Dalil 3: Perintah untuk Bertauhid dan Berbuat Baik kepada Orang Tua

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema: Al-Mulakhkhash Syarah Kitab Tauhid #3, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Al-Mulakhkhash Syarah Kitab TauhidPenulis: Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan Hafidzahullah

Bab 1 Tauhid (Hakikat dan Kedudukannya)

Dalil 1: Pendahuluan dan Dalil 1 QS. Adh-Dhaariyat Ayat 56

Dalil 2: Al-Quran Surat An-Naml Ayt 36

DALIL 3: AL-QURAN SURAT AL-ISRA’ AYAT 23-24

Dan Tuhan-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhan-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Firman Allah: Dan Rab mu telah memerintahkan agar kalian tidak beribadah hanya kepada Nya, dan hendaknya kalian berbuat baik kepada orang tua kalian dengan sebaik-baiknya.

PENJELASAN KATA DALAM AYAT

Wa qodho: memerintahkan dan mewasiatkan. Yang dinginkan adalah perintah yang bersifat perintah agama bukan qodho ketentuan yang bersifat penakdiran dan pengadaan.

Dalam kata2 bahasa arab dipakai di ayat dan hadist, kadang satu kalimat multi maknanya. Ini bisa diketahui makna sesungghunya dalam ayatnya. Misalnya Al-idzin, dalam bahasa indonesia artinya mengizinkan. Akan tetapi dalam bahasa arab ada dua makna: kauni dan syar’i. Makna kauni adalah yang allah takdirkan, suatu hal yang Allah ijinkan diputuskan sebagai penakdiran. Akan tetapi dalam makna syar’i artinya adalah sesuatu yang Allah syariatkan.

Penyimpangan dalam pembahasan takdir

Sama halnya dengan qodho pada ayat diatas, terdapat dua arti: makna kauni dan syar’i. Terdapat kelompok orang yang salah memahami makna kata tersebut yang menyebabkan kesalahan dalam pembahasan takdir. Mereke tidak bisa membedakan arti qodho tersebut. Dalam kalimat irodah, ada irodah kauniyah qodariyah dan irodah diniyah syariyah. Hal ini menyebabkan orang yang menyimpang berpendapat bahwa semua yang Allah takdirkan dicintai Allah. Apakah Allah ketika mentakdirkan kekafiran, diartikan bahwa Allah mencintai kekafiran?. Tentu saja tidak. Artinya apabila Allah mentakdirkan sesuatu belum tentua Allah mencintai sesuatu tersebut.

Kemudian timbul pertanyaan kenapa Allah mentakdirkan sesuatu yang tidak Allah cintai?

Seharusnya kita jangan menanyakan perbuatan Allah. Sesungguhnya semua perbuatan Allah itu ada hikmahnya disisi Allah. Terkadang kita tahu apa hikmahnya dan terkadang kita tidak tahu apa hikmahnya. Terkadang juga Allah memberitahu hikmahnya dan terkadang Allah memang tidak memberitahu hikmahnya

Orang yang menyimpang di pembahasan takdir, kalo ditakdirkan sesuatu maka Allah cinta sesuatu itu. Ini tidak benar. Jadi bagaiamnana membedakan? disitulah letak permasalahannya, mereka tidak bisa membedakan iradah kauniyah qodariyah dan irodah diniyah syariyah. Kalo iradah kauniyah qodariyah itu bersifat penakdiran, Allah takdirkan adanya sesuatu tapi belum tentu Allah cintai sesuatu itu. Sedangkan irodah diniyah syariyah maknanya Allah perintah sesuatu yang syar’i. Contohnya Allah perintahkan untuk beriman, itu pasti dicintai oleh allah.

Robbuka: Ar-Rob yang maha memiliki dan maha mengatur, maha memelihara, dengan nikmat2nya. Dari kata tarbiyah yang artinya alam ini dipelihara, dilengkapi, dicukupi dengan nikmat2 dari Allah. Ada yang dihidupkan ada yang matikan, Dia lah Allah yang mengatur segala rizki, ditangannya segala sesuatu.

Ala ta budu ila iyyah: Sebelumnya telah dijelaskan bahwa qodho disini bersifat syariyah diniyah sehingga maknanya suatu perintah yang dicintai Allah. Sehingga maknanya jangan kalian beribadah kecuali kepada Nya. Maknanya hendaklah beribadah kepadaNya dan tidak menyembah kepada selainNya. Ada dua rukun didalamnya sama dengan rukun la ilaha illallah yaitu an-nafiyu: lailaha dan alisbat: illallah.

Apakah dengan Pancasila menjadikan semua agama sama?

Apabilah ada yang berkata semua agama sama, maka tidak benar keislamannya. belum masuk kedalam islam. Muncul pemahaman keliru belakangan ini, dianggap bahwa pancasila itu mengadopsi seluruh agama. Sehingga dengan pancasila semua agama itu sama, pemahaman keliru. Dasar kekeliruannya sederhana, yaitu dari pertanyaan apakah pancasila itu agama atau idiologi? kalo Pancasila di bilang agama maka akan kacau negeri ini. Karena saya agamanya islam tidak mau menjadi agama pancasila dan tidak ada satu agamapun yang mau memeluk agama Pancasila. Sehingga jangan anggap semua agama sama.

Pancasila adalah idiologi, bukan agama. Kalo idiologi itu benar maka islam membenarkan. Pancasila tidak ada masalah dari dulu. Kalo ada yang mengatakan semua agama sama karena Pancasila, itu keliru. Pancasila adalah idiologi karena berisi 5 perjanjian antara warganya.

Ketika Nabi datang ke Madinah ada kesepakatan antara rosul dan orang2 yahudi, dinataranya kesepakantannya: Islam menganut agama, Yahudi juga menganut agama mereka. Tidak ada kesepatakan bahwa agama itu sama.

Wabil walidaini ihsana: dan berbuat baiklah kepada orang tua. Maknanya Allah memerintah agar kalian berbuat baik pada orang tua, sebagaimana Allah memerintah kalian untuk tidak beribadah selain kepada Nya. Ini penjelasan keagungan berbakti pada orang tua, sebab perintah ini datang setelah perintah mentahuidkan Allah.

MAKNA AYAT SECARA GLOBAL

Allah telah memerintahkan melalui lisan para rosulnya agar hanya dia semata yang disembah dan tidak ada yang disembah selainNya. Dan agar seorang anak berbakti kepaada orang tuanya, melalui ucapan dan perbuatan. Serta tidak berbuat jelek kepada orang tuanya karena orangtuanya lah yang telah memelihara dan mendidiknya ketika masih kecil dan lemah sampai dia menjadi dewasa.

Dua penekanan ayat:

  1. beribadah kepada Allah dan kafir kepada yg beribadah selain kepada Allah
  2. berbakti kepada orang tua dalam ucapan dan perbuatan

Berbakti kepada orang tua adalah suatu hal yang lumrah. Fitrah manusia membalas kebaikan dari seseorang yang berbuat baik kepada kita. Apalagi orang tua itu mendidik kita waktu kecil sampai kita dewasa.

HUBUNGAN AYAT DENGAN BAB

Tauhid adalah hak yang paling ditekankan dan kewajiban paling besar. Karena dalam ayat ini diawali dengan perkataan tauhid yang paling penting, baru yang lainnya termasuk berbakti kepada orang tua. Banyak kewajiban disebut tapi yang awalnya adalah tauhid. Pokok harta seorang muslim adalah tauhidnya, yang tidak punya tauhid orang miskin. Orang kafir adalah orang yang paling miskin, Orang yang paling terpenjara di akhirat. Ada hal2 yang diharamkan di dunia, karena muslim akan di kasih di akhirat. Oleh kaena itu seorang muslim sebagaimana kayanya tidak boleh makan dengan piring emas sebab itu piringnya penduduk surga. Untuk bagian yang beriman adalah akhirat. Kebalikan dengan non muslim, mereka tidak dikasih apa2 diakhirat. Jiwa harus ditahan, harus diberi berdasarkan posisinya.

FAEDAH AYAT

Pertama: Tauhid kewajiban yang pertama kali diperintahkan, juga hak2 wajib yang pertama bagi umatnya. Diantara hak2 ini adalah hak yang pertama, diantara kewajian2 ini adalah kewajian yang pertama.

Pembahasan tauhid meluruskan jalan orang, membuat maindset istiqomah dan benar. Apabila sudah mengerti tauhid akan memberikan pemahaan yang besar dan bagus. Dia akan tahu harta yang paling besar adalah tauhid, ilmu yang dibahas dari sudut tauhid, sudut ibadah kepada Allah yaitu sudut tauhid.

Kedua: Dalam la ilaha illallah yaitu Peniadaan dan penetapan, terdapat dalil yang menunjukan tauhid tidak akan tegak diatas an-nafi dan al-isbat. Meniadakan peribadatan selain kepada Allah dan menetapkan hanya kepada Allah beribadah. Ini terkait dengan 2 rukun asasi la ilaha illallah.

Ketiga: besarnya hak orang tua mengikuti setelah tauhid. Bahwa Allah mengikutkan hak kedua orang tersebut kepada hak kepada Allah. Dan hak tersebut datang pada yang kedua. Posisi orang tua luar biasa, banyak ayat dan hadist tentang berbakti pada orang tua.

Keempat: kewajiban berbuat baik kepada orang tua dengan segala kebaikan. Diantaranya: bentuk ucapan dan bentuk perbuatan, semasa mereka hidup setelah mereka mati. Jenis berbakti pada orang tua sangat banyak tidak ada batasanya.

Kelima: keharaman durhakan kepada orang tua. Orang berupca “Ah” tidak dibolehkan apalagi lebih dari itu. Usluk dari bahaya yang diingatkan yang kecil saja. apabila yang besar lebih berbahaya lagi. Ini dimaklumi dalam kehidupan kita. Karena itu ketika diingatkan hal yang sepele saja kepada orangtua apalagi hal yang lebih besar dari pada itu.

Wallahu ‘Alam

2 tanggapan untuk “Dalil 3: Perintah untuk Bertauhid dan Berbuat Baik kepada Orang Tua”

Tinggalkan komentar