27. Orang yang berilmu bagaikan bintang-bintang

Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.

Bait Syair 57: Para ahli ilmu bagaikan meteor yang dilemparkan kepada pencuri pendengaran … Bagaikan panah di langit. Sungguh dahsyat panah api mereka itu.
Bait Syair 58: Karena panah api itu tepat mengenai dua sasaran … Yaitu setan jin dan manusia, bukan selain mereka.

Pembahasan: Orang-orang yang berilmu seperti bintang-bintang

Bintang didalam al-quran mempunyai tiga fungsi:

  1. Sebagai hiasan dilangit
  2. Sebagai tanda ditengah kegelapan malam
  3. Untuk melempar para syaithon.

Ini disebut dalam beberapa tempat dalam Al-Qur’an. Para ulama keberadaannya adalah seperti bintang tersebut.

Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda “Para sahabatku seperti bintang-bintang”

Mereka para ulama disatu sisi adalah perhiasan dilangit, yaitu menghiasi dan memperbaiki manusia di bumi. Disisi lain para ulama adalah petunjuk ditengah kegelapan. Betapa banyak orang yang tidak mendapatkan petunjuk tetapi melalui seorang alim mendapatkan hidayah.

Kisah di Shahih Muslim, ketika kaum khawarij yang mau mengkudeta. Diamana sudah berkumpul beberapa anak muda yang sepakat akan melakukan kudeta. Tapi katanya ini musim haji, kita harus pergi haji dulu. Lalu merekan pun pergi haji. Akan tetapi setelah haji, merekapun berkata, kita ke Madinah dulu. Maka merekapun berkunjung ke Madinah. Begitu tiba di Madinah, masuk ke mesjid Nabawi, melihat seorang syeikh duduk ditiang menyampaikan hadist-hadist Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Diantara kisah yang mereka dengarkan adalah kisah orang-orang yang masuk ke neraka jahanam, disiksa, kemudian dikeluarkan dan dimasukan ke surga. Sehingga runtuh semua syubhat para khawarij ini. Sebab sebelumnya mereka berpendapat pelaku dosa besar adalah kafir dan kekal didalam neraka. Mereka baru sadar mereka keliru, kemudian mereka bertanya kepada syeikh nya “kamu siapa”, syeikh menjawab “saya adalah Jabir bin Abdillah (Sahabat Nabi)”. Apakah benar hadist yang kamu sampaikan? ya benar, saya tidak mungkin berdusta atas nama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Maka seluruh pemuda yang tadinya mau kudeta menjadi rujuk kepada kebenaran kecuali satu orang.

Disisi lain Ulama itu adalah lemparan-lemparan yang sebenarnya untuk setiap orang yang mencuri pendengaran seperti api-api yang terlempar dari langit. Maka betapa besarnya lemparan api itu.

Para ulama apabila menjelaskan tentang kesesatan, bid’ah. Maka itu merupakan ucapan yang kuat membuat manusia tenang. Para ulama ketika menjelaskan ilmu seperti lemparan api yang melenyapkan syubhat.

Lemparan api para ulama mengenai setan jin dan manusia tanpa mengenai yang lainnya.

Wallahu A’lam

Tinggalkan komentar