ini menunjukan semangat mencari ilmu.
Seorang penuntut ilmu harus memahami ini, karena ini yang membuat penuntut ilmu istiqomah dalam belajar.
Disebutkan dalam biografi ulama, mengenai semangat mereka dalam belajar:
- Abu Yusuf, muridnya Abu Hanifah, ketika beliau dikondisi sakaratul maut. Datang orang berkunjung, dia masih sempat bertanya “Yang mana yang paling afdhol dalam melempar jamrah, berkendaraan atau berjalan kaki?”. Maka tamu yang datang berkata “berkendaraan lebih afdhol”, Kemudian Abu Yusuf berkata “Kamu Salah”. Kalo bagitu berjalan kaki lebih afdhol?. Kata Abu Yusuf “Kamu juga salah”. Akhirnya Abu Yusuf terangkan, kalo untuk berdoa, afdholnya berjalan, karena ada doa dalam lemparan pertama dan kedua. Akan tetapi pada lemparan terakhir afdholnya berkendaraan karena setelah melempar langsung pergi. Ketika tamu tersebut berjalan keluar, belum sampai dipintu Abu Yusuf sudah meninggal dunia. Ini adalah azam dan semangat dalam mengulangi Ilmu.
- Sebagaian as-Salaf dalam kondisi sakit, minta faidah ilmu dan mencatatnya dalam kondisi sakit berat.
Kondisi ini luar biasa dikaernakan kadar pengagungan ilmu ada dalam diri meerka. Mereka paham bahwa ilmu ini adalah ibadah yang sangat besar. Kita biasanya mengetahui bahwa shalat malam adalah ibadah yang besar. Akan tetapi dalam keadaan mencari ilmu juga ibadah yang besar.
Wallahu Ta’alla A’lam
