1. Kebaikan ditandai dengan Pemahaman pada Agama

Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab Keutamaan Ilmu

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Kitab Manzhumah Mimiyah – Bab 2 Keutamaan Ilmu, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya dapat diakses pada link berikut: Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3.

Kitab Manzhumah Mimiyah, Karya Syaikh Hâfizh bin Ahmad Al-Hakamiy rahimahullâh, Memuat seputar wasiat dan adab ilmiah.

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai keutamaan ilmu, melalui bait syair ke-7 sampai dengan bait syair ke-60 dari Kitab Manzhumah Mimiyah.

Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan memahamkan dalam agama-Nya.

Bait Syair 7: Wa ba’du man yuridillahi ‘adzimu bihi, khairon yufakihuhuu Fii diinihil qiyami.

Wa ba’du, kemudian daripada itu. Ma yuridillahi ‘adzimu bihi, Siapa yang dikehendaki oleh Allah yang Maha Agung pada orang itu. Khairon, kebaikan. Yufakihuhu Fii diinihil qiyami, maka dia akan dibuat fakih (faham) pada Agama Allah yang lurus.

Bait syair ini diambil dari hadist yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Al-Muslim dari Muawiyah radhiallahu anhu, Rasulullah bersabda:

Pembahasan Syair 7: Barangsiapa yang allah kehendaki kebaikan, Allah akan memahamkan dalam agamanya.

Makna dari hadist: (man) siapapun dia, lelaki/perempuan, miskin/kaya, terkenal/tidak terkenal, pemimpin/yang dipimpin. Semuanya tidak ada yang membedakannya dalam ilmu. Semuanya mendapatkan keutamaan sesuai dengan kadar mendapatkan dari ilmu.

Apabila Allah menghendaki kebaikan, yang mencakup dunia dan akhirat, untuk dirinya dan keluarganya, masyarakatnya dan negerinya.

Maka Allah akan membuatnya paham dalam agama. Maksudnya seluruh ilmu agama baik yang wajib dipelajari atau cabang-cabang pembahasan termasuk aqidah, fiqih, dan lainnya.

Ibnu Qoyim berkata hadist ini menunjukan bahwa siapa yang dibuat oleh Allah tidak paham dalam agamanya, berarti Allah tidak kehendaki padanya kebaikan.

Sehingga ini menjadi penjelasan mengenai keutamaan ilmu. Ini anjuran agar kita belajar menuntut ilmu untuk kebaikan kita. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Ada dua golongan yang dikategorikan orang yang terbaik yaitu yang belajar dan yang mengajarkan. Orang yang belajar termasuk pada tahapan: serius menulis dan menghafal, atau mendengar dan menyimak, atau cinta dengan ilmu. Orang yang mengajar juga orang yang paling baik. Akan tetapi golongan yang dijaukan dari kebaikan yaitu gologan yang tidak belajar ataupun mengajar, tidak ada kaitannya dengan ilmu.

Agama Allah yang lurus (qiyam): maksudnya lurus tidak ada bengkoknya sebagaimana Firman Allah:

Tinggalkan komentar