Syubhat Klasik Kaum Musyirikin Masa Kini

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Makna La Illaha Illallah – Perkara yang Memperjelas Makna La Ilaha Illallah, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafizhahullah Ta’ala. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Kitab Makna La Ilaha IllallahPenulis: Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimiy Rahimahullah

Syubhat klasik kaum musyirikin masa kini

Apabila seorang musyirikin berkata, “Kami mengetahui Allah-lah Yang Mencipta, Maha Memberi Rezeki dan Maha Mengatur Segala Urusan. Namun, orang-orang shalih itu adalah orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) maka kami berdoa kepada mereka, bernadzar untuk mereka, masuk kepada mereka dan meminta perlidungan kepada mereka. Yang kami inginkan dengan hal tersebut adalah kedudukan dan syafa’at, sedang kami memahami bahwa Allah-lah Yang Maha Mengatur Segala Urusan”. Jawablah kepadanya, Bahwa ucapan engkau adalah agama Abu Jahal dan semisalnya.

Syubhat klasik kaum Musyrikin ini sering kita dapati baik dari orang awam maupun dari ulamanya. Kalo dikatakan kenapa berdoa kekuburuan? mereka menjawab jangan samakan kami dengan kaum musyirikin, kami ini mengakui Allah yang mencipta dan memberi rizki. Hanya saja saya ini banyak dosa, ini kiyai yang dikubur ini adalah seorang hamba yang dekat kepada Allah. Ini sama dengan ucapakan kaum musyrikin jaman dahulu.

Kepada yang berkata demikian maka kita jawab: itulah agama Abu Jahal dan semisalnya. Yaitu agamanya kaum musyrikin, tidak ada bedanya.

Merekalah yang berdoa kepada Isa, Uzair, para malaikat, dan wali-wali seraya berkata (dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar Ayat 3):

Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.

“Tidaklah kami menyembah mereka, kecuali supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”

Dan Allah berfirman (tentang mereka) Dalam Al-Qur’an surat Yunus Ayat 18:

Dan mereka menyembah selain dari Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan dan mereka berkata, “Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah, “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya, baik di langit maupun tidak (pula) di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu).

Dan mereka menyembah sesuatu, selain Allah, yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata “Mereka adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”.

Kesempurnaan (pemahaman) ini adalah engkau mengetahui bahwa kaum musyirikin, yang Rasulullah perangi, selalu beribadah kepada orang-orang shalih, seperti malaikat, (Nabi) Isa, ibu beliau (yakni Maryam), ‘Uzair, dan para wali yang lain. Mereka dianggap telah kafir lantaran hal ini, padahal mereka menetapkan bahwa Allah Subhanahu Yang Maha Mencipta, Maha Memberi Rezeki, dan Maha Mengatur segala perkara.

Apabila telah mengetahui hal ini, engkau telah mengerti makna La Ilaha Illallah, juga mengerti bahwa siapapun yang meminta pertolongan kepada nabi atau malaikat, memanggil atau meminta perlindungan kepadanya, sungguh dia telah keluar dari Islam. Itulah kekafiran yang Rasululullah perangi.

Keterangan tentang Tauhid Yang Benar

Apabila merenungi hal ini dengan baik, engkau pasti mengetahui bahwa orang-orang kafir juga mempersaksikan tauhid rububiyyah Allah, yaitu menegaskan Allah penciptaan, pemberian rezeki dan pengaturan.

Jadi mereka meminta pertolongan kepada (Nabi) Isa, para malaikat dan wali-wali dengan maksud mendekatkan diri mereka kepada Allah, dengan sedekat-dekatnya dan agar mereka diberi syafaat di sisi Allah. Engka (juga) pasti mengetahui bahwa, di antara orang-orang kafir -khususnya orang-orang Nashara- ada yang menyembah malam dan siang serta zuhud dalam keduniaan, bersedekah dari penghasilan dunia mereka dalam keadaan menyepi ditempat ibadah mereka.

Alasan kaum musyrikin berbuat kesyirikian:

  1. Mencari kedekatan
  2. Mencari Syafa’at

Selanjutnya kita ketahui bahwa orang-orang kafir khususnya nashara ada yang beribadah malam dan siang, zuhud di dunia, bersedekah dengan penghasilan mereka dalam keaadaan menyepi ditempat ibadahnya. Walaupun demikian mereka ini Kafir, musuh Allah dan akan kekal dalam mereka. Dikarenakan keyakin mereka tentang nabi Isya dan para wali yang lainnya. DImana mereka berdoa kepada wali tersebut, menyembelih untuk wali tersebut dan bernadzar kepada nya. Untuk itu jelaslah bagimu, bahwa banyak manusia jauh dari tuntutan islam yang benar. Jelaslah sabda rosulullah “Islam dimulai dalam keadaan asing, dan akan kembali asing sebagaimana permulannya”.

Point Pembahasan

  1. Argumentasi kaum musyirikin terhadap kesyirikan mereka dalam mencari kedekatan dan syafaat
  2. Kejelasan makna la ilaha illallah bagi siapa yang memperhatikan keadaan kaum musyrikin dimasa Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam
  3. Keterasingan islam di akhir zaman.

Kenapa Islam terasing?

Dengan begitu amat jelas makna kalima tauhid ini dari Al-Quran, Hadist Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam dan kondisi kaum musryikin pada masa dahulu. Tetapi banyak yang menganggap aneh dengan makna yang benar dari la ilaha illallah. Bahkan ada yang memusuhi.

Hadist shahih Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu

Awal kalian datang islam dianggap asing oleh kaum musyrikin, ketika Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam menyampaikan la ilaha illallah. Dibilang aneh oleh kaum musyrikin. Ternyata di akhir zaman juga seperti itu. Yaitu dimasa penulis, ketika diterangkan makna la ilaha illallah yang sebenarnya beliau dianggap aneh juga. Dianggap beliau ini datang dengan agama baru, dianggap menghinakan orang-orang yang membawa pemahaman menyimpang. Inilah keterasingan islam di akhir zaman.

Nasihat Agar Berpegang dengan Pokok Agama

Dua pembahasan

Pertama : Wasiat untuk berpegang teguh dengan pokok agama

Ingatlah kepada Allah, wahai saudara-saudara ku. Berpeganglah dengan pokok agama kalian. Ini anjuran untuk berpegang teguh pada agama dikarenakan memang kita diperintah untuk perpegang teguh sebagaimana firman Allah “Berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan jangan kalian bercerai-berai”.

Pokok agama itu adalah syahadat la ilaha illallah, yang merupakan awal dan akhir agama, pondasi dan dasarnya. Harus dipegang selalu dijaga dan dipelihara. Tanpa syahadat ini tidak ada kebeuntungan untuk seorang hamba.

Kedua: Anjuran untuk mempelajarai konsekuensi dari syahadat la ilaha illallah

Konsekuesi dari syahadat la ilaha illallah:

  • Kenalilah makna la ilaha illallah, selalu mendalami semakin memperkuat. Makna jelas, syaratnya terang hanya saja memang dalam mengamalkannya adalah tugas dalam kehidupan. Ini bukan hanya sesuatu dipahami diawalnya saja dan bukan suatu perkara yang dalam kadar tertentu kemudian dalam kadar tertentu itu terus menerus seperti itu hingga akhir. Melainkan ini ada kadar tertentu memahaminya, mengerti la ilaha illallah, semakin kuat berpegang dengannya akan semakin jelas kandungan dari kalimat ini, semakin dia yakini dan semakin dia buktikan kejujurannya berpegang dengan la ilaha illallah.
  • Cintai orang yang mengucapkan dan mengamalkan la ilaha illallah
  • Jadikanlah mereka saudara-saudara kalian, walaupun mereka jauh, bukan kerabat, bukan tetangga, bukan sekampung bahkan bukan senegeri, dimanapun mereka berada.
  • Kafirlah kalian kepada thogut, musuhi mereka, dan benci kepada siapa yang mencintai mereka. Walaupun mereka adalah saudara-saudaranya dan anak-anaknya. Harus ada benci kepada orang kafir, berlepas diri dari mereka, dan meyakin mereka adalah penduduk neraka kalo mati dalam kekafiran. Adapun masalah hidup dalam sebuah negeri, dijaga negeri itu, tidak mendholomi, walaupun berbeda agama. Itu ada aturan dalam agama kita. bukan hal yang dilarang, ada tuntutnan dan syariatnya tapi bukan berearti kita cinta kepada mereka, kita membenarkan agama mereka. Ini harus dibedakan.

Kesalahan dalam memahami ayat dalam Al-Qur’an surat Al-Mumtahanah ayat 8

“Sesungghunya Allah tidak melarang kalian untuk berbuat baik, terhadap orang yang tidak memerangi kalian dan tidak mengusir kalian dari negeri-negeri kalian”

Orang kafir yang tidak memerangi kita, tidak mengusir kita dari negeri-negeri kita, maka Allah tidak melarang kita untuk berbuat baik kepada mereka dan berlaku adil kepada mereka. Karena Allah cinta kepada orang yang berlaku adil. Padahal dalam Surah Al-Mumtahanah ini, dari awalnya menegaskan bara’ kepada kaum musyirikin. Akan tetapi bukan berarti kita mencintai dan membenarkan agamanya mereka. Allah hanya menyuruh kita sebatas berbuat baik. Misalnya mereka perlu bantuan tetangga yang non muslim, diberi dari sisi dunia, ini akhlak yang baik daalam islam dan berlaku adil.

Karena itu tidak ada sejarahnya umat ini orang yang berpegang dengan agamanya, kemudian menjadi masalah bagi penganut agama lain. Bahkan ketika Umar bin Khatab radhiallahu ‘anhu meninggal, para ahlul kitab bersedih dikarenakan keadilan yang merata dimasa beliau, tidak ada yang didhalimi.

Memohon agar tidak berbuat syrik

Manfaat berpegang pada pokok agama akan membuat seseorang itu selalu bermohon kepada Allah supaya menghadap kepada Allah tidak berbuat kesyirikan.

  • Pesan Nabi Yakub ‘alaihi sallam kepada anak-anaknya:
  • Nabi Yusuf ‘alaihi sallam berdoa kepada Allah
  • Nabi Ibrahami ‘alaihi sallam memohon hal yang sama dalam doa’nya:

Maka seorang berusaha menjaga bagaimana dalam kehidupannya selalu diatas makna ini, la ilaha illallah. Inilah kalo tampak dalam kehidupannya keseriusan dan kesungguhan kepada Allah akan dimuliakan dia dengan kalimat la ilaha illallah diakhir khayatnya akan dimudaknan mengucap la ilaha illallah saat sakaratul maut menjemputnya, akan dimudahkan dialam kuburnya, dan mudah dalam menjawab pertanyaan kubur, sebab ini kalimat yang dia jaga dan dia pelihara.

Wallahu ‘Alam

Tinggalkan komentar