24. Orang yang berilmu adalah saksi Allah.

Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.

Bait Syair 50: Bersama persaksian-Nya (akan keesaan-Nya datanglah persaksian ahlul ilmi … Di mana mereka menjawab (seruan Allah dan Rasul-Nya) … Adapun orang-orang yang bodoh, mereka berada dalam ketulian.
Bait Syair 51: Orang-orang yang berilmu akan menjadi saksi atas orang-orang yang bodoh … Pada hari ketika mereka berkumpul di hadapan Allah.

Dua pembahasan:

Pembahasan Pertama: Allah menjadikan persaksian ahlul ilm sebagai saksi.

Firman Allah:

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan; Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu(juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Imran: 18)

Malaikat dan orang-orang yang berilmu mempersaksikan bahwasannya tiadak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah.

Ibnul Qoyim, menyebutkan 10 keutamaan orang yang berilmu berdasarkan Surat Al-Imran Ayat 18. Tiga diantaranya yaitu:

  1. Dari seluruh makhluk tidak ada persaksiannya yang dipakai oleh Allah, kecuali persaksikan orang yang berilmu.
  2. Persaksian orang yang berilmu digandengkan dengan persaksiaan Allah.
  3. Persaksian orang yang berilmu digandengkan dengan persaksiaan para Malaikat.

Pembahasan Kedua: Persaksian orang-orang yang berlimu terhadap orang-orang yang bodoh disisi Allah.

Firman Allah:

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihanagar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. Al-Baqarah: 143)

Wallahu A’lam

Tinggalkan komentar