8. Tinggi dan Manisnya Ilmu

Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses pada link berikut: Bagian 3.

Kitab Manzhumah Mimiyah, Karya Syaikh Hâfizh bin Ahmad Al-Hakamiy rahimahullâh, Memuat seputar wasiat dan adab ilmiah.

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai keutamaan ilmu, melalui bait syair ke-7 sampai dengan bait syair ke-60 dari Kitab Manzhumah Mimiyah.

Bait Syair 16: Al ‘ilmu ‘ala wa ahla ma lahustama’at udzunun, wa’roba ‘anhu naathiqun biqomi

Al ‘ilmu ‘ala wa ahla ma lahustama’at udzunun, Ilmu itu yang paling tinggi dan paling indah, yang pernah didengar oleh telinga. Wa’roba ‘anhu naathiqun biqomi, dari hal yang pernah dijelaskan secara gamblang oleh orang yang berbicara dengan mulut.

Maksudnya siapa saja yang pernah bicara menerangkan tentang ilmu, maka tidak akan ada yang lebih baik yang dia dengan melebihi dari pada ilmu.

Pembahasan Syair 16: Tinggi dan Manisnya Ilmu

Apabila sudah mengenal tinggi dan manisnya ilmu, maka akan dicarinya. Allah berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11: Orang-orang beriman dan berilmu diangkat derajatnya.

Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ibnu Qoyim menjelaskan sisi keutamaan ilmu: Sesungguhnya tidak ada hal yang lebih baik untuk seorang hamba, melebihi kecintaannya kepada Allah yang mengadakannya. Dan tidak ada yang lebih nikmat dari selalu mengingat Allah subhanahu wata’ala berusaha untuk meraih rido-Nya. Dan untuk itu semua tidak ada jalan lain kecuali melalui pintu ilmu.

Apabila pernah merasakan yang tinggi, maka tidak ada yang lebih tinggi dari ilmu. Dan apabila pernah merasakan yang manis, maka tidak ada yang lebih manis dari ilmu.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Akan merasakan lezatnya iman, seorang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul“. Semua hal yang disebutkdan dalam hadist tersebut terkait dengan Ilmu.

Bait Syair 17: Al-Ilmu ghoyatul quswa warubatuhul ulya fas’au ilaihi ya ulil himami

Al-Ilmu, ilmu itu. Ghoyatul quswa, tujuannya yang terpuncak. Warubatuhul ulya, dan kedudukannya yang tertinggi, Fas’au ilaihi, karena itu bersegeralah engkau kepadanya. Ya ulil himami, wahai orang-orang yang memiliki semangat.

Semua yang sudah mengenal ilmu, akan menjadikannya tujuan yang paling tinggi. Maka bersegeralah engkau mempelajarinya. Orang yang memiliki semangat dalam berlajar akan bersegera menuntut ilmu, tidak bermalas-malasan. Selagi ada kesempatan dalam menuntut ilmu, jangan ditinggalkan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan ilmu akan ringan, karena jiwa nya sudah terbentuk untuk cinta kepada ilmu.

Abu Toyib Al-Mutalabi berkata: “Apabila jiwa-jiwa itu adalah jiwa yang besar, maka jasat itu akan letih untuk melayani jiwa dalam memenuhi keperluannya”.

Tinggalkan komentar