Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses disini.
Kitab Manzhumah Mimiyah, Karya Syaikh Hâfizh bin Ahmad Al-Hakamiy rahimahullâh, Memuat seputar wasiat dan adab ilmiah.

Wasaami’ul ‘ilma wal waa’ii liyahfadhohu, muwaddiyan naasyiron iyyahu fii umami

Bait Syair 39: Wasaami’ul ‘ilma, dan orang yang mendengarkan ilmu, Wal waa’ii, dan orang yang memahaminya, liyahfadhohu, supaya dia menghafalkannya, muwaddiyan, untuk dia sampaikan, naasyiron, menyebarkannya, iyyahu, ilmu itu, fii umami, ditengah umat-umat.
Bait Syair 40: Betapa indahnya wajah seseoran, apabila bersifat dengan 4 sifat tersebut, karena dia mendapatkan doa dari sebaik-baik makhluk seluruhnya (Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam)
Dalam hadist mutawatir, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mendoakan orang yang mempunyai 4 sifat berikut, supaya diberikan keindahan pada wajah seseorang yang belajar ilmu baik didunia maupun diakhirat.
- Mendengarkan ilmu
- Memahami ilmu (dengan hatinya)
- Menghafalkan ilmu, setelah mendengarkan dan memahami, lalu menghafalkannya. Sehingga bisa dipakai ketika dia inginkan.
- Menyampaikan ilmu (disebarkan)
Penuntut ilmu akan berusaha untuk melengkapi semua 4 sifat tersebut. Akan tetapi ada penuntut ilmu yang tidak memiliki seluruh 4 sifat tersebut.
Ilmu itu bukan dengan banyaknya riwayat, tapi bagaimana ilmu itu dipahami.
Seorang yang berilmu diperlukan oleh banyak orang, akan tetapi yang berilmu tersebut tidak memerlukan banyak orang. Ketika penduduk Basrah ditanya, siapakah pemimpin mereka? Mereka menjawab Hasan Al-Basri. Mereka perlu Al-Hasan akan ilmunya, akan tetapi Al-Hasan tidak perlu pada mereka.
Wallahu A’lam
