Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.


Pembahasan Pertama: Meninggalnya seorang yang berilmu adalah musibah terhadap alam
Dan matinya satu kaum (banyak jumlahnya), itu lebih ringan dari meninggalnya seorang alim. Karena meninggalnya seorang alim adalah musibah yang sangat luas kepedihannya.
Terkadang ada banyak orang yang meninggal tidak menimbulkan kesedihan. Akan tetapi ada satu orang alim meninggal, menimbulkan musibah (kesedihan) dimana-mana. Tidak ada yang mengetahui kadar ilmu seorang ulama, kecuali ketika ulama tersebut pergi.
Keberadaan alim ditengah manusia adalah nikmat sebagaimana meninggalnya seorang alim adalah musibah.
Ada sebuah kejadian Imam Bukhari duduk dimajelisnya, dimana sampai berita kepada beliau gurunya Imam Ad-Darimi meninggal dunia. Maka Al-Bukhari menunduk lama kemudian beliau mengangkat kepalanya dalam keadaan matanya berlinang air mata. Beliau berkata “Kalo kalian semua dikondisi kaget seluruh keluarga kalian meninggal, maka meninggalnya engkau Ad-Darimi bagi saya lebih mengagetkan lagi”.
Dalam sebuah riwayat “Meninggalnya seorang alim adalah musibah yang tidak bisa ditambal, kedukaan yang tidak bisa ditutupi, bintang yang hilang. Meninggalnya satu kobilah itu lebih ringan daripada meninggalnya seorang alim”.
Pembahasan Kedua: Syaiton dikalangan jin bergembira dengan kematian seorang yang berilmu
Adapun para syaithon, mereka bergembira akan kematian para alim terutama ahlu syahwat dan ahlu subhat. DIkrenakan mereka gembira dalam menyebarkan syahwatnya dan bid’ah nya. Kalau ada alim yang hidup, pasti akan meningatkan manusia.
Syaithon ada dua jenis: kalangan jin dan kalangan manusia. Firman Allah:

Syaithon manusia di sebutkan dahulu. Mereka kelihatan fisiknya manusia tapi mereka adalah syaithon.
Wallahu A’lam
