Perkara yang Memperjelas Makna La Ilaha Illallah

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Makna La Illaha Illallah – Perkara yang Memperjelas Makna La Ilaha Illallah, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Kitab Makna La Ilaha IllallahPenulis: Muhammad bin Abdul Wahab At-Tamimiy Rahimahullah

Makna-makna yang meperjelas kalimat la ilaha illallah.

Apabila engkau ingin mengetahui hal ini secara sempurna, hal tersebut dengan dua perkara:

Pertama: Yang di perangi Nabi adalah orang yang menetapkan tauhid rububiyyah bagi Allah.

Engkau mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Nabi, yang dibunuhi, hartanya dirampas, darahnya dihalalkan, dan kaum perempuannya ditawan adalah orang-orang yang menetapkan tauhid rububiyyah bagi Allah. Apa itu Tauhid rububiyyah yaitu tiada yang mencipta kecuali Allah, tiada yang memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, juga tiada yang mengatur segala perkara kecuali Allah.

Sebagaimana dalam firman Allah dalam Al-Quran Surat Yunus 31:

Katakanlah, “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah”. Maka katakanlah, “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?”

Jadi ini mempertegas makna la ilaha illallah, bagaimana bentuk penegasannya? diketerangan penulis sebagai berikut:

Ini adalah masalah yang sangat besar lagi sangat penting, yaitu engkau mengetahui bahwa orang-orang kafir mempersaksikan dan menetapkan seluruh hal ini. Namun, bersamaan dengan itu (persaksian tersebut) tidak memasukan mereka ke dalam Islam serta tidak mengharamkan darah dan harta mereka, padahal mereka juga bersedekah, berhaji, berumrah, beribadah dan meninggalkan sejumlah hal yang diharamkan karena takut kepada Allah.

Penegasannya adalah bahwa kalimat la ilaha illallah, makna yang ditegaskan dalamnya tauhid uluhiyyah bukan tauhid rububiyyah. Memang makna la ilaha illalah adalah tidak ada yang diibadahi dengan benar kecuali Allah. Makna ini ke uluhiyyah. Kalo ada yang mengartikan bahwa la ilaha illallah sebagai tauhid rububiyyah, ini keliru. Karena kaum musyrikin dulu juga seperti itu.

Kedua: Yang dikafirkan adalah mereka yang tidak mempersaksikan tauhid uluhiyyah untuk Allah

Perkara kedua inilah yang mengafirkan mereka serta menghalalkan darah dan harta mereka, (yaitu) mereka tidak mempersaksikan tauhid uluhiyyah untuk Allah. Tauhid uluhiyyah adalah bahwa tiada yang doa ditujukan (kepadanya) kecuali Allah, tidak mengharap, kecuali kepada Allah saja, tiada serikat bagi-Nya, tidak bermohon dan meminta pertolongan kepada selain-Nya, tidak menyembelih untuk selain-Nya, serta tidak bernadzar untuk selain Allah, tidak kepada malaikat yang didekatkan tidak pula kepada nabi yang diutus.

Jadi, barangsiapa yang memohon pertolongan kepada selain Allah, sungguh dia telah kafir. Barang siapa yang menyembelih untuk selain allah, sungguh dia telah kafir. (Juga) makna-makna yang semisal dengan ini.

Dari hal ini seruan Nabi kepada kaum kufar untuk mengucap la ilaha illallah adalah terkait tauhid uluhiyyah bukan tauhid rububiyyah, sebab tauhid rububiyyah diakui oleh kaum kufar. Walaupun kandungan dalam tauhid uluhiyyah terkandung didalamnya makna tauhid rububiyyah. Tauhid rububiiyah adalah bagian dari tauhid, tapi memaknai dengan tauhid rububiyyah saja tidak cukup untuk memasukan dalam islam. Harus ada pengakuan terhadap tauhid uluhiyyah.

Kesempurnaan (pemahaman) ini adalah engkau mengetahui bahwa kaum musyirikin, yang Rasulullah perangi, selalu beribadah kepada orang-orang shalih, seperti para malaikat, (Nabi) Isya, ibu beliau (yakni Maryam), ‘Uzair, dan para wali lainnya. Mereka dianggap telah kafir lantaran hal ini, padahal mereka menetapkan Allah Subhanahu Yang Maha Mencipta, Maha Memberi rezeki, dan Maha Mengatur segala perkara.

Jadi kesempurnaan memahami bahwa mereka ini kaum musyrikin yang diperangi oleh Nabi, mereka beribadah kepada malaikat, Nabi Isya dan selainnya. Orang-orang yang dimaklumi mereka ini makhluk Allah yang baik, bersama dengan itu mereka di kafirkan. Padahal mereka mengakui Allah yang mencipta, menghidupkan, mematikan. DIantara kaum musyrikin beribadah kepada yang baik saja para malaikat, para nabi, wali2. Tapi bersamaan dengan itu hukumnya sama, semuanya kafir.

Sehingga hal ini mempertegas makna la ilaha illallah, bahwa dalam la ilaha illallah tidak menerima perantara sama sekali, harus langsung beribadah kepada Allah.

Ada Enam Pembahasan:

Pertama: Pengakuan kaum musyirikin terhadap tauhid rububiyyah

Kedua: Kaum musyrikin juga punya beberapa bentuk ibadah dan mereka meninggalkan sejumlah hal yang diharamkan.

Ketiga: Seluruh hal tersebut tidak memasukan mereka ke dalam Islam.

Keempat: Kekafiran kaum musyirikin karena mereka tidak mempersaksikan tauhid uluhiyyah bagi Allah

Kelima: Rosulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam memerangi kaum musyrikin, padahal mereka ini beribadah kepada malaikat, para nabi dan orang-orang sholeh.

Keenam: Makna-makna lain yang memperjelas makna la ilaha illallah.

Makna-makna lain yang memperkuat makna la ilaha illallah:

  1. Al-Wala’ dan Al-Bara’: loyalitas terhadap kaum muslimin dan pelepasan diri dari orang kafir
  2. Al-Hubu dan Al-Bughdu fillah: cinta dan benci karena Allah
  3. Mukhalafatu Al-Kufar: menyelisihi kaum kafir

Sturuktur dalam menjelaskan makna la ilaha illallah

Penulis cara menjelaskan makna la ilaha illallah sangat jelas sekali

  1. Diterangkan makna la ilaha illallah: tidak ada yang diibadahi yang hak kecuali Allah.
  2. Dijelaskan rukun la ilaha illallah: an-nafyu dan al-isbat
  3. Diterangkan 8 syarat la ilaha illallah: ilmu, yakin, syidik, ikhas, mahabah, terikat, menerima, kufur terhadap segalah yang diibadahi kecuali Allah. Ini adalah konsekuensi la ilaha illallah
  4. Diterangkan dua hal yang memperkuat makna la ilaha illallah: Nabi memerangi mereka yang menetapkan tauhid rububiyyah saja bagi Allah dan yang tidak mempersaksikan tauhid uluhiyah bagi Allah.

Wallahu ‘Alam

Tinggalkan komentar