Penghalang-Penghalang Hidayah

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya.

Berikut ini adalah catatan dari kajian dengan tema Penghalang-Penghalang Hidayah, oleh Ustadz Dzulqarnain M Sunusi Hafidzahullah. Rekaman video kajian lengkapnya bisa diakses disini.

Pendahuluan

Allah Ta’ala memberi hidayah. Dari Asmaul Husna: Al-Hadi, pemberi hidayah, disebutkan di dua ayat dalam Al-Qur’an:

1. Quran Surat Al Hajj Ayat 54: Sesungguhnya Allah memberikan hidayah kepada orang yang beriman pada jalan yang lurus

dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al-Qur`ān itulah yang hak dari Tuhan-mu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

2. Quran Surat Al-Furqan Ayat 31: Cukuplah Allah sebagai pemberi hidayah, yang memberi petunjuk dan penolong.

Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhan-mu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.

Allah mencintai dan memberi hidayah dengan sifat-sifatNya dibeberapa tempat dalam Al-Quran. Bagian keimanan kepada Allah, apalagi Allah memerintah kita untuk berdoa dalam Al-Fatihah. Ya Allah pemberi hidayah berikan lah kami jalan yang lurus (QS Al Fatihah:6). Yaitu jalan yang engkau beri nikmat kepada mereka (QS Al Fatihah:7). Yaitu nabi-nabi, para ṣhiddīqīn orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh (QS An Nisa 69):

Dan barang siapa yang menaati Allah dan rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para ṣhiddīqīn orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. 1

Dan juga berdo’a untuk berlindung dari penghalang hidayah (QS Al Fatihah:7) :

  • Bukan jalan dimurkai atas mereka (kaum Yahudi), yaitu golongan yang punya ilmu tapi tidak beramal.
  • Dan bukan jalan yang disesatkan (kaum Nashrani), yaitu golongan yang beramal tapi tanpa ilmu.

Kemudian kita berdoa’ agar jangan palingkan hati-hati kami setelah engkau memberi hidayah (QS. Al-Imran:8):

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.

Selanjutnya kita masuk surga juga karena hidayah dari Allah, dalam QS Al-A’raf, ayat 43:

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran”. Dan diserukan kepada mereka, “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan”.

Definisi Hidayah

  • Hidayah adalah mengenal kebenaran dan beramal dengannya (Ibnu Qoyim).
  • Hidayah adalah petunjuk dengan kelembutan dengan berbagai hikmah yang menyambungnya dengan apa yang dia cari.
  • Hidayah adalah menempuh jalan yang mengantarnya kepada apa yang dia cari.

Pembagian Hidayah

Pembagian pertama:

  1. Hidayah menuju kepada jalan
  2. Hidayah diatas jalan

Ketika sudah kenal Islam, dari non muslim masuk Islam. Ini adalah hidayah menuju kepada jalan. Atau ketika diatas kesesatan, pada saat sudah mengenal jalan maka, ini adalah hidayah diatas jalan.

Bagi yg sudah muslim agar dapat hidayah diatas jalan. Permohonannya ada dua macam:

  • Belum ada. kemudian dia minta untuk dapat hidayah
  • Sudah ada, agar hidayah itu dijaga ditetapkan diatasnya.

Pembagian kedua:

  1. Hidayah petunjuk dan pengarahan (Al-Irsyad)
  2. Hidayah diberi taufiq dan diberi anugrah untuk beriman, mengambil dari hidayah itu.

Nabi memberi hidayah kepada kaumnya yaitu Al-Irsyad. Sedangkan hidayah taufiq, tidak ada wewenang Nabi disitu hanya kekhususan Allah.

Kesempurnaan Hidayah

Kesempurnaan hidayah ada 10 perkara (Ibnu Qoyim):

  1. Hidayah ilmu dan penjelasan. Ilmu adalah pintu masuk untuk mendapatkan hidayah selanjutnya.
  2. Hidayah mampu untuk melakukannya.
  3. Hidayah ingin kepada hal tersebut. Ada yang orang tau illmu tapi tidak ada keinginan untuk melakukannya
  4. Hidayah menjadikan dia bisa mengerjakan, sebagai pelaku.
  5. Hiadayah agar diteguhkan diatasnya, continue.
  6. Hidayah dipalingkan dari pengehalang-penghalang hidayah, yang bisa menghadangnya dari mendapatkan hidayah.
  7. Hidayah diberikan diatas jalan dengan hidayah khusus dan terperinci. Mengerti dengan detail apa sunah nabi, apa syariat nya yang harus di kerjalan, apa itu iklhas, rido, sabar sukur, rindu, harapan ,tawakal, dsb.
  8. Hidayah diperlihatkan tentang maksud dari perjalanannya. Rahasia2 keindahan syariat tidak ada tirai yg menghalangi.
  9. Hidayah selalu merasakan dirinya fakir kepada Allah dan sangat perlu kepada Allah. Diatas segala yg dilakukan dikehidupan. Contoh dalam belajar menununtut ilmu, jika ini adalah sampingan maka bukan pada jenjang ini. Ada orang yang menganggap ini adalah ruh nya seperti makan/minuman yang diperlukan setiap saat.
  10. Hidayah diperlihatkan dua jalan yang menyimpang. Kenal jalan yg lurus dia kenal pula jalan yang menyimpang.

Golongan Manusia dalam mendapatkan Hidayah

  1. Golongan Rosyidun, yang dapat petunjuk, mengenal ilmu dan beramal dengannya (definisi hidayah), berindung dari dua jalan: gowun dan dolun
  2. Golongan Gowun, orang yang menyimpang, sampai ilmu tapi diat tidak amalkan, bahkan berpaling darinya.Sudah sampai ilmu tapi berpaling darinya. kemudian di iikuti syaiton dan masuk golongan gowin.
  3. Golongan Dolun, orang yang tersesat. Orang yang belum kenal petunjuk, belum sampai kepadanya ilmu.

Hidayah perlu ilmu, tidak ikut-ikutan, bukan banyak pujian, bukan ikut perbuatan kebanyakan manusia.

Ustadz Dzulqarnain M Sunusi (Agustus 2021)

Penghalang-penghalang Hidayah

10 Penghalang-penghalang hidayah berserta sebab untuk mendapatkan hidayah (Ibnu Qoyim):

  1. Lemahnya Pengetahuan, lemah ilmu syariat. Kalo tidak kenal ilmu tidak akan mendatanginya, bahkan memusuhinya.
    • Untuk menanggulangi harus punya perhatian dengan ilmu, punya kegiatan terkait ilmu agama, akan kuat pengetuahuannya, akan banyak hidayah, tahu kedetailan diatas jalan.
  2. Tidak layak dia mendapatkan hidayah, hatinya tidak layak mendapatkan hidayah, ilmu tidak masuk bila hatinya kotor. Allah pilih diantara hambanya untuk mendapat hidayah. Hal ini bisa diatasi dengan sebab untuk mendapatkan hidayah berikut (dalam QS Az-Zumar, 17-18):
    1. Tahuid, Supaya layak mendapatkan hidayah,ada kewajiban2 sebab2 mendapat hidayah, hal yang paling pokok, dia bersihkan hatinya dari kesyrikan, supaya layak dapat hidayah. (QS Al-Mudatsir, 1-4). Agar dapat hidayah perbaiki tauhidnya hindarkan dari segala kesyirikan.
    2. Sebab menjalankan perintah Allah dan Rosulnya. ini kehidupan yg sebenarnya
    3. Selalu bertaubat, kembali pada Allah. Ada titik hitam yang menodainya. (Ar Ra’ad, 27)
  3. Hasad dan bersombong. ini yang menyebabkan iblis jadi kafir, anak adam tidak diterima qurban karena membunuh, dikarenakan hassad.
    • Untuk menanggulanginya di cari sebab mendapatkan hidayah yaitu keihklasan, mencari kebenaran, segala perkara (QS Sad, 83). Apabila ikhlas setan tidak dapat menggoda. (kisah Salman RA dapat hidayah, yg disebabkan keikhlasannya dalam mencari hidayah). Ikhlas menyebabkan seseorang mudah tunduk, tidak memendam hasad dan sombong.
  4. Cinta kepemimpinan dan kekuasaan. Yang gemar di tokohkan, kedudukan. Cinta kepemimpinan adalah akhir penyakit orang sholeh, karena sulit menghindarinya. Firaun dan tentaranya tidak menerima hidayah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan sebab mendapat hidayah:
    1. Keikhlasan
    2. Banyak mengingat negeri akhirat, akhirat lebih baik dari dunia dan seisinya
  5. Syahwat dan harta. seperti qorun, qorun tadinya kaum nabi musa. Sudah tau kebeneran tapi karena syahwat dan hartanya.
  6. Cinta kepada keluarga dan kerabat, dan sukunya. Lebih cinta pada hal demikian dari pada menerima kebenaran. Sebagaimana Abu Tholib malu dicela oleh kaumnya yang dianggap mengina kakeknya, apabila menerima ajakan Nabi Muhammad untuk mengucapkan kalimat Tauhid.
    • Untuk menanggulanginya dapat dicari penyebab mendapat hidayah yaitu perbaiki kecintaan kepada Allah dan mengikuti jalan Rasulullah
  7. Cinta kepada rumah atau negeri yang dia tinggal. Ketika nabi hijrah, ada sebagian yang tidak ikut karena kecintannyan pada kampung halaman Mekah. Ketika ada yg masuk islam di negeri kafir, ada kewajiban untuk berhijrah ke negeri islam. Tapi mereka lebih cinta tempat di bermukim, lahir, kepala jatuh, maka ini menghalangi seseorang dari hidayah.
  8. Menganggap bahwa kalo masuk islam atau ikut jalan rosul, maka itu adalah celaan bagi dia, bapak nya, kakeknya. Ini diatas bid’ah, dirinya salah dan tidak bisa bantah, tapi karena tidak mau rujuk karena banyaknya pengikut.
  9. Mengikuti orang yang memusuhinya dari manusia yang mendahulinya masuk dalam agama. Karena bersaing, dekat dengannya tapi tidak bisa lepas lagi
  10. Kebiasannya, adat istiadat, tempat dia dibersarkan. TIngal di sebuah negeri yang sudah bisa dengan maksiat, sehingga sulit di tinggalkan. Misalnya dinegeri yang udah terbiasa dengan musik.

Penghalang-penghalang hidayah tambahan:

  • Karena tidak mengikuti jalan As-Salaf. Alquran dan sunnah adalah hidayah, jalannya nabi dan para sahabat juga hidayah. QS An-Nisa ayat 115:
Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itudan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.
  • Banyak mengikuti hawa nafsu. Pegang Al-Quran dan Sunnah dan mengedepankan perintah Allah dan Rasul, dan mujahadah. QS Al-Ankabut Ayat 69:
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
  • Duduk dengan orang yang rusak akhlaknya. Yg tidak boleh kita dekat kepadanya (QS Al-Furqan ayat 72). Jangan condong kepada orang yang dolim (QS Hud ayat 13)
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (Al-Furan:72)
Bahkan, mereka mengatakan, ” Muhammad telah membuat-buat Al-Qur`ān itu” ; Katakanlah, “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surah-surah yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah jika kamu memang orang-orang yang benar”.

Penutup

Ingatkan pentingnya diatas hidayah, mencari sebab-sebab untuk mendapatkan hidayah dan menjadi orang yang mengajak hidayah kepada petunjuk. Doa juga merupakan salah satu sebab untuk mendapatkan hidayah seperti dalam Hadist Amar bin Yasir, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa:

Hidayah kadang perlu membelinya dengan pengorbanan, doa, mujahadah, dan dengan harta.

Ustadz Dzulqarnain M Sunusi (Agustus 2021)

Wallahu A’lam

Tinggalkan komentar