Hukum Seputar Gerhana

This image has an empty alt attribute; its file name is 798px-bismillah-1.jpeg

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema Hukum Seputar Gerhana, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Matahari dan bulan adalah ayat-ayat Allah (tanda kekuasaan). Terkait dengan ayat-ayat Allah, kewajiban kita adalah mengingatnya, mengambil pelajaran darinya, dan berpikir serta menjadikannya sebagai hal yang lebih baik dari kehidupan kita.

Allah mencela kaum musryikin yang berpaling dari ayat-ayat Allah. Allah berfirman:

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya. (QS. Yusuf: 105)

Betapa banyak ayat-ayat di langit dan bumi, mereka berlalu dari ayat-ayat itu. Dan mereka dalam keadaan berpaling.

Dikejadian seperti ini kita perlu berbekal dengan ilmu syar’i. yang menjelaskan tentang hukum-hukum, bagaimana seorang muslim dan muslimah didalam menyikapinya.

Gerhana matahari dan bulan adalah bukan hanya fenomena alam tapi ini adalah tanda kebesaran Allah. Dikarenakan pada satu sisi, ada sebab-sebab terjadinya, akan tetapi semua yang terjadi adalah sesuai degnan kehendak dan kekuasaan Allah subhanahu wata’alla.

Berikut ini hadist mengenai terjadinya gerhana pada masa Rasulullah shallalhu alaihi wasallam, yang di bawahkan oleh Aisyah radhiallahu ‘anha, dari riwayat Muslim:

Konteks kejadian dimasa Rasulullah

Aisha berkata beliau berkata, “Telah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah, dihari yang sangat panas. dikatakan al khusuf atau al kusuf, maknanya sama gerhana matahari dan bulan. Kejadian gerhana ini ketika, Ibrahim putra Rasulullah meninggal dunia. Maka manusia berkata sesungguhnya terjadi gerhana karena matinya Ibrahim. Maka Nabi shallalhu alaihi wasallam berdiri dengan penuh kekhwatiran bahwa itu adalah hari qiyam (akhir). Ini menunjukan kekhawatiran akan turunnya adzab dari Allah subhanahu wata’alla..

Rasulullah juga apabila akan hujan atau awan mendung, menunjukan kekhawatiran. Apabila turun hujan maka kekhawatiran beliau lepas. Beliau berkata khawatir mendung itu tadi adalah adzab yang ditimpakan pada umatku karena telah disebut dalam surat Al-Ahqaf dimana adzab turun diawali dengan mendung.

Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera, (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, (QS. AL-Ahqaf:24)

Kemudian Nabi ﷺ mengutus seseorang untuk meneriakan as-sholata jami’an, datanglah untuk melaksanakan shalat dengan segera secara bersama. Ini syari’at untuk berkata as-sholata jami’an sebelum shalat khusuf. Shalat gerhana tidak dikumandangkan adzan dan iqomat.

Disyariatkan untuk dilakukan shalat secara berjamaah. Tetapi kalo tidak bisa boleh sendirian karena alasan dilaksanakan shalat ini adalah terjadinya gerhana.

Dimulai dari awal gerhana sampai pada matahari dan bulan kembali pada kondisi biasa. Ini memakan waktu yang agak lama.

Ketika terjadi gerhana, beliau berdiri dengan cemas dan kemudian pergi ke masjid. Beliau juga mengucapkan takbir, Allahu Akbar, memulai shalat. Manusia bersaf-saf dibelakangnya.

Tata cara Shalat Gerhana

Shalat gerhana segera dilakukan.

Dimulai dengan takbiratul ihram. Disyariatkan bersaf-saf seperti umum nya shalat berjamaah.

Shalat dua rakaat. Bacaan yang panjang dengan jahar seperti membaca surat Al-Baqarah. Rakaat pertama bacaan yang panjang, walaupun kaidahnya apabila shalat berjamaah melihat kondisi makmum ada yang sakit, anak kecil, sudah tua. Tapi Nabi shallalhu alaihi wasallam membaca surat yang panjang. Ini adalah sunnahnya membaca surat yang panjang, akan tetapi apabila surat pendek tidak mengapa. Dikatakan saking panjangnya bacaan diantara para sahabat ada yang duduk.

Kemudian takbir dan ruku, dengan ruku yang panjang. Lamanya sama dengan berdirinya. Disunnahkan untuk memperpanjang ruku seperti berdirinya.

Kemudian angkat kepala, dan berkata samiallahu huliman hamidah, ‘itidal, rabana walakal hamd.

Kemudian berdiri lagi dengan bacaan yang panjang tapi lebih pendek dari bacaan yang pertama. Ini perbedaan dengan shalat lainnya. biasanya setelah itidal, adalah sujud, tapi shalat gerhana, berdiri lagi dan membaca surat.

Kemudian takbir dan ruku dengan ruku yang panjang sebagaimana berdirinya. Tapi lebih pendek dari ruku yang pertama. Kemudian bangun dan membaca sama samiallahu huliman hamidah, rabanna walakalhamd.

Kemudian beliau sujud, 2 kali sujud. Kemudian pada rakaat kedua seperti itu juga. Sampai sempurana 4 ruku dan 4 sujud.

  • Terdiri dari 2 rakaat
  • Rakat pertama: 2 ruku dan 2 sujud
  • Rakaat kedua: 2 ruku and 2 sujud

Kemudian Aisyah radhialllahu ‘anha berkata saya tidak pernah ruku dan sujud lebih panjang dari pada itu. Kemudian setelah itu berdiri setelah selesai dan matahari telah kembali seperti asalnya. Disyariatkan apabila gerhana sudah selesai maka shalatnya tidak diperpanjang lagi, tapi sekedar menyelesaikan shalat.

Perempuan diperbolehkan hadir dimasjid untuk shalat gerhana. tapi apabila ingin shalat dirumah, boleh juga. Tapi untuk shalat yang disyaratkan berjamaah lebih afdal dilakukan berjamaah dari pada sendirian. Kecuali perempuan.

Khutbah

Lalu berliau berdiri dan berkhutbah. Tidak disebut seperti khutbah Jum’at. Orang yang berkhutbah berdiri saja. Nabi shallalhu alaihi wasallam memuji dan menanjung Allah subhanahu wata’alla. Amaba’du. untuk memasuki khutbah.

Wahai sekalian manusia sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah subhanahu wata’alla. Dan ketahuilah matahari dan bulan ini tidak terjadi gerhana padanya dikarenakan kematian siapapun dari manusia. dan tidak pula hidupnya siapapun dari manusia. Rasulullah shallalhu alaihi wasallam ingatkan aqidah yang benar bahwa gerhana adalah tanda kebesaran Allah, yang membuat manusia takut dengannya.

Adapun kaum musyrikin mereka berkata bahwa matahari dan bulan itu, tidak terjadi gerhana pada keduanya, kecuali ada orang yang besar meninggal. Keyakinan ini salah, dan harus diluruksan sesuai syar’at. Ada yang melakukan ritual-ritual yang bertentangan dengan agama. Tidak membawa rasa takut pada Allah .

Kewajiban kita pada saat Gerhana:

Prediksi terjadinya gerhana, yang dihitung oleh ahli hisab dan falak bukanlah ukuran. Mungkin benar mungkin salah, tapi tidak dijadikan dasar untuk shalat gerhana. Yang menjadi ukuran adalah kita melihat gerhana tersebut.

  • Pertama, bertakbir, yaitu melaksanakan shalat.
  • Kedua, berdoalah kepada Allah.
  • Ketiga: bersedakahlah kalian.

Doa dan sedekah amalan yang sangat agung dari dua hal yang menolak musibah dan adzab.

  • Diriwayat lain, apabila melihat sesuatu dari garhana itu, maka bersegeralah dzikir kepada Allah, bedoa dan beristigfar.
  • Disebagian riwayat Nabi shalallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk membebaskan budak. Ini sedekah yang besar karena mengeluarkan harta banyak. Perkara besar di tolak dengan amalan besar
  • Disebagian riwayat, Nabi
  • shalallahu alaihi wasallam perintah untuk berlindung dari siksaan dialam kubur.

Apa yang dilihat Rasul ketika terjadi Gerhana:

Dari hadist Aisyah radhiallahu anha, mengatakan bahwa Rasulullah diperlihatkan keadaan neraka, yaitu:

  • Sebagaian telah memakan sebagian yang lain. Sehingga Nabi terlihat mundur, karena beliau melihat yang mengerikan dari neraka.
  • Beliau melihat Abdullah bin Hay yang meyebabkan kesyirikan dalam neraka.
  • Ada pencuri dimusim haji juga dilhat dalam neraka.
  • Dilihat pula perempuan dari bani israil yang memilki kucing, dia ikat dan tidak diberi makan sampai dia mati.
  • Kemudian melihat kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan. Sahabat bertanya kenapa? beliau menjaawab karena mereka kafir kepada Allah, kafir kepada suaminya, kafir kepada kebaikan. Andaikata salah seorang berbuat kepadanya kebaikan selama setahun. Kemudian dia melihat sesuatu keburukan darinya maka dia akan berkata saya tidak melihat dari engkau kebaikan sama sekali.

Kemudian Nabi shalallahu alaihi wasallam diperlihatkan surga:

  • Disebutkan keindahan surga, Andaikata diambil sebuah makanan diambil dan dimakan oleh para sahabat maka. tidak akan tersisa dunia ini, tidak akan ada lagi selera untuk hidup.
  • Kemudian menjelaskan bagaimana seseorang dialam kubur, ditanya 3 masalah.

Ini adalah tanda kebesaran Allah, yang dikhawatirkan dibelakangnya ada musibah, maka seseorang khawatir akan dosa-dosanya banyak berdzikir, mengagungkan Allah dan istigfar.

Ini harusnya membuat kita takut kepada Allah sebagai hambanya. Hambanya yang mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’alla.

Wallahu ‘alam

Tinggalkan komentar