Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.
Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #7, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.
Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid, Penulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah
Dalil 6: Hadist dari Ibnu Mas’ud mengenai wasiat Rasulullah.
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad shallalhu alaihi wasallam yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah subhanahu wata’alla : “Katakanlah ( Muhammad ) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalantersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. ”
Hal-hal yang diharamkan dimaksud adalah 10 wasiat Allah dalam surat Al-An’am ayat 151-153. Wasiat yang pertama adalah larangan berbuat kesyrikan.
Biografi Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu:
Nama lengkapnya: Abdullah bin Mas’ud Al Hudali. Termasuk sahabat yang paling awal memeluk Islam. Awal keislamannya yaitu waktu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu, melewati kambing-kambing yang digembalai Ibnu Mas’ud. Nabi berkata datang kan seekor kambing. Ibnu Mas’ud berkata kambing ini bukan miliknya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata perlihatkanlah kambing yang memang tidak bisa menghasilkan susu lagi. Sehingga tidak menjadi masalah karena memang kambingnya tidak bisa menghasilkan apa-apa lagi. Ketika dibawakan kambing itu, oleh Nabi diperah susunya. Tiba-tiba susunya membesar dan keluar air susunya. Maka Nabi dan Abu Bakar meminumnya. Kemudian Ibnu Mas’ud minta diajari bagaimana cara seperti itu. Nabi berkata bahwa kamu ini adalah anak muda yang terpelajar. Ibnu Mas’ud memahami apa yang terjadi dan ingin belajar.
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu adalah sahabat yang paling berilmu tentang Al-Qur’an dan sunnah rasulullah. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, Ibnu Mas’ud di utus kewilayah Kuffah. Banyak sahabat di Kuffah, tetapi kalau ada permasalahan selalu menunggu fatwa dari Ibnu Mas’ud.
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu senantiasa bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari awal Islam. Melalui berbagai kejadian besar sampai Nabi meninggal. Beliau berkata saya mengambil Al-QUr’an langsung melalui Nabi Muhammad, yaitu 80 surat Al-Qur’an langsung dari mulut Nabi. Beliau juga berkata apabila ada dimuka bumi ini yang mempunyai tentang Al-Qur’an melebihi beliau, maka beliau akan mendatanginya.
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu wafat pada tahun 32 Hijrah.
Wasiat dalam hadist tersebut artinya suatu perkara yang ditekankan. Cincin Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai sesuatu ditempel diatas cincin yang merupakan stempel Muhammad Rosullullah. Stempel pada wasiat tersebut yang menandakan resmi dari Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Maknanya apabila ingin melihat wasiat yang di stempel resmi oleh Rosulullah maka bacalah firman Allah ini (Surat Al’An’am 151-153).
Makna Hadist secara Umum
Ibnu Mas’ud mengingatkan bahwa apabila hendak berwasiat, maka Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak lah berwasiat kecuali dengan hal-hal yang Allah telah wasiatkan. Yaitu 10 wasiat dalam Surat Al’An’am 151-153. Dimana setiap ayat dari 3 ayat tersebut diakhiri dengan “Demikianlah Allah wasiatkan, supaya kalian memahami, mengingat, dan bertakwa”.
Ibnu Mas’ud mengatakan hal tersebut ketika Ibnu Abbas radhiallahu anhuma mengatakan sesungguhnya kerugian yang sangat jelek adalah apabila kita terhalangi dari penulisan wasiat rasulullah shallallahi alaihi wasallam untuk kita.
Hubungan Atsar dengan Bab Tauhid
Atsar ini menerangkan bahwa penyebutan dalam ayat-ayat itu merupakan wasiat Allah, juga merupakan wasiat Rasul. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berwasiat kecuali dengan segala hal yang Allah wasiatkan.
Faidah
- Pentingnya 10 wasiat tersbut
- Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat dengan segala sesuatu yang Allah wasiatkan. Maka setiap wasiat Allah juga merupakan wasiat rasul-Nya.
- Kedalam ilmu dan kedetailan pemahaman para sahabat terhadap kitab Allah.
Wallahu A’lam
